...
....
......
" Aku gadis paling beruntung? Benarkah? "
...........🍃🍃🍃
" Guan Hyung!!!!! " Teriak seorang gadis yang sangat melengking. Betapa ia terkejut melihat Guan yang tak henti memukuli Jihoon yang bahkan wajahnya kini sudah tak berbentuk wajah. Darah dimana-mana.
Woojin, Minhyun, Daniel dan Ong yang sedari tadi memegangi Guanlin pun melepaskannya dan menoleh kearah Rein namun Guanlin tak bergeming, ia masih terus memukul wajah tampan Jihoon.
BBBBRRUUUGGGHHH!!!!!
" Aaakkhhh!!!!" ReinHa tersungkur ke sudut ruangan, kepalanya terbentur ujung meja lampu di pinggir sofa, pipinya memar. Ya, Guanlin memukul Rein dengan tak sadar.
" Rein, Rein.! " Guanlin menghentikan pukulannya pada Jihoon kini ia ada dihadapan sang adik, memegang pundaknya namun dengan cepat Rein menghempas kan tangan Guan, memandang Guan dengan pandangan yang sangat-sangat tak pernah ingin Guan liat.
" Ayo hyung aku obati luka hyung." Ujar Rein berlalu memopong lemah tubuh Jihoon kekamar nya meninggal kan Guanlin dengan wajah menyesal nya.
...
..." Hey sini biar hyung saja yang bersihkan." Jihoon berada dikamar Rein duduk di pinggir ranjangnya.
" Mianhae hyung, gara-gara aku hyung jadi dipukuli seperti ini." Rein terus membersihkan luka Jihoon wajah nya menahan sakit yang sangat namun ia menghiraukan sakit itu. Matanya memanas, ia tak percaya jika Guanlin Hyung yang ia banggakan dapat melakukan hal bodoh.
" Hyung juga minta maaf karena tak bisa menjemput mu tepat waktu ya sayang. " Ujar Jihoon sangat lembut, mengusap wajah memar dipipi manisnya ReinHa. Rein terus menahan tangisnya.
Tok tok tok...
Seseorang yang tinggi, putih dan tampan kini masuk. Ya itu Guanlin yang masih dengan menggunakan baju kemeja putih yang berantakan, terdapat jejak darah di kemejanya jari-jari lengan nya pun luka Rein melihatnya namun berpura-pura mengacuhkan sang hyung.
Namun jauh di lubuk hatinya ia ingin sekali memeluk hyung kesayangan nya ini.
Seolah mengerti dengan isyarat yang di berikan Guanlin, Jihoon pun berdiri dan meninggalkan Guan dan Rein untuk saling bicara karena sejak pagi mereka tak saling bicara.
" Kau tak apa? " Tanya Guan. Namun tak ada jawaban dari Rein. Rein hanya diam memalingkan wajahnya, posisi duduknyapun berubah membelakangi Guanlin.
" Reinha. " Kali ini juga tak ada jawaban.
" Rere kesayangan nya Linlin hyung. " Panggilan itu adalah panggilan yang sangat di sukai Rein.
Sejak kecil ia memang paling dekat dengan Guanlin, baginya Guanlin adalah guru, kakak, pacar, sahabat, bahkan sosok ayah. Ya usia mereka yang tak terlalu jauh, dan sikap Guanlin yang kadang masih menunjukkan sikap Childhood membuat mereka nyambung.
Namun ReinHa masih menahan amarahnya, bagaimana tidak wajahnya terasa sangat sakit sekarang.
" Maafkan Hyung." Ujar Guan memeluk sang adik dari belakang, menyenderkan kepala adiknya tepat di dada bidangnya. " Kau tau hyung sangat mengkhawatirkan mu. Kenapa kau mengabaikan hyung? Aku tak suka saat kau mengabaikan ku." Tambahnya
" Aku? Kapan aku mengabaikan hyung? Bukankah hyung yang mengabaikan ku? "
Guan bingung mendengar jawaban sang adik, ia memutarkan posisi duduk Rein memegang kedua pipi putih sang adik dan menatap mata indah sang adik. " Katakan. Bagaimana aku bisa mengabaikan wajah bidadari secantik ini hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY 11 BROTHER'S √COMPLETE√
Fiksi PenggemarBae ReinHa, gadis 16 tahun yang punya 11 kakak laki-laki dengan segala sifat dan kelakuan yang ajaib dan super duper protekstif. kebayang gak repotnya ? apakah hidup Rein baik-baik saja?