"Woy, kenapa lo? Muka suntuk amat kayaknya?" Sungwoon nyapa Seongwoo yang lagi duduk di kursi kantin sambil minum susu milo nya."Haha biasa, tugas numpuk dikejar deadline juga." bohongnya sambil terus aduk aduk minuman didepannya.
"Tumben nggak sama Danik."
Seketika tubuh Seongwoo negang. Jantungnya yang memompa lebih cepat juga rasa sakit tepat di bagian hatinya waktu dengar nama itu.
Daniel.
Daniel, Kang.
Daniel-nya.
"Lo nggak ada kelas?" Seongwoo alihin pembicaraan dan beruntung Sungwoon memang nggak peka jadi dia nggak peduli soal Seongwoo yang alihin topik pembicaraan seenaknya.
"Habis ini ada, full sampe sore. Gila mau meninggal aja nggak lo jadi gue?"
Seongwoo ketawa. Dia nikmatin banget saat ini, saat dia bisa liat candaan sahabatnya, tawaan sahabatnya, lelucon yang dia buat. Karna Seongwoo tau ini semua nggak akan terjadi lagi dalam waktu dekat ini.
"Heh bengong aja, awas kesambet eh anyway gue ke kelas dulu ya. Bye sayangku." Sungwoon sempetin ngecup pipi kiri Seongwoo yang dibalas tawaan ringan.
Seongwoo masih setia mainin milo nya sambil liatin suasana kantin. Rasanya dia mau nangkap semua yang ada di pengelihatannya saat ini. Dia mau simpan di memorinya, dia tau akan rindu semua ini.
"Kak?"
Suara berat juga bergetar yang terkesan ragu nyapa telinga Seongwoo, dia tau ini suara siapa. Ini jelas suara orang yang dia tunggu tunggu kehadirannya.
Ya, mantan nya.
"Ya?" jawab Seongwoo tanpa noleh.
"Ada waktu?" tanya Daniel yang masih setia berdiri dibelakang Seongwoo.
"Sorry gue buru buru." baru aja Seongwoo bangun dari kursinya dan mau jalan keluar kantin, tangan Daniel cengkram kuat tangan kirinya.
"Aku tau kamu bohong, kak tolong.. kita perlu bicara."
Kedengaran helaan nafas berat sebelum akhirnya yang lebih tua cuma diam dan nurut waktu yang lebih muda tarik dia ke parkiran dan masuk kedalam mobil.
Seongwoo nggak tau mereka akan kemana, apa yang mau Daniel bicarakan, kayak gimana mereka nanti. Seongwoo nggak tau.
Yang pasti dia cuma mau nikmati saat saat kayak gini dulu. Buat yang terakhir kalinya.
☕
Jung Cake and Coffee
2.18 PMSekarang Daniel juga Seongwoo lagi ada di cafe tempat first date mereka. Duduk di meja nomor dua belas, ditemani dua cangkir vanilla latte, sepiring strawberry sponge cake dan sepiring almond cookies.
Tempat yang sama, spot yang sama, menu yang sama, dengan orang yang sama juga perasaan yang masih sama.
"Apa yang mau lo omongin?" tanya Seongwoo to the point setelah menyuapkan sepotong sponge cake didepannya.
"Kak jangan lo-gue, tapi aku-kamu."
"Nggak usah ngatur ngatur, justㅡ buruan bilang apa yang mau lo bilang sebelum gue tinggal?"
"Babe, Daniel sayang kamu. Daniel nggak siap kalau harus putus sama kamu, tinggalin kamu, bersikap seolah kita nggak pernah punya hubungan apa apa." Daniel genggam tangan Seongwoo yang ada diatas meja, sementara Seongwoo cuma diam lalu tatap Daniel tepat di matanya.
"Dengerin gue, ini semua salah Dan. Lo dan gue, kitaㅡ kita salah, nggak seharusnya lo cinta sama gue dan gue juga nggak seharusnya cinta sama lo."
"What's wrong? cinta itu nggak punya rumah, mereka nggak bisa milih hati siapa yang mau singgahi. Termasuk kita kan?" Seongwoo yang dengar balasan Daniel cuma ketawa remeh lalu natap tangannya yang masih setia digenggam Daniel.
"Coba lo bayangin kalo lo nikah sama gue. Lo nggak selamanya bakal bahagia, lo nggak bisa punya anak, kasih orang tua lo cucu, liat punya jagoan kecilㅡ lo nggak bisa,"
"Lo bukan hidup di dalam novel karangan lo sendiri yang dengan gampangnya lo tentuin alur hidup lo. Lo juga bukan hidup di dalam Fanfiction yang kalau lo nikahin gue tiba tiba turun mukjizat kalau gue punya rahim. Semuanya sulit buat saat ini Dan."
Seongwoo nangis dalam diam, dia tundukin kepalanya dalam dalam sambil memutar ulang memori kisah cintanya sama Daniel.
"Gue bisa hidup sama lo selamanya aja gue udah bahagia. I don't want a baby, aku cuma mau kakak ada disampingku. That's it."
"Cinta itu cuma permainan Dan, don't trust anyone, don't love too much and don't think everything is easy or you'll lost."
"Kakㅡ"
"Bisa gue pergi?"
Belum sempat Daniel jawab, dia udah majuin badannya untuk buat bibirnya juga bibir orang didepannya ini bersatu.
Cuma kecupan sayang yang sirat akan kesedihan yang bisa Seongwoo rasain.
Tapi tiba tiba yang lebih tua narik dirinya dan natap orang didepannya dengan mata yang berkilat marah.
"Bajingan."
Dan siraman segelas vanilla latte yang sudah dingin diatas kemeja biru laut Daniel jadi penutup hari ini.
🍓
kolom ngatain author.
:((
sowwy but aku suka membuat kalian marah marah :(
KAMU SEDANG MEMBACA
suave.
Short Story[ discontinued ] ✧; about relationship between kang daniel and ong seongwoo. higgest rank #11 #9 #7 #4 on short story