bab 12

28 1 0
                                    

Suara tawa, suara perbincangan yang tampak serius kini mulai terdengar. Suara tersebut berasal dari sebuah ruangan yang terdapat di sebelah ruang dapur, sekaligus ruang makan. Yap! ruangan itu adalah ruang kamar seorang gadis bernama Riana. Jam telah menunjukkan pk 14. 15. Saatnya kerja kelompok berhenti sejenak. Riana dan beberapa teman sekolahnya memutuskan untuk keluar dari kamar Riana sambil beristirahat.

~ Ruang Keluarga ~

Riana dan teman - temannya memilih ruangan yang berada di tengah. Ruangan itu berada di depan ruangan makan. Di sana biasa digunakan untuk bersantai, sekaligus berbincang bersama anggota keluarga, atau hanya sekedar bermain bersama anak kecil, yang biasa berumur 0- 5 tahun. Yap! benar sekali ruang keluarga, ruangan itu, memang cocok di gunakan sebagai tempat bersantai. Mereka pun duduk di sebuah sofa merah. Sejak tadi memang sedang santai duduk di ruangan tersebut. Dia kini sedang memainkan hpnya.
" Ri, kamu belajar masak dari mana??'' Tanya Zakira
" dari kelas 6 aku udah diajari masak sama mamaku, ya dari umur 12 tahun" kata Riana
" oh" kata Zakira
" Ri, besok kita ikut ulangan IPA gak" kata Christo
" aku gak tahu to, kamu belajar aja, jaga - jaga sapa tahu, sapa tahu kita ikut ulangan" kata Riana
" OK " kata christo
" eh, IPA ulangan kan besok?" Tanya Abraham
" iya terus kenapa??" jawab Rotua
" yang mana" kata Abraham
" yang organ ekresi itu gak sih ro" kata Louisa
" iya kok Lou" kata Rotua
" oh yang itu" kata Abraham
" kamu lupa apa gimana sih bram" kata Riana
" lupa Ri" kata Abraham
" oh lupa, untung kamu nanya di sini, kalau di grup, malah di jawab aneh aneh" kata Rotua
" ya juga sih, iya kalau di grup kadang kadang nanya ini, malah di jawabnya hal yang lain" kata Zakira
" iya ta, masak sih kita bahas pelajaran, atau tanya caranya jawab soal matematika yang caranya kita tidak tahu, malah jawab yang lain" kata Riana
" iya Ri, kadang bisa bikin kita kesel" kata Rotua
" mungkin, untuk bercandaan aja kali" kata Riana
" untuk bercandaan, untuk apa??" Tanya Rotua
" ya ampun Rot, ya untuk mengurangi rasa stres kita" kata Abraham
" ya juga sih, tapi kadang suka bikin kesal tau" kata Rotua
" jangan dianggap serius Rot, kalau kamu nanya kayak gitu, dan dijawabnya malah jawabanya yang bikin kesel, mending kamu tanya yang lain, yang lebih jelas" kata Riana
" OK" kata Rotua
" Eh, besok ada pr gak?" Tanya Zakira
" gak ada Kayaknya" kata Abraham
" beneran ta" kata Riana
" yaelah Ri, masak aku bohong" kata Abraham
" bukan aku nuduh kamu bohong ya, aku hanya memastikan saja" kata Riana
" iya nanti kamu bilang gak ada pr, malah ternyata ada pr" kata Zakira
" iya tadi aku udah nanya ada pr apa gak, malah di jawab enggak sama Aldo" kata Abraham
" oh gitu, yaudah deh aku percaya" kata Riana
" dek, kakak masuk kamar dulu ya" kata Risky
" iya kak" kata Riana
Risky pun bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar tidurnya yang berada di sebelah kanan sebuah meja berwarna merah maroon.
" eh, latihan lagi yuk" kata Louisa
" nanti aja napa, lou" kata Christo
" iya Lou, nanti aja, kita masih capek" kata Zakira
" capek, apanya, orang cuman latihan kayak gini aja kok" kata Riana
" capek lah Ri, aku capek banget" kata Christo
" yaudah kalau misalnya besok udah di print, sama di foto copy, kalian harus hafalin ya" kata Louisa
" beres deh lou" kata Christo
" beneran loh ya, kalau enggak kalian ta..." kata Louisa
Louisa belum menyelesaikan perkataanya. Tapi seorang pria yang bernama Christo, sudah mengetahui kata - kata ancaman yang biasa dilontarkan oleh Louisa.
" mau apain di tinju" kata Christo
" ya ampun, Lou, bisa gak sehari gak ngancam, kita semua janji kita bakalan menghafal semua naskah itu" kata Rotua
" iya lou" kata Riana
" yaudah kalau gitu" kata Louisa
" kalian gak pulang" kata Riana
" Giman mau pulang, kalau belum di jemput Ri" kata Aaron
" ya juga sih" kata Riana
Tiba - tiba saja mobil, dan beberapa motor terparkir di depan pagar rumah Riana
" Ri, itu kayaknya aku udah di jemput tuh" kata Rotua
" oh yaudah, kalian Aaron, Abraham, William, Christo" kata Riana
" ya kayaknya aku juga udah di jemput" kata Aaron
" kayaknya aku juga udah" kata William
" aku juga udah kok Ri" Kata Abraham
"aku juga udah kok Ri" kata Christo
" yaudah deh, kalian boleh pulang" kata Riana
" iya ri" kata Aaron dan Christo bersamaan
Riana, Christo, Abraham, William, & Aaron pun berjalan menuju pintu rumah Riana, lalu Riana membuka pintu itu, lalu mereka pun keluar. Tak lupa Christo, Aaron, William, dan Abraham membawa tas mereka masing - masing.
~ depan pagar rumah~
Sesampainya di depan pagar rumah Riana, Riana langsung membuka gembok pintu rumah itu.
Lalu dia membuka pintu pagar tersebut.
" Ri, kita pulang dulu ya" kata Aaron,
" iya Ri, kita juga" kata Abraham dan Christo dengan serempak
" aku juga ya Ri" kata William
" iya" kata Riana
Lalu mereka pun menaiki kendaraan mereka masing - masing. Setelah beberapa mobil dan motor pergi. Riana masuk, lalu mengunci pintu pagarnya dengan gembok.
Setelah mengunci pintu pagarnya, Riana pun masuk kerumahnya.
" Gimana Ri, mereka udah pulang" kata Louisa
" udah kok Lou" kata Riana sambil menutup pintu
" tenang deh hidup kita" kata Louisa
" kok tenang, bukanya sepi" kata Riana
" ya sih, tapi gak ada yang ngusilin kita kan kalau gak ada mereka" kata louisa
" oh iya Ri, kakak kamu ngapain di kamar" kata Louisa
" ya mana aku tahu" kata Riana
" ngapain nanya kakaknya Riana hayo" kata Rotua
" iya ngapain" kata Zakira
" hayo ngapain" kata Nina
" gak ngapain, aku itu cuman nanya aja" kata Louisa
" yang benar cuman nanya aja" kata Riana
" ya ampun benar lah" kata Louisa
" jujur ya Lou, kalau kamu suka sama kakakku" kata Riana
" aku mau jujur asal, kamu jangan beri tahu sapa sapa" kata Louisa
" iya gak gak" kata Riana
" iya aku suka banget sama kakak, mukanya itu mirip artis korea" kata Louisa
" waktu itu katanya mirip Charlie Puth" kata Riana
" iya nih kamu ini gimana" kata Rotua
" gak, setelah aku pikir pikir kayak biasku" kata Louisa
" ya ampun Louisa, please deh, kakakku itu gak mirip artis korea, malah mirip binatang kesukaanku, kucing garong " kata Riana
" ye, itu kan menurut kamu" kata Louisa
" yaudah deh, terserah" kata Riana pasrah
" udah ganteng, udah gitu jago main basket kan Ri" kata Louisa
" iya, terus" kata Riana
" jago main basket, kata kamu jago masak kan'' kata Louisa
" iya lou" kata Riana
" pokoknya cowok indamanku deh" kata Louisa
" oh gitu" kata Riana
" kamu lagi sakit ta" kata Rotua
" sapa aku Rot" kata Riana
" bukan kamu, kakak kamu, ya kamu kalau bukan kamu sapa lagi" kata Rotua
" iya agak gak enak badan aja" kata Riana
" kapan baru ketahuan kalau kamu sakit" kata Rotua
" sabtu 2 minggu lalu" kata Riana
" oh gitu" kata Rotua
" kamu kenapa paksain buat latihan" kata Zakira
" aku udah bilang bu Isti, sama kak Arya, katanya kalau kuat ya latihan kalau enggak tinggal bilang aja biar diantarin ke uks sama mantan aku" kata Riana
" mantan maksudmu" kata Nina
" ya ampun Nin, Carolus"kata louisa
" lah, kalau gitu kamu susah move on dong Ri" kata Rotua
'' itu sih dulu, waktu aku masih pacaran sama dia, gak tahu kalau sekarang" kata Riana
" Ooh gitu Ri" kata Zakira
" gws ya, oh iya semangat juga katanya team basket sekolah kita mau ikut lomba team basket" kata Rotua
" makanya meskipun kamu sakit, kamu paksain ikut latihan basket " kata Zakira
" iya makasih" kata Riana
" sama sama " kata Zakira
Tiba - tiba saja ada suara yang berasal dari pintu pagar Riana. Suara itu seperti ini, " permisi" Riana pun bangkit berdiri lalu membuka pintu, lalu keluar dari rumahnya. Sesampainya Riana di sana, Riana pun mengambil kunci yang berada di saku piyamanya, Lalu membukanya
" permisi apa benar ini rumahnya Riana" kata orang itu, yang ternyata bernama ibu Anna
" iya bu, benar, ada apa ya ibu kesini" kata Riana
" oh begitu, bisa minta tolong panggilkan Nina, saya ibunya Nina, saya kesini mau jemput Nina''kata bu Anna
" iya bu, sebentar ya" kata Riana
Riana pun berjalan menuju pintu rumahnya. Lalu dia pun masuk dan memanggil Nina. lalu setelah itu, Nina dan Riana pun pergi. Tak lupa nina pergi dengan membawa tasnya. Setelah itu dia pun pulang. Riana pun masuk ke rumahnya. Lalu Riana duduk di sebuah sofa merah panjang, dia duduk tepat di sebelah kanan Louisa.

Berawal dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang