Side Story #1

3.4K 343 6
                                    


#AUTHOR'S POV#


Setelah Earth pulang dari rumah Sun, ia mengayuhkan sepedanya dengan cepat ke suatu tempat. Ia sangat khawatir dengan seseorang yang akan ditemuinya. Cho. Adiknya.

Setelah sampai di tempat yang ditujunya, rumah sakit, ia langsung menghambur masuk. Ia pergi ke resepsionis untuk menanyakan kamar adiknya. Kemudian ia bergegas menuju ruang yang ditunjukkan.

"Cho..." Earth sangat khawatir. Ia memeluk adik tersayangnya itu.

"Nggak papa kok P'... Cho baik-baik saja. Maafkan Cho, P'..." Cho melepaskan pelukan kakaknya itu.

Earth memegang tangan adiknya yang diperban. "Lagi?" ia menatap tajam adiknya itu.

"Maafkan aku, P'..." ia menangis.

"Bukankah kau sudah berjanji pada kakak untuk tidak mengiris nadimu lagi?"

"Aku...aku..." ia masih terisak.

"Cho...kau bisa menceritakannya pada kakak kalau kau mau. Heum?"

Cho mengangguk pelan.

"Tidak harus sekarang. Kakak juga tidak akan menyalahkanmu." Earth menenangkan adiknya. "Kakak akan selalu mendukungmu apa pun yang terjadi, selama kau tidak terluka. Heum?" Cho hanya mengangguk pelan. Tak bisa berkata-kata. Ia sangat bersyukur memiliki kakak yang baik seperti Earth. Kakak satu-satunya yang menerimanya.

Saat itu Earth terkejut ketika Cho mengatakan bahwa Cho menyukai Nick, teman bermain basketnya itu. Earth tak tahu harus bagaimana setelah mengetahui bahwa adiknya itu gay. Ia hanya diam tak berkata apa pun sampai akhirnya, keesokan harinya, Cho ditemukan pingsan di kamarnya dengan darah yang keluar dari nadinya yang teriris. Untungnya ia bisa melewati masa kritisnya dan tidak mati. Earth sangat bersyukur karena itu. Ia tidak tahu kalau adiknya sangat sensitif karena hal itu.

Setelah Cho pulih, ia kembali ke rumah bersama kakaknya. Di sana ada Nick yang menunggunya. Cho menemui Nick, sementara Earth masuk ke rumah dan membiarkan mereka berbicara di taman depan rumah.

"Cho..." Nick membuka pembicaraan.

Cho menghela nafas dan menatap Nick kecewa.

"Aku...maafkan aku, Cho. Aku tidak tahu kalau..."

"Tidak apa-apa, P'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak apa-apa, P'..." Cho segera memotong perkataan Nick.

"Aku tidak tahu kalau selama ini kamu menderita karenaku. Aku memang patut disalahkan."

"Mungkin karena aku terlalu mencintaimu, P'. Dan...cinta yang seperti ini bukanlah cinta yang abadi. Kurasa begitu. Setelah aku tahu bahwa kau menjalin hubungan dengan teman perempuan sekelasmu, aku sadar bahwa aku dulu hanya memaksamu. Tidak, mungkin P'Earth dulu terlalu memaksamu sehingga mau tidak mau kau harus menerimaku. Tapi...aku tahu bahwa aku tidak seharusnya begitu. Yang namanya cinta tidak ada paksaan di dalamnya. Jadi mungkin dengan mengakhiri hidupku, kau tidak akan terluka karenaku, dan tetap bisa berhubungan baik dengan perempuanmu itu." Cho berdiri.

"Cho..." Nick menghentikan langkah Cho yang hendak pergi.

"Tidak apa-apa, P'. Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mencoba bunuh diri lagi."

Hingga Cho tak kuat menahan air matanya, ia menggigit bibir bawahnya dan berlari masuk ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga Cho tak kuat menahan air matanya, ia menggigit bibir bawahnya dan berlari masuk ke kamarnya.

Tidak apa-apa, Cho. Semua akan baik-baik saja.

Tapi baginya, frasa 'tidak apa-apa' dan 'aku baik-baik saja', sebenarnya berarti bahwa ia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Cho mengunci kamarnya. Earth dan Nick mengetuk-ngetuk kamarnya khawatir. Hingga Cho berteriak keras untuk meyakinkan mereka, "Tenang saja P' Earth, P' Nick... Aku tidak akan melukai diriku lagi. Di dalam sini tidak ada pisau. Aku akan baik-baik saja." mendengar itu mereka sedikit lega.

Tapi Cho tersenyum hambar dan mengeluarkan beberapa obat di lacinya. Ia bergumam, "Tapi di sini ada digoksin." ia kemudian terisak.

" ia kemudian terisak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Lovely Pianist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang