Aku berada di kamar Earth. Ruangannya...sangat luas. Saking luasnya, mungkin aku bisa bermain sepak bola di sini. Ah ya, aku lupa, aku tidak suka bermain bola.
Aku duduk di ruang belajarnya. Menyiapkan beberapa materi. Ia kembali dan membawakan beberapa jus jeruk.
"Apa yang akan kita pelajari hari ini?" tanyanya.
Aku mulai membuka beberapa materi. "Kulihat kau lemah di matematika."
"Baik. Jus-nya aku taruh di sini." ia melangkah dan duduk di sampingku.
"Kita mulai dari yang paling mudah dulu. Persamaan linear. Kau tahu kan bagaimana caranya menyelesaikan ini? 3x + 4 = 10."
"Tentu. Empat belas per tiga. Itu kan jawabannya?" ia sok menghitung, padahal jawabannya...
"Salah."
"Ao, bagaimana bisa?" Earth nyengir.
"3x + 4 = 10, kalau 4 pindah ruas ke kanan, maka akan berubah tanda, dari positif menjadi negatif. Karena itu artinya, kita akan mengenolkan empat, jadi empat harus dikurangi dengan empat. Dengan itu, sepuluh juga harus dikurangi dengan empat. Jadi di baris ke dua dapat ditulis, 3x = 6. Kau paham?"
Ia menggaruk tengkuknya. Aku tak yakin dia paham.
"Jadi...pokoknya kalau positif di sini akan berubah menjadi negatif di sini?" ia mulai mencerna perkataanku. Kurasa dia paham.
"Ya. Dan selanjutnya, kita harus mencari nilai x dengan membagi 6 dengan 3. Jadi ketemulah nilai x = 2. Bagaimana?"
"Oke, aku paham. Lanjut, lanjut..."
"Baik, kita akan lanjut ke persamaan linear yang dua variabel. Misalkan ada contoh..."
"P' Earth..." ada seseorang yang memotong pembicaraanku dari pintu kamar. Seorang anak laki-laki.
Earth menoleh ke arah pintu. Ia tersenyum. "Kenapa?"
Anak itu kemudian masuk dan duduk di samping Earth. "P', dia siapa?" tanyanya.
"Teman kakak. P' Sun namanya." ia mencubit pipi anak itu gemas. "Oh iya, ini Cho, adikku."
"Halo P' Sun..." sapanya.
"Ah, iya, halo..." aku membalasnya.
"P' Earth...kau tahu, P' Nick tidak menghubungiku lagi...kenapa ya dengan dia?" ia memandang kakaknya gusar.
"Ao, kenapa tanya kakak? Kan kamu yang sering berhubungan dengannya. Kakak kan hanya temannya bermain basket." Earth mengacak rambut adiknya. Imutnya.
"Nick? Temanku satu kelas? Ketua kelasku?" tanyaku pada Earth.
"Iya, dia di kelas A sama sepertimu. Tapi aku tak tahu kalau dia ketua kelas. Cho, kenapa kamu tak tunjukkan fotonya kepada P' Sun?"
"Ah, iya, ini P' Sun fotonya..."
Aku sedikit terkejut. Ternyata benar, dia Nick, teman sekelasku sekaligus ketua kelas. Ada hubungan apa dengan adiknya Earth?
"Ah, iya, ini memang dia..."
"P' Sun kenal? Tolong katakan padanya untuk menghubungiku ya ya yaaa..."
"Hah?" aku tak paham maksudnya. "Emm, kau dekat dengannya?" tanyaku penasaran.
"Tentu saja, P'.. Dia pacarku.."
A..apa?? Aku melongo tak percaya. Nick? Dia dengan Cho, adiknya Earth? Bagaimana bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Pianist [END]
Roman pour Adolescents"Kenapa kau terus menatapku?" "Tidak, aku tidak menatapmu, untuk apa aku menatapmu..." "Benarkah?" "Be..be..be..benar..." "Lalu kenapa kau gugup? Kau menyukaiku? Kau gay?" *** Hai halooo, ini adalah cerita terbaru KevNamja...yeay! Jangan lupa vote...