Dua puluh lima hari telah berlalu. Dan sampai saat ini, Cho belum juga sadarkan diri. Menurut informasi yang aku ketahui, Cho menelan obat jantung sehingga mengakibatkan jantungnya bermasalah. Selama ini ia dalam fase kritis. Entahlah kapan ia akan bangun. Poor Cho!
Besok adalah hari keberangkatanku ke Bangkok untuk melaksanakan OSN. Ternyata, OSN dan pertandingan basketnya Earth merupakan satu rangkaian acara. Jadi kami berangkat bersama ke sana. Aku yang merupakan satu-satunya perwakilan OSN, akan menginap di hotel bersama para pemain basket. Ya, Tentunya ada Earth dan Nick di sana. Mama pun masuk ke dalam kamarku saat aku mengepak pakaian dan barang-barangku.
"Sun..." mama masuk dan duduk di kursi belajarku. Aku pun menghentikan kegiatanku dan duduk di kasur menghadap mama.
"Kenapa? Pasti mama akan rindu padaku karena akan aku tinggal beberapa hari ke Bangkok, iya kan?" aku mencibirnya.
Mama menggelengkan kepalanya. "Mama ingin bicara sesuatu sama kamu." nada bicara mama menjadi serius. Ada apa?
"Emm, tidak apa, Ma, Sun akan baik-baik saja, kok. Di sana nanti ada Earth dan Nick juga. Jadi mama nggak usah khawatir." jelasku. Aku pikir mama khawatir padaku.
"Tidak, Sun. Bukan itu. Ini tentangmu dan...Earth." aku tercekat. Menelan ludah pahit.
"Mama tidak perlu memikirkannya. Sun tidak akan melakukan hal yang mama..."
"Tidak, Sun..." potong mama. "Mama selama ini berpikir tentang hal itu." mama menghela napas.
"Mama lihat keadaan Cho, bagaimana ia bisa menjadi seperti itu sekarang. Mama juga banyak berbicara dengan mamanya Earth." mama menghentikan ucapannya."Mama..."
"Mama tahu, kamu anak mama satu-satunya. Kamu juga kehilangan papamu saat masih kecil. Mama selama ini juga sibuk dengan pekerjaan. Mama sadar, sangat sulit bagimu selama ini." mama meneteskan air matanya.
"Sun...kamu tumbuh dengan sangat baik." mama mengelus rambutku. "Kamu menjadi jenius, pintar, di kelas. Unggul dari teman-temanmu. Kamu juga berperilaku baik selama ini. Maafkan mama, Sun. Mama kurang memperhatikanmu. Mama terlalu sibuk dengan dunia mama sendiri.""Tidak, Ma..." aku memeluknya.
"Mama telah melakukan yang terbaik untuk Sun. Mama sangat menyayangi Sun." aku melepas pelukannya dan menghela napas panjang.
"Mama ingat saat kecil aku suka sekali bermain piano, tapi tiba-tiba aku menghentikannya? Mama tidak memaksaku. Mama tidak memaksaku untuk harus menjadi musisi seperti almarhum papa. Mama memberikanku pilihan. Dan aku memilih ini. Aku bisa membuktikan bahwa aku bisa berhasil di bidang lain." aku tersenyum."Lalu tentang hubunganmu dengan Earth..."
"Mama tidak perlu memikirkannya."
"Mama tahu kalau kamu mencintai Earth, iya kan? Mama lihat sekarang kamu sering bermain piano lagi. Bersamanya. Kamu juga telah berubah. Anak mama yang dulu sangat tertutup dan tidak mau berteman dengan orang, tapi dengan Earth kamu berubah."
Aku hanya menghela napas.
"Mama telah lama memikirkan ini." ada jeda sejenak di perkataannya. "Apa pun yang terjadi nanti, apakah kau akan bersama Earth atau orang lain, mama akan selalu mendukungmu. Selama itu untuk kebahagianmu, Sun. Kamu adalah hadiah terbesar dari Tuhan untuk mama. Melihatmu tumbuh dengan baik, menjadi berprestasi di kelas, itu sudah cukup." ada jeda sejenak. "Jika dibutuhkan, mama hanya ingin mengatakan bahwa mama merestui hubungan kalian." mama tersenyum.
Aku meneteskan air mata. Entah kenapa. Bukan karena sedih. Tapi karena aku sangat senang sekali.
"Mama..." aku memeluknya. "Terima kasih. Mama adalah mama yang terbaik di dunia. Aku sayang mama."
"Mama juga sayang sama kamu. Baik-baik ya di sana. Dan jangan lupa, bawa piala ke rumah." mama mengeratkan pelukannya.
Aku sangat bersyukur. Hanya sampai ini, aku benar-benar berterima kasih. Karena mama telah menerima dan merestuiku.
********************
Hai halooo :)
Maafkan Kev yang lamaaaaa banget gak update cerita ini. Ada beberapa chapter di draft sih sebenarnya. Tapi aku lagi males buat ngedit. Hehehe.
Hoiya, hari ini hari pertamaku kuliah di semester 3, yeaaaayyy. Wkwkwk.
Semangat buat kalian semua yang masih studi maupun yang udah kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Pianist [END]
Fiksi Remaja"Kenapa kau terus menatapku?" "Tidak, aku tidak menatapmu, untuk apa aku menatapmu..." "Benarkah?" "Be..be..be..benar..." "Lalu kenapa kau gugup? Kau menyukaiku? Kau gay?" *** Hai halooo, ini adalah cerita terbaru KevNamja...yeay! Jangan lupa vote...