"Kenapa kau terus menatapku?"
"Tidak, aku tidak menatapmu, untuk apa aku menatapmu..."
"Benarkah?"
"Be..be..be..benar..."
"Lalu kenapa kau gugup? Kau menyukaiku? Kau gay?"
***
Hai halooo, ini adalah cerita terbaru KevNamja...yeay!
Jangan lupa vote...
Setelah Earth bermain piano, ia hendak pulang. Tapi mama mencegahnya.
"Sudah malam, Earth. Sekali-kali nginep di sini, ya?" mama tersenyum padanya.
"Tapi, tante..."
"Besok kan minggu. Kamu bisa izin ke orang tua kamu, kan? Bawa HP?"
"I..iya, tante."
"Ma...Earth kan harus..." aku mencoba membantu Earth bicara.
"Mama maksa. Sekarang udah malam. Dan kasihan kalau Earth pulang sendirian."
Mama sudah bersabda. Tak ada yang bisa menentangnya.
"Kamu bisa berbagi kamar dengan Earth kan sayang? Kasihan Earth kalau harus tidur di sofa." mama membereskan makanan dan berlalu ke kamarnya.
"I..iya, Ma." aku mengajak Earth masuk ke kamarku.
Canggung.
Sangat.
Aku tak tahu harus berkata apa.
Ah, aku ingat, aku harus menanyakan Cho. Kemarin Earth buru-buru karena adiknya itu, kan?
"Earth...apa kemarin adikmu baik-baik saja?"
Ia tak menjawab. Lalu ia mendekat ke arahku. "Ya."
"Beberapa hari yang lalu aku melihat Nick bersama teman perempuan sekelasku. Sebelum aku tahu Nick dan Cho dekat, aku pikir mereka pacaran. Tapi...kulihat mereka kemarin bertengkar. Apa terjadi sesuatu?" tanyaku penasaran.
"Sebenarnya..." ia menggantungkan kalimatnya. Lalu ia duduk di kasur. Di sebelahku. Ia melanjutkan, "Cho hampir bunuh diri."
"Hah?" aku terkejut tak paham.
"Cho depresi karena menyukai Nick. Pada awal ia menyukai Nick, aku kecewa. Tapi setelah ia mengiris nadinya hingga ia tak sadarkan diri, aku tahu bahwa ia sungguh-sungguh. Aku pun meminta bantuan Nick."
"Berarti Nick tidak benar-benar menyukai Cho?"
"Aku memaksanya. Dan ia mungkin prihatin juga dengan kondisi adikku. Jadi ia mau menjalin hubungan dengan Cho." Earth menjelaskan.
"Lalu yang terjadi kemarin?"
"Cho mengetahui hubungan Nick dengan teman perempuan sekelasmu itu. Ia juga tahu kalau aku memaksa Nick untuk menjalin hubungan dengannya."
"Lalu ia mencoba mengiris nadinya lagi?"
"Seperti yang kau ketahui."
"Lalu bagaimana perasaanmu pada adikmu?"
Ia menatapku.
"Maksudmu?"
"Perasaanmu terhadap orang seperti adikmu. Kau paham maksudku, kan?" aku menjelaskan.
"Awalnya aku pasti kecewa. Tapi kemudian aku sadar..."
Ia menghela napas.
"Cinta bukanlah sesuatu yang dapat diatur. Ia muncul dengan sendirinya."
"Apa maksud kamu, Earth?" aku tak paham apa yang ia katakan.
"Cho yang mencintai Nick, tidak bisa diatur. Meskipun sama-sama laki-laki, tak ada satu pun hal yang dapat mengatur cinta. Norma adalah pandangan saja. Cinta Cho pada Nick muncul dengan sendirinya. Secara alami." Earth tersenyum hangat.
Aku tak menyangka Earth dapat mengatakan hal demikian. Ia memang bodoh dalam matematia, tapi ia sangat memesona jika membahas hal demikian. Bijaksana.
"Lalu Earth...bolehkah sekarang kita membicarakan sesuatu di antara kita?" aku ingin meluruskan. Aku harus mendapatkan kejelasan.
"Sesuatu seperti apa?" ia terlihat antusias dan mendekat ke arahku.
"Mundur!" aku menunjuknya dengan jari telujuk untuk mundur.
"Baiklah. Jadi?"
"Earth...aku hanya ingin meluruskan ini. Aku tak ingin kau salah paham. Aku juga ingin mendapatkan kejelasan."
"Iya. Lalu?"
"Earth...sepertinya aku...aku..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau menyukaiku?" potongnya.
Aku menggigit bibir bawahku.
"K..kau sudah tahu?" aku tergagap.
Ia tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa aku tidak bisa tahu, karena aku juga menyukaimu, Sun."