Selamat hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin 🙏Terimakasih teman-teman yang bersedia baca go-jack in love dan memberikan vote serta komentar
Antusias kalian buat aku semangat untuk melanjutkan lapak ini 😆
Makasih ya!Btw, happy reading..
Ku tunggu komentarnya ❤***
Akibat cukup lama berdebat dengan abang ojek yang mengaku bernama Jumardi, Adel baru dapat menginjakkan kaki di rumahnya pada pukul delapan malam. Bahkan saat sudah sampai di depan pagar rumahnya, Jumardi masih sempat menimbulkan perdebatan kecil di antara mereka.
Biasanya Adel selalu membayar ojek online dengan saldo yang ia isi setiap bulan. Akan tetapi, kebetulan bulan ini ia belum sempat mengisi saldo dan sisa saldonya baru saja habis kemarin saat terakhir kali ia memesan makanan. Saat Adel hendak memberikan uang tunai kepada Jumardi karena telah mengantarnya malam ini, lagi-lagi pria itu menolak untuk dibayar seperti dulu saat pertama kali mereka bertemu.
Jumardi mendorong pelan tangan Adel yang menyodorkan uang."Enggak perlu bayar, Mbak. Saya ikhlas kok."
"Kalau lo nolak uang ini, besok-besok lo beneran gue cancel."
Untuk beberapa saat Jumardi tampak ragu melihat uang sepuluh ribuan ditangan Adel.
"Cepetan," ucap Adel mulai tidak sabar.
"Kalau saya terima uangnya,Mbak Adel mau jadi pelanggan tetap saya?"
Mendengar itu Adel sontak menarik tangannya menjauh saat Jumardi baru saja hendak mengambil alih uang dari tangannya.
"Eh, kenapa jadi lo yang buat peraturan?"
Jumardi terkekeh. "Gimana? Jadinya saya harus terima uang Mbak atau enggak?"
"Jadi atau enggak, lo akan tetep seenaknya muncul, kan? Gue masih heran kenapa bisa lo yang selalu dateng di saat ada banyak banget abang ojek di Indonesia," Adel menyipitkan kedua matanya. "Sebenernya lo siapa?"
"Jodohnya Mbak Adel," Jumardi tersenyum polos memperlihatkan lesung di pipi kanannya.
Adel menghela nafas lelah. Ia sudah menduga, berbicara dengan Jumardi tidak akan pernah mendapatkan jawaban berfaedah. Tetapi, melihat senyum dan tatapan tak bersalah Jumardi membuat Adel mengurungkan niatnya untuk marah.
Mungkin dia memang suka bercanda, pikir Adel menenangkan emosinya.
Menjadi pribadi yang mudah marah bukan hal yang terpuji. Mungkin seharusnya Adel tidak perlu terlalu serius menanggapi setiap ucapan Jumardi. Toh, pria aneh itu hanya ingin menggodanya. Bukan hanya dia, mungkin Jumardi memang senang menggoda setiap pelanggannya.
Karena tidak ingin melanjutkan perdebatan, Adel meraih tangan kanan Jumardi dan menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan.
"Terima, gue akan merasa bersalah kalau lo nolak uang ini."
"Kalau nolak perasaan saya, Mbak Adel merasa bersalah juga nggak?" tanya Jumardi masih dengan kilatan jahil di kedua matanya.
Adel hanya memutar bola matanya malas sebagai jawaban pertanyaan konyol Jumardi. Tanpa membuang waktu lagi, Adel berusaha mengabaikan tatapan Jumardi yang terus memperhatikannya mengunci pagar rumah. Ingin rasanya Adel menegur Jumardi untuk segera pergi dibanding terus menatapnya seperti itu, tetapi Adel mengurungkan niat karena ia takut Jumardi akan besar kepala mengetahui tatapannya berhasil mengusik kenyamanan Adel.
Setelah memastikan pagar terkunci dengan benar, Adel dengan cepat berbalik dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah tanpa menoleh sedikitpun ke belakang tempat Jumardi berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Titik, Ya?
Romance[PROSES PENERBITAN] "Setahu gue ada banyak banget abang ojek online di Indonesia. Kenapa selalu lo yang muncul? Sebenernya lo siapa?" "Jodohnya Mbak Adel, hehe.." *** Bagaimana jika kamu tidak sengaja memesan ojek online dan mendapatkan driver yang...