Rumit

85.6K 11.8K 1.4K
                                        


Makasih banyak ya yang sudah kasih bintang dan ramein komentar hehe aku senang ❤️🙏🏻

Jangan lupa follow ig: @stefictions

Happy reading ditunggu bintang dan komentarnya ❤️❤️❤️

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

George menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Apalagi sekarang?"

Cecilia yang duduk berdampingan dengan George menopangkan tangan. "Ternyata gini bentukan Kak Chello kalau lagi galau."

Keduanya menggelengkan kepala bersamaan menonton Jack khusyuk menggerakkan tongkat pel dengan bersemangat.

"Mending lo ke apartemen gue bersih-bersih," usul George.

Mendengar itu Jack berhenti melakukan kegiatannya. Jack menoleh menatap serius George.

"Sekarang?"

George menggelengkan kepala tak percaya, "Sakit ini orang."

"Sakit hati memang bikin yang udah bego tambah bego," Cecilia bersidekap, "Lagian bego banget ngajakin ketemuan malah bilang gitu, Kak Chello ternyata payah banget baca timming."

Jack mengarahkan tongkat pel pada Cecilia, "Bocah dilarang komentar."

"Boleh, bocahnya lebih pinter dari pada lo soalnya," bela George membuat Jack membelalak tidak terima.

"Waktu Kak Chello bilang gitu, respon dia gimana?"

Jack menatap Cecillia cukup lama sebelum akhirnya menghela nafas lelah, "Biasa aja."

"Biasa versi lo itu kayak gimana?" George memijat pelipisnya, "Dari dulu gue selalu bilang lo manusia paling enggak peka yang pernah gue kenal. Mending enggak usah cinta-cintaan."

"Dih," Cecillia menatap tidak suka, "Hidup tanpa cinta itu bagai taman tak berbunga!"

Kening George berkerut, "Dangdut banget lo."

"Memang," Cecillia beralih pada Jack, "Kak Chello udah jelasin ke dia belum, sih, kalau kita cuma sepupuan?"

Jack menggeleng.

"Tolol," komentar Gorge menirukan gaya Deddy Corbuzier.

Cecillia menatap prihatin kakak sepupunya, "Ternyata Kak Chello cuma pinter di otak aja tapi hatinya be..o..de..o..ha."

"Bodoh!" George menimpali masih dengan gaya yang sama.

"Kenapa memangnya?" Jack tidak terima, "Lagian gue bilang atau enggak dia pasti enggak peduli juga. Dia aja menjauh cuma karena ucapan gue waktu itu."

"Gue heran," George mendengus, "Perasaan dulu lo tipe orang yang asal gas tanpa mikir ini itu dulu. Tapi sekarang lo mulai kendor, mau nge-gas aja mikirnya berabad-abad."

Cecillia mengangguk setuju.

"Padahal kalau dipikir-pikir misal Adel memang enggak ada perasaan apapun sama lo atau dia terganggu sama ucapan lo, harusnya udah dari dulu!" George meremas tangannya sendiri menahan gemas, "Lo sadar enggak dari dulu lo udah nge-gas?"

Jack jadi terdiam merenungi ucapan George.

"Kalau cewek tiba-tiba jutek pasti dia lagi sembunyiin sesuatu," timpal Cecillia, "Mungkin dia kesel lo pepet terus tapi enggak ada kepastian sama sekali. Malah disuruh lupain pula, hadeh.."

"Gue jadi Adel, sih, udah dari lama pergi. Males sama cowok enggak jelas, buang-buang waktu," ucap George.

"Lo juga cowok enggak jelas. Kalian berdua itu sama sepaket!" celetuk Cecillia langsung mendapat tatapan protes George.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang