Till i make you mine

90K 12.2K 1.7K
                                    

Demi apa aku terkagum-kagum wkwk
Beneran rame loh padahal baru 22 jam update 🤣

HADIAHNYA AKU UPDATE LAGI NI!! Seneng nggak?

Ayo ramaikan lagi!

MAKASIH SEMUANYA AKHIRNYA GO-JACK IN LOVE 500k pembaca uhuy!

Selamat membaca ditunggu bintang dan komentarnya ❤️

JANGAN LUPA FOLLOW IG: @stefictions

Selalu ada spoiler next chapter loh!!

Angkat ketek dulu yang penting tetep ganteng :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkat ketek dulu yang penting tetep ganteng :)

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

"Astaga!"

Adel memejamkan mata, tangan kanannya mengelus-elus dada sementara tangan kirinya berusaha meraih pegangan. Adel nyaris saja terjatuh jika tidak segera menopang tubuhnya di pingir pintu.

"Lo--" Adel berdeham melirik ke kanan dan ke kiri setengah berbisik, "Bapak ngapain di sini?!"

Siapa lagi yang dapat membuat Adel darah tinggi selain Jumardi a.k.a Jack?

Pagi ini Adel dibuat terkejut setengah mati saat melihat Jack sudah duduk santai di ruang kerjanya tanpa pamit sebeumnya. Apalagi, kemarin Adel baru saja dibuat kesal karena Jack berlagak tidak menyadari keberadaannya, bahkan terang-terangan mengabaikannya. Tiba-tiba sekarang Jack dengan seenaknya muncul lagi ke hadapannya bahkan dengan senyuman di bibir.

Senyuman lebar!

Adel menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, berusaha sabar saat Jack masih duduk di kursi kerjanya dengan ekspresi santai tanpa rasa bersalah.

"Selamat pagi," Jack merentangkan tangannya lebar. "Hari yang indah bukan?"

Melihat tingkah Jack rasanya Adel ingin melepaskan alas kakinya dan melemparkan tepat ke wajah yang sedang tersenyum lebar itu. Untung akal sehat Adel masih bisa terkendali mengingat pria menyebalkan yang ada di depannya adalah pemimpin perusahaan ini, artinya ada dan tidak adanya Adel di perusahaan ini adalah bergantung pada pria itu.

Adel memijat keningnya yang mendadak terasa pening. "Mending bapak pergi sekarang, saya harus kerja."

"Bapak?" Jack mengerutkan kening tidak suka. "Saya masih muda, Del. Belum bapak-bapak jadi panggil nama saya aja."

Jack melanjutkan ucapannya tanpa menunggu bantahan Adel.

"Nama saya Marchellino Feraz Harianto biasa di panggil Jack. Kok bisa Jack? soalnya waktu itu nama Jack lagi tenar-tenarnya setelah main di film Titanic. Waktu itu umur saya masih belasan tahun, masih kecil. Bagi saya Jack itu sosok yang keren, jadi saya minta semua orang panggil saya Jack."

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang