Parah, pendukung Jumardi meledak 😂
Makasih ya yang bersedia meramaikan cerita ini dengan komentar-komentar yang unik dan terkadang bikin ketawa hahahaJujur aja, waktu bayangin Jumardi aku juga enggak bisa berhenti senyum.
Happy reading
Ditunggu komentarnya 😍
🚴🚴🚴
"Fion, temen deket Adel." ucap Fion seraya mengulurkan tangan kanannya.
Selama beberapa saat Jumardi hanya menatap uluran tangan Fion sebelum akhirnya balas menjabat. "Jumardi."
"Tukang ojek Adel?"
Jumardi tidak membalas ucapan Fion. Pria itu hanya diam dengan bibir menyunggingkan senyuman.
Cukup lama kedua pria itu hanya saling berjabat tangan dan menatap satu sama lain membuat Adel mulai merasa jengah.
"Udah selesai acara kenalannya?" celetuk Adel memecahkan ketegangan.
Perhatian Jumardi dan Fion beralih pada Adel sepenuhnya saat gadis itu berjalan mendekat dan berdiri tepat di antara mereka. Sesaat Adel memandang Fion dan Jumardi bergantian dengan mimik wajah serius.
Pandangan Adel terhenti pada Fion. "Mendingan lo sekarang pulang. Kalau masih belum puas kenalannya, lo bisa minta nomor dia."
Fion dan Jumardi sontak saling berpandangan dengan kening berkerut jijik.
"Del, gue--"
"Pulang sekarang." tekan Adel membuat Fion langsung diam tidak berani membantah.
Sebelum pergi, Fion sempat melirik sekilas Jumardi. Emosi pria itu terpancing saat melihat Jumardi sedang menatap Adel dengan intens, bahkan wajah dingin yang semula pria itu tampilkan berubah selembut gulali . Ingin sekali Fion berbalik dan memberikan pukulan keras di wajah Jumardi, namun tatapan tajam Adel menghentikan niatnya.
Setelah memastikan Fion pergi, tatapan Adel beralih untuk Jumardi sepenuhnya. Adel sempat tertegun melihat perubahan ekspresi Jumardi, wajah inilah yang ia kenal bukan dingin seperti tadi. Meski begitu, Adel tidak menggubris ekspresi Jumardi dan tetap mempertahankan tatapan galaknya.
"Dan lo, ngapain dateng duluan sebelum gue pesen?!"
Senyuman Jumardi merekah lebar. "Biar Mbak Adel enggak perlu nunggu. Menunggu itu tugas saya."
Adel memijat pelan pelipisnya. "Lo enggak bisa ya serius bentar aja kalau jawab pertanyaan gue?"
"Mbak Adel mau saya seriusin?" Jumardi menggaruk pipinya dengan jari telunjuk. Sesekali memberikan tatapan malu-malu membuat kening Adel berkerut.
Menyadari tatapan rekan kerjanya masih tertuju pada mereka, Adel meraih helm di spion motor Jumardi. Dengan cepat gadis itu naik ke boncengan Jumardi setelah berhasil mengkaitkan helmnya.
Tanpa menunggu perintah, Jumardi menyalakan mesin motor dan mulai menjalankannya.
"Jum." Adel menepuk pelan pundak Jumardi.
Jumardi sedikit menoleh ke belakang. "Iya?"
"Lo enggak punya penyakit psikolog, kan? Kayak pribadi ganda gitu?" tanya Adel hati-hati, takut menyinggung perasaan Jumardi.
Diluar dugaan Adel, Jumardi justru tertawa mendengar pertanyaannya. "Menurut Mbak Adel, saya ada gangguan kejiwaan?"
Adel ingin sekali mengangguk, tetapi melihat wajah polos Jumardi dari pantulan kaca spion membuat Adel mengurungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Titik, Ya?
Romance[PROSES PENERBITAN] "Setahu gue ada banyak banget abang ojek online di Indonesia. Kenapa selalu lo yang muncul? Sebenernya lo siapa?" "Jodohnya Mbak Adel, hehe.." *** Bagaimana jika kamu tidak sengaja memesan ojek online dan mendapatkan driver yang...