Lampu hijau

86.2K 12.3K 1.8K
                                    

Hehehehehe aku seneng kalian menghargai aku sebagai penulis 🥺❤️
Kalian bahkan rela ikutan kesel kalau ada yang sider no bintang no komen. Tapi aku udah seneng kok kalian udah mau mampir di ceritaku ehehe

Makasih semuanya, dukungannya juga. Bersyukur punya kalian ❤️
Sempet minder jujur karena udah lama hilang dari dunia oren ini. Berkat kalian aku pede lagi ehehehe

Semoga JumAdel bisa terus menghibur kalian yaa, lope you!

Ayo ramein lagi 🥳
Kasih bintang dan komentar untuk membuat Jumardi selangkah di depan!

Makin ramai makin cepat update!!

Selamat membaca❤️

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

"Saya harus tancap gas diangka berapa, sih, supaya kamu sadar sama perasaan saya, Del?"

Adel masih diam di tempatnya memperhatikan Jack yang terlihat sangat kacau. Baru kali ini Adel melihat Jack kehilangan kesabaran, bahkan pria itu terlihat frustasi sekarang. Ditambah penampilan Jack terlihat kacau dengan rambut acak-acakan bekas helm dan dasi yang sejak awal memang tidak terpasang dengan benar.

Melihat Adel masih diam, Jack menghela nafas lelah. Tidak menunggu respon Adel, Jack meletakkan helmnya di kaca sepion hendak beranjak pergi mendahului gadis itu.

"Ju--Jack."

Jack menghentikan langkah, berbalik memandang Adel yang baru saja menanggil namanya. Jack tidak berkomentar saat Adel melepaskan helmnya dan berdiri tepat di hadapannya.

"Lo mau masuk ke sana kayak gini?" Adel menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah menilai penampilan Jack.

Jack mengangguk.

"Penampilan lo kelihatan kacau," Adel menunjuk dasi Jack. "Itu.."

Pandangan Jack mengikuti arah tangan Adel. "Oh.."

Adel diam memperhatikan Jack yang sedang melepas dasinya dan memperbaiki posisinya. Jack menunduk dalam khusyuk membenahi dasi itu. Sebenarnya Jack bisa mengenakan dasi jika ada cermin di depannya, dalam keadaan seperti ini sejujurnya  ia agak kesulitan.

Adel berdecak. "Lo bisa enggak, sih?"

"Bisa," Jack menunduk khusyuk membenahi dasi.

Cukup lama melihat Jack sibuk sendiri tanpa benar-benar berhasil memperbaiki dasinya, Adel tidak sabar memukul pelan tangan Jack membuat pria itu tersentak kaget.

"Kelamaan!" Adel mendengus kesal dengan cepat mengulurkan tangan mengambil alih dasi yang menggantung di kerah Jack.

Jack yang tidak menyangka dengan perbuatan Adel langsung mematung di tempat. Kedua mata Jack terbuka lebar memandang dalam gadis yang kini sibuk memperbaiki dasinya.

Ekspresi Adel sangat serius membuat Jack susah payah mengulum senyum. Seumur-umur baru kali ini ada seorang perempuan yang memperbaiki dasinya. Bahkan ibu kandungnya tidak pernah melakukan ini karena biasanya Jack bisa memasang dasinya sendiri jika ada cermin. Sekarang, Jack justru mensyukuri kekurangannya yang tidak bisa memakai dasi jika tidak ada cermin. Jack memilih diam menurut selagi Adel konsentrasi membenahi dasinya.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang