Ganjil

118K 15.4K 2K
                                        

Kangen aku nggak?

Maaf ya lama banget nggak update
Aku lagi sibuk banget ngurusin kepanitiaan kampus. Ini masih berlanjut sampai bulan depan.
Bahkan sekarang mulai memasuki semester 5 yang banyak banget tugas (﹏╥)

Makasih udah mau nunggu yaa
Semoga masih sabar mengikuti kisah ini sampai tamat.

Kutunggu komentarnya di part ini hehe

Biar semangat ≥3≤

*Siapa tahu lupa karena udah lama nggak update: Santi itu ibu Adel, Rudy ayah Adel, Andreas Ceo di kartu nama yang Adel temuin di kantung baju ibu Adel wkwk

Btw lagi suka banget lagu The Overtunes yang I still love you. Rasanya cocok banget menemani cerita ini huhu

Happy reading

🚴🚴🚴

If someday your feet can't touch the ground

If someday your arms can't feel my touch

If someday your eyes can't see my face I'll carry you be there for you anytime of day

Forever is a long time but
I keep my words that I save to you

Together we can go far as long as

I'm with you

TheOvertunes- I still love you

🚴🚴🚴

"Del?"

Panggilan itu menyentak lamunan Adel. Pikiran Adel yang kalut setelah mengetahui ibunya menyembunyikan sesuatu membuat gadis itu tanpa sadar melamun sepanjang perjalanan hingga tidak menyadari motor Jumardi telah sampai di depan rumahnya.

Adel mengerjapkan mata untuk mengumpulkan kesadarannya. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Jumardi yang terlihat jelas tampak khawatir. Terkadang, Adel heran dengan pria dihadapannya itu. Menurut Adel, Jumardi termasuk pria langka yang memiliki tingkat kepekaan cukup tajam.

Jumardi selalu dapat menebak suasana hati Adel. Seperti sekarang, melihat Jumardi sangat khawatir padanya membuat hati Adel menghangat. Setidaknya keberadaan Jumardi mampu mengangkat sedikit kekacauan hatinya.

Bibir Adel menyunggingkan seulas senyuman. Seolah berusaha menenangkan kekhawatiran Jumardi. Adel hendak bergegas pergi meninggalkan Jumardi, namun pergerakannya terhenti saat merasakan tarikan ringan di pergelangan tangan kanannya.

Refleks Adel menoleh dan mendapati Jumardi sedang mengamatinya dalam diam. Bola mata Adel membulat saat melihat Jumardi mempersempit jarak di antara mereka.

Melihat tatapan dalam Jumardi, Adel tidak mampu berkutik sedikitpun. Seolah pria itu mampu menikamnya jika sedikit saja, Adel berusaha kabur.

Setelah jarak di antara keduanya cukup dekat, Jumardi memiringkan wajahnya. Semakin mendekati sisi kanan wajah Adel.

Hembusan nafas Jumardi menyapu tengkuk leher Adel, berhasil membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Aroma mint yang tercium dari hembusan nafas Jumardi semakin membuat Adel mabuk kepayang.

Adel pernah melihat adegan ini di novel romansa yang sempat ia baca dulu. Bedanya, tokoh pria yang ada di novel itu sedang mengenakan setelan jas keren dan penampilan layaknya seorang pangeran. Wajar jika tokoh perempuan yang mendampinginya berdebar tak karuan mendapat perlakuan itu.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang