Happy reading!
Jangan bosen2 ya ikutin cerita ini 🙏🚴🚴🚴
Sejak kejadian kemarin, hidup Adel berubah sembilan puluh sembilan persen. Bukan perubahan yang baik mengingat Adel bukanlah gadis yang senang menjadi pusat perhatian semua orang.
Tatapan mata pegawai kantor seolah selalu mengikutinya. Saat Adel hendak ke kamar mandi, mengambil minum, atau saat gadis itu berjalan sendirian di sekitar kantor. Selalu saja ada mata-mata yang mengikutinya, seolah apapun yang Adel lakukan adalah hal penting yang tidak boleh mereka lewati.
Kejadian ini terjadi karena ulah Jumardi. Biasanya Jumardi baru menjemputnya setelah Adel memesan ojek online. Namun kemarin pria itu tiba-tiba datang lebih dulu ke kantor untuk penjemputnya padahal Adel belum mencari driver seperti biasanya.
Adel tidak menyangka kehadiran Jumardi dapat mencuri perhatian semua rekan kerjanya. Di mata Adel, Jumardi hanyalah seorang abang ojek biasa dengan motor butut yang tidak menarik. Siapa sangka motor butut itu ternyata memiliki harga yang sangat mahal?
Melihat Adel pulang bersama Jumardi menimbulkan gosip hangat di antara pegawai kantor tempat Adel bekerja.
Beberapa pria tampak lesu karena gadis yang mereka puja diam-diam telah memiliki kekasih yang kaya raya, sementara para gadis terlihat sibuk menjelek-jelekkan Adel lantaran iri melihat gadis itu memiliki pacar super keren, ganteng, dan tajir.
Sayangnya, kantor Adel lebih banyak di dominasi pegawai perempuan. Bisa dibayangkan seberapa panas telinga Adel karena seharian ini rekan kerjanya sibuk menggosipinya dengan tatapan menggebu.
"Yee, lihatnya biasa aja dong, Bu." sindir Bondan saat tidak sengaja melihat Dini, dan Gita tampak melirik sinis saat Adel berjalan melewati mereka.
"Apasih? Lo itu yang biasa aja!" balas Dini.
"Kenapa ente jadi nyolot?!"
"Udah, Bon!" Adel menarik tangan Bondan menjauh. "Jangan ribut-ribut kayak anak TK."
"Del, mereka itu lagi gosipin lo yang enggak-enggak!" Bondan kembali menoleh pada Dini. "Iri bilang!"
"Bondan!" tegur Adel dengan pelototan galak membuat Bondan langsung merapatkan bibir diam.
Walaupun posisi Bondan sebagai kakak Adel, tetapi pria itu tidak berani melawan kemarahan Adel. Karena ia tahu seberapa galak Adel jika sedang serius. Bondan sempat tidak setuju saat para lelaki menyebut Adel sebagai malaikat karena tahu sisi jutek gadis itu.
Adel terus menarik tangan Bondan kembali ke meja kerjanya. Setelah memastikan Bondan duduk manis, barulah Adel dapat tenang melanjutkan pekerjaannya.
Melihat Bondan masih bersungut-sungut di tempat duduknya, Fion menggeser sedikit kursinya mendekati pria itu.
"Bon, memang beneran Adel udah punya pacar?" bisik Fion pelan, takut Adel mendengarnya.
Bondan dengan sok tahu mengangguk yakin. "Gue sih yakin cowok yang jemput Adel kemarin punya tujuan lain deketin dia. Tapi, lo tau sendiri kadar peka Adel minim banget."
"Banget." Fion mengangguk setuju.
Terhanyut dalam perbincangan, Bondan ikut menggeser kursinya lebih dekat agar lebih mudah berbincang dengan Fion. "Kemarin Adel bilang, cowok yang jemput dia itu tukang ojek. Lo percaya?"
Fion menggeleng. "Gue sampai enggak sadar kalau dia tukang ojek. Jaketnya memang jaket ojek online, tapi motornya mewah bener."
"Iya, kan!" Bondan tanpa sadar memukul meja kerjanya. "Motor gue lebih cocok buat narik penumpang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Titik, Ya?
Romance[PROSES PENERBITAN] "Setahu gue ada banyak banget abang ojek online di Indonesia. Kenapa selalu lo yang muncul? Sebenernya lo siapa?" "Jodohnya Mbak Adel, hehe.." *** Bagaimana jika kamu tidak sengaja memesan ojek online dan mendapatkan driver yang...