23

1.8K 359 18
                                        

"dingin, ya?"

laki-laki itu melirik sosok seorang gadis disampingnya, lalu mulai membuka suara demi memecah keheningan yang sudah ada sejak berbelas menit yang lalu.

tapi gadis itu tidak menjawab apapun. Ia hanya diam, dan hanya helaan nafasnya yang terdengar.

"umji," sekali lagi, vernon memanggil nama umji. Ia menggeser tubuhnya, hingga mendekati umji, lalu memutar tubuhnya menghadap umji.

"coba lihat sini sebentar," pintanya.

tapi umji enggan, dan ia tetap diam, sembari memandang lurus pohon-pohon dan kolam kecil di depannya.

Vernon tidak tahu apa yang terjadi pada tubuh dan pikirannya. Tangan kirinya merengkuh wajah umji. sementara tangan kanannya menggenggam tangan umji.

chu.


Ia mencium bibir umji, tidak lama, namun berhasil membuat umji terkejut setengah mati.

"maaf," ujar vernon, "gue emang salah waktu itu,"

"dan maaf, bikin lo kaget barusan,"

umji mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu memperbaiki topinya agar sedikit menutupi matanya.

setelah itupun, umji tidak mengeluarkan satu katapun. Ia lebih memilih menatap ujung sepatunya, selama sepuluh menit, sebelum akhirnya ia pamit dengan alasan ibunya sudah menyuruhnya pulang.

padahal jelas-jelas umji tidak mengeluarkan ponselnya sama sekali dari tadi.

• •

"dia tadi ngapain sih??"

setelah sampai di rumah, umji bergegas memasuki kamarnya lalu menguncinya. Ia melepaskan topinya dan membuangnya sembarang, lalu duduk di atas kasur dengan ekpresi kosong.

"astaga," umji menyentuh bibirnya, dan saat itu pula ia langsung teringat saat vernon tiba-tiba mencium singkat bibirnya.

itu ciuman pertama umji.

"arghh vernon kurang ajar!!" ia menendang bantalnya ke dinding, lalu meringkuk di atas kasurnya sambil menggigiti jari jempolnya.

Rasa gugupnya belum reda, tapi ia malah mendapatkan satu pesan dari seseorang yang sangat ingin ia hindari saat ini.

vernon
umji
tadi gue belum sempat ngomong.

vernon
oh iya.
maaf ya soal yang tadi.

Umji menggertakan giginya. Kesal karena vernon membahasnya.


seen.


vernon
that was my first kiss.
i just wanna do it with my first love.

jadi.. gue serius suka sama lo, ji.



seperti kata vernon beberapa hari lalu, ia akan membuat umji menyukainya perlahan lahan.

sepertinya vernon akan segera membuktikannya.


• •



pagi minggu dan gerimis turun, membuat cuaca menjadi dingin sekali. Oleh karena itu umji memilih menggelung tubuhnya dalam selimut sambil menonton drama yang belum sempat ia selesaikan.

ting!

umji melirik ponselnya yang sedari tadi sepi tanpa notifikasiㅡsesuatu yang ia dambakan untuk satu hari kedepanㅡtapi akhirnya tetap ada satu pesan yang masuk.

wooseok
hi, ji
lagi apa?

"argh ini lagi satu,"


wooseok mengganggu ketenangan umji. Terpaksa umji menekan tombol pause pada laptopnya dan beralih membalas chat itu.

umji
lagi nonton.

umji kembali melanjutkan kegiatannya menonton drama. Sekarang ia mengaktifkan silent mode pada ponselnya agar suara notifkasi tidak mengganggunya.

tapi setelah itupun, ada lagi yang mengganggunya.

tok tok.

mama umji membuka pintu kamar umji dan tersenyum pada anaknya.

"ji, dipanggil dari tadi nggak denger? tuh ada temen kamu dibawah nungguin, buruan turun ya"

Umji melepaskan sebelah headsetnya yang masih menggantung di telinganya.

"teman? somi?" tanya umji.

"bukan," ujar mama sambil tersenyum penuh arti.

"cowok," ujar sang mama tersenyum lebar, "buruan samperin, jangan lama-lama ya jalannya, kan nanti sore kamu mau nemenin mama arisan di tempat tante" ujar mama lalu keluar dari kamar umji.


"aaaihh siapa sih??"

umji mengerang malas. Sekarang siapa lagi??? umji sedang tidak mood jalan-jalan sekarang. Ia hanya ingin bermalas-malasan diatas kasurnya sambil menonton drama.

kedua mata umji tidak sengaja melihat ke layar ponselnya yang menyala. Satu pesan, dari seseorang.

buruan bukain pintunya, dingin nih!

buruan turun! ditungguin di ruang tengah yaa.


• • •
tbc.

work ini semakin stuck dan work sebelah lancar2 jaya huhu

falling for you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang