16

1.9K 419 15
                                        

"non, lo ikut ya?"

Karena muak dengan segala ocehan Wonwoo yang tiada henti, akhirnya Vernon mengangguk malas.

"nah , gitu dong. Gue catet nama lo ya,"

Padahal Vernon cuma ingin istirahat setelah lelah berlatih untuk pertandingan beberapa hari yang lalu. Ia sudah membayangkan bagaimana empuknya kasur di malam hari, tanpa perlu latihan basket yang menyita waktu istirahat malamnya.

Tapi sepertinya Vernon bakal menghabiskan waktu liburnya diㅡ















"kenapa ngajakin gue kesini tiba-tiba?"

Umji menatap ke sekelilingnya. Hiburan malam yang ada disini memang lengkap, dan ada banyak wahana permainan yang bisa dicoba. Tapi kenapa mereka malah memilih rumah hantu??

Oh, Umji tahu. Ini pasti kedok mereka untuk mengerjai Umji.

"gabole suudzon ya, inituh gaada maksud mau ngerjain lo, cuman pengen ngajakin lo kesini bareng sama yg lain, hehe" jawab Mingyu sambil menyodorkan secarik tiket untuk Umji.

"Gue takut setan, gimana dong? gue gausah masuk aja, ya?"

"eeh gabisa, usah dibeliin tuh tiketnya,"

"ya siapa suruh beliin huu"

"udah, masuk aja. Lagian hantunya boongan kok,"

iya, umji tahu kok kalau hantunya bohongan. Tapi tetap saja jump scare nya itu loh yang bikin shock.



tapi karena ini tiketnya dibelikan dan ia tidak bayar apapun, umji merasa sayang dan tidak enak kalau menolaknya dan enggan masuk. Jadi terpaksa lah ia masuk dan memberanikan dirinya.

Mingyu, Wonwoo, Moonbin dan beberapa orang tim basket lainnya sudah masuk duluan ke dalam rumah hantu sementara Umji terus menerus menggeleng dan memilih mengekori Mingyu, mencoba berlindung dari balik punggungnya.

Keadaan di dalam rumah hantu itu cukup gelap, hanya ada cahaya remang lampu berwarna merah yang menyeramkan, dan lampu pijar yang sangat redup. Percuma saja ada lampu, rasanya Umji seperti berjalan dengan mata tertutup saja, sangat gelap.

Karena gelap dan dikelilingi rasa takut, Umji berjalan lamban dan ia tertinggal oleh yang lainnya. Ia menutup telinganya dan sesekali memekik saat ada sesuatu yang mengejutkannya, entah itu barang yang jatuh, ataupun hantu yang muncul tiba-tiba.

Umji memilih untuk terus berjalan mengikuti arah jalan yang ia yakini bisa berujung di pintu keluar.

Tapi karena tidak memerhatikan jalan dengan benar, Umji seringkali terantuk pintu, dahinya terbentur tembok yang entah kenapa tiba-tiba ada di depannya.




bruk.





"aduh! kenapa ada tembok sih disini??!!"






Lalu Umji tersentak saat ada sesuatu yang menarik tangannya. Ia nyaris berteriak saat melihat wajah Vernon, tapi di dalam gelapnya rumah hantu itu, Umji masih bisa mengenali wajahnya.


"eh? vernon?"





Vernon hanya menatap Umji datar, lalu menariknya lebih dekat ke arahnya.



"di depan lo ada lobang, hati-hati"


Usai berujar itu, Vernon langsung melepaskan tangannya pada Umji dan malah memberikan senter kecil padanya.

Umji diam sambil memerhatikan punggung vernon, bergantian dengan senter yang ada di tangannya sekarang.

Umji agak kaget, soalnya ia tidak tahu kalau ada Vernon juga.




Kesempatan yang tepat, buat Umji.

ada sesuatu yg pengen Umji tanyain soalnya.


Hantu-hantu dan berbagai suara aneh yang berusaha menakuti Umji berhasil dihiraukannya. Umji berlari mengikuti lorong yang entah mengarah kemana. Tujuan Umji cuma satu; menyusul Vernon yang sekarang sudah hampir keluar dari rumah hantu ini.

dan syukurnya Umji bisa keluar sekarang. Ia melihat Vernon berdiri membelakanginya dan tidak terlalu jauh di depannya.


"non, ikut gue"

Umji berhasil menarik tangan Vernon dan membawanya ke sisi lain yang berjauhan dengan teman-teman yang lain. Lagipula yang lain langsung pergi ke arena permainan lainnya tanpa menghiraukan Vernon dan Umji.

"apa?" tanya Vernon. Kelihatan sekali kalau ia sama sekali tidak minat bicara dengan Umji.

Umji menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mengatakan sesuatu pada Vernon.

"gue nggak tahu apa yg bikin lo kyk gini tapi sumpah gue mau tanya, salah gue apa? Kenapa akhir-akhir ini lo seakan-akan ga kenal sama gue dan ogah ngeliat gue?"

"okay, gue paham kalau kita emang gak bisa dibilang temen dan gak bisa dibilang akur. Tapi lo kenal gue dan gue kenal lo, dan lo seakan-akan ngeliat gue kayak orang lain,"

"kalo boleh tau, kenapa non?"





Umji menunggu jawaban Vernon, tapi nampaknya cowok itu kelihatan tidak punya keinginan untuk menjawab pertanyaan Umji.





"sekarang, boleh gue nanya balik? dan lo harus jawab jujur"

Bukannya menjawab, Vernon malah bertanya balik pada Umji.






"lo sama wooseok itu beneran pacaran?"









jadi Umji harus jawab gimana???



• • •

tbc.





a.n

umji makin cantik ajaaa heran dah sama dedek satu itu:"

falling for you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang