10

2.4K 474 39
                                    

"Ji, lusa hari terakhir lo ya?"

Vernon menghampiri Umji yang tau-tau sudah duduk di salah satu kursi di atas atap. Ia memutuskan untuk tetap di atas sana, karena Umji ingin melihat hujan, seperti kebiasaannya waktu kecil dulu.

"iya,"

Umji membalasnya dengan sedikit kaku. Entah kenapa, rasanya aneh berbicara dengan Vernon. Jantung Umji bekerja sedikit lebih cepat, lebih tepatnya saat Vernon mengucapkan baris dialog terakhir tadi.

"Berarti Kyla bentar lagi datang ya,"

"iya," Jawab Umji. Mendengar Umji yang sedari tadi hanya bilang 'iya' saja membuat vernon geram juga.

"lo cuma bisa jawab iya apa? kalau gue nembak lo, lo bakal jawab iya juga?" kesal vernon. Ia melemparkan tatapan tajamnya pada Umji yang sibuk dengan pemandangan hujan di depannya.

"lo diam dulu napa, gue mau mandangin hujan,"

hmm sepertinya umji tidak mendengar omongan Vernon barusan.

"ih lebay banget kayak di sinetron aja lo," ejeknya.

"lo gak paham sih, kalau hujan itu menyimpan banyak kebahagiaan. Lo bisa ngeliat tetesan hujan yang cantik, lo bisa ngerasain wangi hujan yang segar, lo bisa ngerasain hawa sejuk yang bikin perasaan lo damai, lo bisa dengar suara hujan yang bikin pikiran tenang,"

Vernon memerhatikan Umji, bukan hujan yang menjadi objek pembicaraan umji. Karena bagi Vernon, Umji jauh lebih cantik daripada hujan itu sendiri.

Vernon mengakui dirinya yang sudah semakin gila akhir-akhir ini. Ia yang selalu berkata B meskipun di dalam hatinya mengatakan A, ia yang selalu memghindari perasaannya, ia yang diam-diam selalu peduli pada Umji, Ia yang diam-diam mulai cemburu pada siapapun yang dekat dengan Umji.

dan sekarang, ia seperti orang gila yang memerhatikan Umji dari samping, mengagumi betapa cantik dan manisnya gadis itu.

Sepertinya Vernon sudah jatuh hati pada Umji.




"menurut lo, hujan itu cantik gak sih?"

Suara Umji yang bercampur dengan suara hujan berhasil menyadarkan
Vernon dari lamunannya. Cowok itu menoleh, dan langsung menjawab pertanyaan Umji.

"hmm nggak, soalnya ada yang lebih cantik," ujarnya.

"apa itu?"

"mau tau aja lo, cari tau sendiri sana"

Umji menghela nafasnya berat.

Bodoamat. Umji gamau basa-basi lagi dengan Vernon. Percuma.

"nyesel gue ngomong sama lo,"

Vernon tersenyum simpul, "tapi lo gak nyesel bisa kenal sama gue kan?"

"nggak," jawab Umji

"gue bersyukur bisa kenal sama lo, soalnya dengan begitu, gue bisa tau ternyata ada manusia super ngeselin dan ngebetein kayak lo, manusia sok ganteng yang suka jahilin orang,"

Vernon melirik Umji, sebal. Antara sebal dan gemas sih, soalnya Umji mengejeknya sambil menjulurkan lidahnya. Persis seperti anak kecil dan bagi vernon itu.. imut. Karena gemas, akhirnya Vernon merangkul leher umji, dan melingkarkan tangannya yang lumayan kekar di leher gadis itu.

"sini lo!" Vernon beberapa kali menjitak pelan kepala Umji yang langsung membuat gadis itu meringis.

"ishhh apaan sih non, sakit tau! lepas gak, lo nyekik gue, mau bunuh gue ya? lepaㅡ"

Umji tidak sengaja mengarahkan kepalanya pada Vernon, dan keduanya kini saling berpandangan, dalam diam.

Vernon berusaha keras agar wajahnya tetap terlihat normal, padahal aslinyaㅡia canggung sekali, dan salah tingkah. Wajarlah, wajah Umji berada dekat tepat di depan hidungnya. Ia bahkan bisa melihat ada scar kecil di dekat dahi gadis itu.

Umji juga begitu. Ia ingin secepatnya kabur dari hadapan Vernon, tapi rasanya.. sangat susah. Pandangan Vernon seolah mengikatnya.

tapi bagaimanapun, Umji harus menyudahi semua ini.

"e-eh, gue baru ingat tadi adaㅡkecoa! ada kecoa di kamar mandi, gue musti usir kecoanya dulu" Ujar Umji seraya meloloskan diri dari Vernon. Ia berdiri dan berbalik dengan kaku, lalu langsung berlari secepat kilat.

Vernon tau-tau tersenyum melihat Umji yang salah tingkah.

• •

"mana kecoanya??"

Umji terkaget-kaget saat Vernon tau-tau ada di belakangnya. Sejak kapan Vernon ada disana? di belakangnya? bukannya mereka kembali ke ruangan tidak berbarengan?

"lo kenapaㅡbisa disini?"

"lo keasyikan ngelamun, ga nyadar gue datang. Gue juga liat gaada kecoa, tuh. lo bohong ya?" selidik vernon.

"ngㅡnggak, kecoanya udah kabur!"

"masa sih?"

"i-iya seriusㅡ"

"masa udab kabur, sih? tuh kecoanya aja naik ke kaki lo, di dekat kaus kaki,"

Tapi memang benar, ada sesuatu yang menempel di kaki Umji, tepat di kaus kakinya. Sontak Umji langsung melompat dan berteriak.

"kYAAAAAA KECOA!!!!!!"

Gadis itu langsung memeluk Vernon yang ada di depannya, refleks. Dan Vernon juga refleks balik memeluk Umji.


Vernon lalu melirik ke arah kaki Umji, melihat kecoa yang merayap di kaus kakinya.

"eh, itu bukan kecoa kali, itu daun kering yang nempel di kaus kaki lo, sorry, gue salah liat ternyata, hehe"

Ujaran Vernon membuat Umji diam di dalam pelukannya.

wah sialan.




Sepertinya Umji kena jebakan betmen.

Umji masih memeluk Vernon, dan ia sudah terlanjur malu. Kalau ia melepaskan pelukannya sekarang juga, bisa dipastikan wajahnya yang memerah bakal terlihat jelas. Tapi kalau ia lama-lama memeluk vernon, mau dikata apa dia oleh vernon?

"cup cup umji, tadi bukan kecoa, kok. Mana ada sih kecoa berani deket-deket sama cewek cantik?"

Umji langsung mendorong Vernon menjauh darinya. Berada dekat-dekat dengan Vernon yang sekarang semakin hobi menjahilinya, melemparkan senyuman manis sekaligus menyebalkan padanya, rasanya membuat Umji semakin kesal saja, sekaligus deg-degan.

nah, deg-degan ituㅡumji masih bingung kenapa ia bisa merasa jantungnya berdetak aneh.


Gatau juga kenapa. Ada yang tau kenapa Umji jadi begitu?

• • •

a.n bagusnya pho nya siyeon atau nancy ya?

falling for you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang