falling for you ✔

18

"gue belom jawab iya, tapi dia udah nganggap pacaran aja, gila!"

Umji memeluk gulingnya sambil mencak-mencak sendiri. Ia bolak-balik menenggak air minumnya, padahal ia tidak haus. Ia menyalakan acnya padahal malam ini rasanya sangat dingin. Entahlah, Umji merasa aneh saja sekarang.

Ia yakin 99% kalau ia belum memiliki perasaan apapun pada Vernon.

dan Umji sedikit takut dengan kemungkinan jika vernon kembali mengerjainya seperti dulu.

bip bip.

satu panggilan masuk melalui aplikasi line, dan itu dari Vernon.

Umji nyaris hendak menyemburkan air yg diminumnya saat melihat nama Vernon tertera disana. Demi apa Vernon meneleponnya? malam-malam begini pula??

Umji membiarkan ponselnya berbunyi dan menunggunya berhenti. Karena jika Umji mengangkatnya, ia tidak yakin bisa bicara tanpa suara yg terdengar canggung.

akhirnya panggilan dari Vernon berhenti, tapi sekarang ada satu chat yang masuk.

'angkat telp gueeee'
' penting!'

Sepenting apa sih memang sampai Umji harus mengangkat teleponnya? Umji berpikir sejenak, apakah Vernon sedang dalam keadaan darurat? atau jangan-jangan vernon sedang terlibat dalam kecelaㅡ

Umji langsung menggelengkan kepalanya. Ia menepis semua pikiran aneh yang tiba-tiba saja muncul. Dibandingkan memikirkan yang tidak-tidak, Umji lebih memilih duduk tegak sambil memperhatikan ponselnya, menunggu panggilan masuk dari Vernon.

satu menit.
dua menit.

lima menit.

lima belas menit.

dan Vernon belum menelepon balik, yang akhirnya hampir membuat Umji meneleponnya.

bip bip.

"lama banget sih ngangkat teleponnya?"

baru saja umji menempelkan ponselnya di telinga, ia sudah disambut saja oleh gerutuan dari si penelepon. menyebalkan.

"sengaja," ketus Umji.

"kenapa??"

"ya males ajaa"

"masa sama pacar sendiri males??"

Umji menganga. Memang iya mengiyakan mereka pacaran?? wah, vernon percaya diri sekali.

"emang siapa yg pacaran??"

"ya kita lah, emang siapa lagi?"

"kita??? emangnya tadi gue iyain??"

"lo diam berarti gue anggap iya."

Ini pertama kalinya Umji menemukan manusia yang menganggap semua hal seenaknya.

"kenapa bisa gitu??"

"kalo lo gk suka gue, harusnya pas gue bilang gue suka sama lo, lo langsung tegas bilang nggak, dan tadi lo diam, mikir-mikir"

"lo pasti bingung mau nerima atau nolak gue, kan?" tanya Vernon.

"nggak tuh, gue kaget aja" ujar Umji.

"serius??"

"iya lah, serius"

Umji membiarkan punggungnya merosot perlahan dan akhirnya ia menarik selimutnya hingga sebatas leher.

"gue mau nanya lagi, jawab yg jujur"

"apalagi sih?? gue uda ngantuk nih" gerutu Umji. Serius, Umji benar-benar ngantuk sekarang.