21

1.8K 371 29
                                        

selama lebih dari satu mingguㅡtepatnya sebelas hari, umji mendiamkan vernon, menjauhinya karena kesal.

hal yang harus diketahui adalah; umji benci laki-laki yang bertindak seenaknya, dan tanpa berpikir terlebih dahulu. Ia benci dikendalikan dan dikekang.

saat umji tahu kalau ponselnya bisa mengirimi chat pada wooseok secara otomatis, ia sudah tahu siapa pelakunya, dan umji benar-benar kesal dibuatnya.

jelas-jelas hal itu membuat kesalahpahaman antara ia dengan wooseok. Ia masih ingin membantu wooseok karena memang hasilnya belum terlihat, dan umji pikir ia belum membantu dengan maksimal, tapi tahu-tahu vernon mengambil alih semuanya, dan membuat semuanya kacau.

oleh karena itu, umji membuka aplikasi line nya, membuka roomchat vernon, dan mengklik sesuatu.

vernon.
blocked.



• •

hari-hari berlalu dan umji masih tidak memiliki keberanian untuk menghampiri wooseok, tidak sama sekali karena ia hanya bisa berdiri ragu dari kejauhan, memikirkan apa yang harus ia lakukan.

dan tidak ada, ia tidak melakukan apapun hingga wooseok menghilang dari balik pintu kantin, dari balik pintu kelasnya, dari balik pintu perpustakaan, dan bahkan dari balik pintu menuju kolam renang indoor.

Umji selalu melihat wooseok dimanapun, dan kesempatan untuk meminta maaf dan menjelaskan segalanya itu terbuka lebar. Hanya saja, umji terus mengulur waktu.

saat keberanian itu ada, umji mulai melangkahkan kakinya menuju meja dimana ada wooseok disana, entah sedang mendengarkan musik melalui ponselnya, atau chatting dengan seseorang, yang umji tahu, wooseok sedang menunduk dan sibuk dengan ponselnya.

tapi umji malah merasakan ada seseorang yang mengambil alih tangannya, menariknya.

harusnya umji sudah tahu siapa dia.

"kesini bentar, gue mau ngomong,"

Umji menarik tangannya agar terlepas dari genggaman vernon, dan ia mengikuti langkah vernon dengan tenang.

bicara dengan wooseoknya mungkin lain kali.

• • •

"lo kenapa menjauh, sih?"

umji tidak menunjukkan ekspresi apapun, ia terlalu malas, jadi menatapnya datar saja rasanya sudah cukup.

"menurut lo? lo punya salah, nggak?"

"salah sama siapa?"

"sama gue"

vernon mengangkat alisnya, berpikir sejenak, lalu menggeleng.

umji geram. orang ini memang tidak tahu diri.

"kalau gitu, cari tahu dulu salah lo dimana, baru kita ngomong,"

umji berjalan menjauh. Ia tidak mau lama-lama berurusan dengan vernon.

karena ada hal lain yang harus ia lakukan.

• •

"seok?"

laki-laki itu menoleh dan kembali fokus pada ponselnya. Jelas sekali kalau sekarang ia mengabaikan umji.

"gue boleh duduk disini?" tanya umji hati-hati.

"gapapa emangnya? kalau pacar lo marah gue gatau loh ya,"

umji meringis mendengarnya. Padahal vernon sama sekali belum resmi jadi pacarnya.

tentu saja ini semua gara-gara vernon yang mengakuinya secara sepihak, dan tanpa umji ketahui.

"nggak kok, seok" ujar umji. Ia lalu duduk di seberang wooseok, "lagian dia bukan pacar gue,"

wooseok menatap umji sekilas, lalu kembali pada layar ponselnya, "oh, bukan?"

"iya," ujar umji, "tau kan ya, vernon itu suka iseng, jadinya ya diaㅡ"

"berarti dia bukan pacar lo kan?" ulang wooseok.

"iya,"






















"kalau gitu, gue ada kesempatan buat deketin lo kan, ji?"














umji merasa dunianya semakin jungkir balik.

• • •
tbc.

a.n sumpaaah gue stuck bgt work ini huhuhu

falling for you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang