30

1.5K 304 13
                                        

"Yeeun!"

Vernon berlari menyusul Yeeun yang tengah membuka lokernya. Yeeun menoleh dan mendapati Vernon yang sudah berdiri di sampingnya.

"Oh. hai. Tumben Vernon? ada apa?" tanyanya, sedikit mengulas senyum canggung.

Vernon memang tidak terlalu akrab dengan Yeeun, jadi wajar saja jika Yeeun sedikit kaget saat Vernon memanggilnya.

"Lo ada waktu sebentar gak? Kita ngobrol, bisa?"

Yeeun terdiam sebentar, lalu tersenyum dan mengangguk, "Okay. Lima belas menit sebelum masuk kelas, kayaknya bisa"

Mereka berdua lalu duduk di sebuah kursi yang dekat dengan kafetaria, lebih tepatnya, meja makan kafetaria yang menjorok keluar. Disana lebih sepi sehingga lebih nyaman untuk bicara empat mata seperti ini.

"Gue mau tanya sesuatu, dan gue harap lo bisa kerja sama, mau kan?"

Vernon mencoba mengutarakan maksudnya dengan hati-hati, dan berharap Yeeun mau berkata sejujurnya padanya.

Meskipun pada awalnya Vernon pikir rasanya Yeeun akan menolaknya, lalu berlari pergi.




Tapi tak disangka, Yeeun mengangguk pelan dan mulai menceritakan semuanya.







Sebuah pengakuan yang bahkan membuat Yeeun benar-benar malu, dan membuat Vernon menahan amarahnya sekuat mungkin.

"makasih ya yeeun buat waktunya, sori kalo bikin lo nginget hal-hal yg nyakitin hati lo lagi,"

"nggak, gapapa kok non. Lagian ini buat akhir yg happy ending, kan?"

benar. semua akan baik-baik saja, lagipula ia sudah menceritakan semuanya. rasanya ada sesuatu yang terlepas dari dalam pikiran yeeun. dan rasanya lega sekali.

"tentu aja," ujar vernon meyakinkan, "lo tenang aja, serahin semua ke gue, ya?"

"makasih, non"

"gue juga makasih, eun. kalo gitu gue ke kelas, ya"



"bye bye, wooseok"

• •

hal pertama yang vernon lakukan;







"ini bukti perlakuan wooseok ke gue. lo bisa simpen, lo tau kan harus ngapain kalo ada ini?"







Vernon tersenyum. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, ia segera membuka laman website sekolahnya, dan membuat post baru disana.

Bagaimana caranya? Tentu saja ia menyelinap ke ruangan staf diam-diam, menggunakan komputer disana.





Saat post itu berhasil terkirim ke laman depan sekolah, Vernon menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu tersenyum.



"happy ending,"

• •

Pagi itu, sebuah headline menyapa seluruh siswa-siswi yang memasuki laman utama website sekolah.

Tak hanya website sekolah, tetapi juga papan pengumuman, mading, booklet, dan tv yang menggantung di aula depan sekolah.

Headline itu membuat seisi sekolah terkejut dan setiap orang mengacungkan ponselnya, mulai memotretnya dan menyebarkannya di media sosial.








Sepertinya hidup sang pemeran utama dalam post baru di laman itu akan segera berakhir dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam.

• • •
tbc.



a.n dua chapter pendek lagi gaes hehehs
w pgn secepatnya mengakhiri buku tyda jelas ini hehehehehuhu :")

falling for you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang