15 회

5.5K 961 236
                                    

"Tak peduli seberapa banyak manusia keji yang mengincarmu, aku akan tetap menjadi benteng pelindung bagimu, Lee Taeyong"

Jung Jaehyun

Suara klakson tak henti hentinya menyakiti gendang telinga Jaehyun, ia yang melajukan mobil dengan brutal membuat beberapa pengendara lain berang. Tapi ia sama sekali tak peduli, karena hanya Taeyong yang saat ini mengusik hati dan fikirannya. Bahkan untuk keselamatannya sendiri sudah tak difikirkan lagi oleh Jaehyun, karena ia sangat takut sesuatu yang lebih buruk telah menimpa adiknya sekaligus orang yang membuatnya jatuh cinta.

Jaehyun melangkahkan kaki dengan cepat saat memasuki gudang dimana Taeyong disekap. Jantungnya bergemuruh, ruangan itu begitu gelap dan Taeyong sangat takut dengan kegelapan. Seberkas cahaya dari salah satu ruangan mengalihkan perhatian Jaehyun, ia sangat yakin adiknya berada didalam sana.

Pria berhoodie hitam itu memberikan senyuman miris yang nampak seperti seringaian. "Maafmu sudah kuterima Lee Taeyong, tapi nyawa haruslah dibalas dengan nyawa bukan sebuah kata maaf. Segeralah bertemu Joohyun disana dan sampaikan salam rinduku untuknya. Selamat tinggal Taeyong," pungkasnya.

Taeyong memejamkan mata, suara ledakan pistol membuatnya lemas hingga penglihatannya meremang, namun sebelum kesadarannya hilang ia dapat melihat Jaehyun berdiri tak jauh dari tempatnya. Ia pun dapat mendengar ucapan lirih dari Junmyeon, kakak dari sahabatnya Bae Joohyun yang tengah bersimpuh dihadapannya

Tangan pria itu bergetar, darah segar mengalir membasahi jari jarinya. Seulas senyum miring tercetak jelas dari wajah tampannya sebelum menjatuhkan pistol yang ia genggam. "Taeyong-ah, m-maafkan aku," lirih Junmyeon sambil memegangi jarinya yang sudah berlumuran darah.

"Yongie!!" teriak Jaehyun lalu berlari mendekap erat tubuh Taeyong, wajahnya sudah pucat pasih dan nafasnya terputus putus.

Jaehyun melepaskan pelukannya lalu beralih menatap tajam pria yang tadi ingin menembak Taeyong. Ia memborgol pergelangan tangan pria itu dan seolah tak peduli dengan rintihan kesakitan Junmyeon. Keberuntungan memang masih berpihak pada Jaehyun yang tadi datang tepat waktu, Keahlian yang ia miliki pun membuatnya lebih dahulu menembak pergelangan tangan Jumnyeon hingga pria itu tak berhasil menembak Taeyong.

"Detektif Jung!" teriak Johnny saat memasuki ruangan dengan minim cahaya tempat dimana Jaehyun tengah memborgol tangan seorang pria dan disebelahnya Taeyong tengah terduduk di kursi dengan keadaan tak sadarkan diri.

Jaehyun menoleh pada Johnny yang berada dibelakangnya. "Hyung, bawa dia ke kantor aku akan membawa Taeyong pulang ke apartement. Aku akan kembali dan mengurus bedebah ini setelah Taeyong sadar" sarkas Jaehyun lalu melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Taeyong dan menggendong adiknya itu keluar dari gudang.

Johnny mengangguk paham melihat amarah yang terpancar jelas diwajah Jaehyun, ia ingin mengumpati hoobaenya yang dengan seenak hati memerintah seorang pemimpin team sepertinya. Namun ia tau, Jaehyun sangat emosi dan frustasi karena Taeyong hampir saja terluka.

***

Tubuh mungil Taeyong menggeliat tak nyaman saat merasakan bau menyengat menusuk indera penciumannya. "Eunghh," lenguh Taeyong, ia pun sedikit tersentak saat melihat Doyoung, Ten, dan Jaehyun duduk disampingnya.

"Taeyongie, maafkan aku. Karena menyuruhmu menunggu di Cafe kau hampir saha terluka," lirih Ten, air matanya pun mengalir dengan deras melihat keadaan Taeyong yang masih lemas. Sahabatnya itu mungkin terlalu kaget saat mendengar suara ledakan pistol hingga ia pingsan.

Taeyong tersenyum miris, matanya berkaca kaca lalu menatap sendu Ten. "Kukira aku sudah mati, bukankah lebih baik jika aku mati?" ucap Taeyong lalu terisak.

Detective Jung, Saranghaeyo! | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang