p a r t -6-

5.1K 71 0
                                    

"MasyaAllah Valea! Anak perawan jam segini kok belum bangun!" Suara melengking seorang wanita membuat Valea langsung melebarkan matanya. Namun saat tau siapa pemilik suara, Valea kembali memejamkan mata karena rasa kantuk lebih mendominasinya.

Kesal. Itulah yang di rasakan Selena melihat keponakan cantiknya kembali tidur.

Selena tersenyum iblis. Tanpa aba-aba wanita itu menggelitiki Valea hingga membuat Valea memekik geli dan langsung bangkit dari tidurnya.

Valea menatap Selena dengan wajah bantalnya,

"Tante ngapain sih gangguin Valea bobo? Ini masih pagi tau!"

Selena melipat tangan di dada. Wanita berumur empat puluh lima tahun itu menjewer telinga Valea hingga membuat Valea mengaduh kesakitan.

"Kamu ini gimana sih Valea, tante capek capek dateng kesini buat ketemu kamu tapi kamunya malah ngeselin gini!"

Valea mengusap jeweran Selena di telingannya sambil menggerutu tak jelas. Selena adalah adik mamahnya, wanita itu tinggal di kota yang sama dengannya, hanya berbeda komplek perumahan saja. Selena sering mengunjungi Valea dan mengajaknya jalan-jalan karena wanita itu sering sendirian dirumah. Selena memiliki satu anak yaitu Kafka. laki-laki berumur 29 tahun itu bekerja di luar negeri dan jarang sekali pulang. Sedangkan suami tante Selena sudah meninggal sejak sepuluh tahun yang lalu karena sakit.

"Iya iya maaf."

"Cepet mandi sana, tante mau ngajak kamu pergi arisan ke tempat temen tante."

Valea mencebik, inikan hari minggu. Valea juga ingin malas-malasan seperti anak tetangga sebelah. Kenapa sih tante Lena selalu mengacaukan hibernasinya?

"Tapi Valea—"

"Ssttt... Udah buruan mandi. Tante tadi kesini mau jemput kamu sekalian, Kafka lagi ambil cuti, dia ada dirumah. Katanya kangen pengen ketemu kamu."

Valea melebarkan mata mendengar kakak tercintanya akhirnya pulang dari Melbourne.

"Serius? Tante Lena gak bohongin Valea kan?!"

"Ih anak ini, ngapain juga tante bohongin kamu. Cepet mandi sana!"

Valea buru-buru bangkit dari kasur empuknya dan melenggang pergi menuju kamar mandi.

*****

Sampai di rumah teman tantenya, Valea menjadi sasaran cubitan ibu-ibu karena menurut mereka, Valea sangat menggemaskan.

Bahkan tak jarang beberapa ibu-ibu berceletuk kalau ingin menikahkan anak mereka dengan Valea saja,

"Jeng, ponakan kamu cantik banget sih. Gimana kalau jadi mantu saya aja?"

Selena hanya tersenyum bangga sedangkan Valea sudah merengut kesal. Bagaimana tidak? Pipinya Sekarang pasti sangat merah karena ibu-ibu itu mencubitnya dengan keras,

"Kamu masih SMA kan Valea? Mending sama anak tante aja, dia masih kuliah loh. Baru semester satu. Anak tante ganteng kok." Sahut ibu-ibu lainnya.

Valea hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Eh eh mending Valea sama anak tante aja. Dia udah jadi guru loh Valea. Masa depan kamu pasti terjamin kalau nikah sama dia." Sahut Kiran, si tuan rumah arisan hari ini.

"Dia ngajar di sekolah mana sih jeng?" Tanya Selena,

"Di SMA Bakti Darma jeng."

Valea mengernyit. Itukan nama sekolahnya?

"Oh ya? Berarti guru di sekolah Valea dong?" Sahut Selena.

"Ya ampun kebetulan banget kalau gitu!" Ucap Kiran dengan senang. Kiran mengalihkan tatapan pada Valea, "Kamu kenal sama Zayyan? Dia anak tante. Dia jadi guru olahraga di sekolah kamu,"

My Obsession is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang