p a r t -30-

1.8K 30 1
                                    

Valea duduk dengan diam dan membiarkan mamahnya menata rambutnya. Ia sesekali melihat penampilannya dari kaca,

"Mah, Valea udah cantik belum?"

Valeria tertawa kecil, "kapan kamu enggak cantik sayang?"
"Nah udah selesai."

Valea tersenyum lebar. "Valea udah boleh berdiri mah?"

Valeria mengangguk.

"Mah makasih ya udah mau bantuin Valea."

"Sama-sama sayang."

Suara klakson mobil membuat mereka saling berpandangan.

"Itu pasti pak Zayyan mah!" Ucap Valea dengan girang. Akhirnya pangerannya datang juga.

"Kalau gitu ayo kita turun," ajak Valeria.

Valea berlari seperti anak kecil hingga Valeria berulang kali mengusap dada, khawatir jika putrinya jatuh.

Jantung Valea berpacu dua kali lebih cepat saat melihat pak Zayyan terlihat sangat tampan malam ini. Jas hitam dan kemeja putihnya membuat laki-laki itu terlihat berlipat-lipat lebih tampan.

Pak Zayyan memberikan senyum padanya. "Hai."

"H-hai." Valea mendadak gugup. Elusan di bahunya membuat Valea menoleh, ternyata mamahnya sudah berada di belakangnya.

"Selamat malam tante." Zayyan menyalami Valeria dengan sopan.

"Selamat malam nak Zayyan,"

"Boleh saya ajak Valea pergi ke promnight dengan saya?"

Valeria mengangguk dengan senang hati. "Tolong jaga Valea ya."

"Pasti. Kalau begitu kami pamit dulu tante."

"Hati-hati." Balas Valeria.

"Mah Valea pergi dulu ya,"

"Iya sayang. Have fun!"

"Makasih mah."

Valea tersipu saat pak Zayyan membuka pintu mobil untuknya. That so romantic.

Mobil Zayyan keluar dari pelataran rumah Valea,

"Kamu cantik malam ini Valea." Puji Zayyan.

"Eum m-makasih. Kamu juga ganteng malam ini." Valea memuji balik.

Zayyan tertawa. Laki-laki itu menepuk kepala Valea dengan sebelah tangannya yang bebas,

"Kamu lucu kalau lagi malu-malu."

"Apaan sih Zayyan!" Valea menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Zayyan terkekeh geli, "memangnya nggak papa kamu bawa aku ke promnight? Kamu nggak malu?" Tanyanya.

Kali ini Valea menatap Zayyan. "Kenapa harus malu?"

"Aku lebih tua dari kamu, bukannya aku udah gak pantes ikut acara begituan?" Zayyan mendengus geli di akhir kalimatnya.
"Tapi enggak papa, asalkan kamu bisa selalu tersenyum aku rela melakukan apapun demi kamu."

Perempuan mana yang tidak meleleh mendengar perkataan manis dari bibir kekasihnya? Valea tidak bisa berkata-kata. Ia hanya sanggup menggenggam sebelah tangan pak Zayyan yang tidak digunakan untuk menyetir,

"I love you." Valea menatap pak Zayyan dengan penuh kekaguman.

Zayyan menatap Valea sekilas dan melemparkan senyum manis. "I love you too my Valea."

Valea rasa ia suka ketika pak Zayyan memanggilnya begitu. Di dalam kalimat itu seperti mengandung arti bahwa Valea adalah miliknya. Ya. Valea memang hanya milik pak Zayyan, selamanya.

My Obsession is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang