Zayyan membiarkan Valea berbaring di pahanya. Ia mengusap kepala Valea sesekali.
Mereka baru selesai makan malam, saat ini keduanya sedang melepas rindu di sofa panjang yang ada di kamar Valea.
Valea berusaha terjaga. Elusan pak Zayyan di kepalanya membuatnya mengantuk.
"Aku minta maaf karena jarang ada waktu buat kamu. Belakangan ini aku sering bolak-balik luar negeri untuk urusan pekerjaan."
"Iya aku ngerti kok. Kamu nggak perlu minta maaf,"
"Aku ingin selalu ada untuk kamu Valea."
Valea mendongak, ia menatap wajah tampan pak Zayyan yang terkena terpaan sinar bulan. Mata tegas laki-laki itu berubah jadi sendu, tapi... Kenapa?
"Kamu nggak perlu merasa bersalah, walaupun kita jarang ketemu tapi kamu tetap selalu ada buat aku."
"Ngomong-ngomong terimakasih bunga dan kartu ucapannya. Itu sangat berarti besar buat aku." Ucap Valea dengan tulus."You're welcome, princess."
Valea memainkan sebelah tangan pak Zayyan yang bebas, "aku punya satu keinginan."
"Apa itu?"
"Aku pengen kamu jadi pasangan promnight aku."
"Anything for you."
"Jadi kamu mau?" Valea menegakkan tubuhnya. Ia menatap pak Zayyan dengan berbinar,
Zayyan langsung mengangguk tanpa berpikir dua kali.
"Thank you!" Valea langsung memeluk pak Zayyan dengan erat.
Valea melepas pekukannya. Sesaat, mereka hanya bertatap-tatapan hingga wajah keduanya mulai mendekat. Entah siapa yang memulai namun bibir keduanya sudah saling bertautan.
Zayyan mencium Valea dengan lembut dan penuh perasaan. Sedangkan Valea hanya membalas kikuk karena ini memang ciuman pertamanya.
"I love you, Valea." Ucap Zayyan setelah tautan di bibir mereka terlepas.
"I love you too, Zayyan." Balas Valea dengan wajah memerah.
Zayyan tertawa geli melihat reaksi kekasihnya,
"Aku pulang ya?"
"Kenapa cepet banget?" Valea mengeluarkan ekspresi tidak rela.
"Besok kamu harus sekolah, kan? Aku nggak mau ganggu waktu tidur kamu,"
Valea menarik nafas dalam, "bahkan kita baru kangen kangenan dua jam. Sekarang kamu udah mau pulang?"
Zayyan luluh melihat wajah sedih Valea. Laki-laki itu lalu memegang tangan gadisnya dengan lembut,
"Kamu mau aku temenin tidur?"
"Huh?" Valea menatap Zayyan tak mengerti.
"Iya. Aku akan disini sampai kamu tidur, setelah itu aku baru akan pulang."
"Kamu... Mau?"
"Apa yang enggak buat kamu, Valea?"
Pipi Valea lagi-lagi bersemu, "aku mau."
"Yaudah sekarang kamu tidur ya," Zayyan menggiring Valea untuk tidur di ranjang.
Zayyan menjadikan tangannya sebagai tumpuan agar kepala Valea bisa bersandar disana, setelah beberapa kali mencari posisi nyaman akhirnya Valea memejamkan mata dan tertidur di pelukan Zayyan.
Setelah memastikan Valea tertidur, Zayyan beranjak dengan sangat pelan dan menyelimuti tubuh kekasihnya itu.
Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Valea, Zayyan mencium kening Valea dengan lembut dan penuh perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession is You
Teen FictionValea, seorang gadis SMA yang terobsesi pada seseorang. Umur yang terpaut jauh tidak membuatnya menyerah. Sepeti api yang terus membara. Meski terkena air pun akan membangkang. Valea ingin memilikinya. Memiliki seorang Zayyan, guru olahraganya yang...