Ini sudah larut malam, dan pesan dari pak Zayyan barusan membuat Valea melebarkan mata.
'Aku ada di depan rumah kamu'
Tidak biasanya pak Zayyan datang ke rumahnya malam-malam begini, kira-kira ada apa?
Valea membuka pintu, ia menemukan wajah lelah milik pak Zayyan di baliknya,
"Zayyan? Ada apa?"
Tanpa di sangka-sangka, pak Zayyan langsung membawa tubuh Valea ke pelukannya yang hangat. Valea hanya mampu diam selama beberapa detik, rasanya seluruh tubuhnya mendadak kaku mendapat perlakukan seperti ini dari kekasihnya.
Butuh waktu beberapa lama bagi Valea untuk membalas pelukan pak Zayyan,
"Kamu kenapa?" Valea bertanya dengan lembut. Ia seakan tau kalau kekasihnya memiliki banyak pikiran.
Tidak ada jawaban dari mulut Zayyan.
Mereka masih berpelukan di depan rumah Valea hingga Valea kembali membuka suara,
"Ayo kita masuk, disini dingin."
Barulah Zayyan melepaskan pelukannya, laki-laki itu menatap Valea dengan pandangan meneduhkan.
"Maaf aku ganggu kamu malem malem."
Valea menggeleng, "enggak papa kok. Aku suka di ganggu sama kamu hehe." Ia menyelipkan tawa renyah di akhir kalimatnya.
Zayyan mengusap rambut Valea dengan lembut,
"Aku mau pamit."
Valea menatap pak Zayyan dengan mata membulat. "Kemana?"
Ada jeda sejenak. "Singapura."
Valea mendesah panjang, kali ini ia tidak menutupi rasa kecewanya. "Lagi? Urusan pekerjaan lagi, ya?"
Zayyan mengangguk kecil. "Maaf."
Valea ingin mencoba mengerti, tapi akhir-akhir ini ia merasa hubungannya semakin jauh. Ia kira malam itu, di hari ulangtahunnya, hubungannya dengan pak Zayyan akan semakin membaik tapi nyatanya setelah malam itu mereka semakin jauh. Pak Zayyan selalu sibuk dengan pekerjaannya dan jarang meluangkan waktu untuknya.
Padahal besok mereka sudah berencana untuk pergi ke puncak berdua. Tapi pak Zayyan malah membatalkan begitu saja demi urusan pekerjaan. Anggap saja Valea memang perempuan paling egois, tidak mau mengerti kekasihnya sendiri. Tapi ia tetaplah hanya seorang remaja biasa yang menjalin hubungan dengan orang yang lebih dewasa darinya. Jadi, mau se-berusaha apapun ia mencoba bersikap dewasa, terkadang jiwa kekanakan dan egoisnya tetap bisa muncul sesekali.
"Tapi kamu udah janji mau ngajak aku ke puncak besok," ucap Valea lirih.
"Iya aku minta maaf. Aku janji---"
"Yaudah kita bisa pergi lain waktu." Valea memotong ucapan pak Zayyan. Ia hanya tidak mau pak Zayyan kembali menebar janji, lalu mengingKiranya lagi, itu menyakitkan.
Zayyan mengangguk.
"Kamu pergi berapa hari?" Tanya Valea.
"Aku belum tau,"
Valea mengangguk lagi, mencoba mengerti.
"Kamu nggak mau masuk dulu?"
Zayyan menggeleng, laki-laki itu mencium kening gadisnya sekilas. "Ini udah malem, aku nggak mau ganggu istirahat kamu."
"Jadi habis ini kamu mau pulang?"
"Iya."
"Kalau gitu tunggu disini dulu, aku mau ambil sesuatu buat kamu." Ucapan Valea membuat Zayyan menaikkan sebelah alis bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession is You
Teen FictionValea, seorang gadis SMA yang terobsesi pada seseorang. Umur yang terpaut jauh tidak membuatnya menyerah. Sepeti api yang terus membara. Meski terkena air pun akan membangkang. Valea ingin memilikinya. Memiliki seorang Zayyan, guru olahraganya yang...