Belakangan ini Valea merasakan jarak tak kasat mata antara dia dan pak Zayyan. Sejak kejadian hari itu, pak Zayyan semakin menjauhinya. Seperti saat ini, Valea berlari-lari mengejar langkah panjang pak Zayyan sambil memanggil nama laki-laki itu di sepanjang koridor, namun pak Zayyan samasekali tidak menoleh padanya.
Hingga akhirnya—,
BRUK!
"Aduh!" Valea tersungkur di lantai. Beruntung keadaan sekolah sudah sepi karna semua orang sudah pulang sejak tadi,
Zayyan berbalik, alisnya mengerut sebelah melihat Valea terjatuh. Laki-laki itu menghela napas berat lalu menghampiri Valea dengan langkah malas,
"Pak Zayyan, tolongin Valea, kayaknya kaki Valea kesleo." Valea sudah berkaca-kaca hampir menangis.
Zayyan mendengus, "siapa suruh kamu lari-lari kejar saya? Nyusahin aja!"
Valea hanya memonyongkan bibir mendengar kalimat sarkasme yang keluar dari mulut pak Zayyan. Untung sudah biasa!
Zayyan berjongkok. Tanpa berkata-kata laki-laki itu menggendong Valea ala bridal style. Valea sampai membelalakkan mata saking tak percayanya,
"Pegangan kalau gak mau jatuh." Ucap Zayyan dengan wajah datar seperti biasa.
"Huh? Emm iya." Valea langsung mengalungkan tangan di leher pak Zayyan. Valea sesekali melirik wajah pak Zayyan yang terlihat sangat tampan dari samping.
Zayyan membawa Valea menuju parkiran. Ia menurunkan Valea di bangku yang ada disana dengan hati-hati,
"Kamu sudah ada yang jemput, kan?"
"Belum." Valea menggeleng,
Zayyan berdecak kesal. Kenapa gadis di depannya selalu mengganggu hidupnya yang tenang? Bisakah Valea tidak menyusahkannya sehari saja?
"Yaudah saya pulang dulu. Kamu telfon aja supir yang biasa jemput kamu,"
Valea mencebikkan bibir melihat ketidakpekaan pak Zayyan,
"Pak Zayyan tega ninggalin Valea disini? Enggak berperikemanusiaan banget sih."
"Itu bukan urusan saya."
"Huaaa pak Zayyan jahatt!!!" Valea berpura-pura ingin menangis,
Zayyan memijat kepalanya yang terasa berat. "Oke, saya antar kamu pulang!"
Valea langsung tersenyum lebar dan pura-pura mengusap air mata buayanya.
—Di mobil
"Dimana alamat rumahmu?"
Valea menggigit bibirnya gugup, "emm boleh gak Valea ikut pak Zayyan dulu? Soalnya hari ini mamah pulang malem. Nanti Valea bisa kesepian dirumah sendiri,"
"Ikut saya? Kemana?"
"Ke hati bapak lah— Eh maksudnya kerumah pak Zayyan. Valea mau ketemu tante Kiran."
"Tidak bisa. Saya mau pulang ke apartment."
Valea menggembungkan pipi kesal. "Yaudah kalau gitu Valea ikut pak Zayyan ke apartment aja."
"Udah gila kamu ya? Gak! Saya gak mau. Saya anter kamu pulang!"
"Tapi pak Zayyan—"
"Mau protes? Udah baik saya mau kasih kamu tumpangan!"
"Pak Zayyan plisss... Valea janji gak akan nyusahin pak Zayyan, Valea cuma nggak mau sendiri." Valea mengeluarkan puppy eyes andalannya.
"Terserah!" Zayyan memalingkan wajah merasa tidak sanggup melihat wajah memelas Valea.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession is You
Teen FictionValea, seorang gadis SMA yang terobsesi pada seseorang. Umur yang terpaut jauh tidak membuatnya menyerah. Sepeti api yang terus membara. Meski terkena air pun akan membangkang. Valea ingin memilikinya. Memiliki seorang Zayyan, guru olahraganya yang...