p a r t -21-

2.4K 41 0
                                    

Sepanjang koridor, semua mata memperhatikan Valea sambil berbisik-bisik. Valea berusaha mengabaikannya namun ia tidak bisa. Apalagi saat mendengar bisikan salah satu perempuan yang terang-terangan menghakiminya,

"Habis ngebuang Alga, sekarang jadian sama pak Zayyan. Gak tau diri banget jadi cewek."

Bisikan perempuan itu memang sangat pelan, namun Valea masih sanggup mendengarnya dengan jelas.

Valea berhenti. Gadis itu memutar tubuhnya dan menghampiri si perempuan yang sudah menyinyirinya.

"Lo ada masalah apa sama gue?" Tanya Valea to the poin. "Jangan ngomongin di belakang dong, apalagi yang lo omongin itu salah."

Perempuan itu terlihat salah tingkah menatap Valea,

"Gue enggak ngebuang Alga seperti yang lo omongin barusan. Kita masih sahabatan sampai sekarang. Tolong ya, kalo nyinyirin hidup orang cari tau kebenarannya, jangan asal nyebarin gosip yang gak bener." Setelah mengatakan hal itu, Valea berbalik pergi meninggalkan dua perempuan yang terdiam karena ucapan sarkasnya.

Biar saja dikatain judes, Valea tidak perduli.

Valea kembali berjalan menuju kelasnya. Saat masuk kedalam, ia dihujani tatapan penasaran seluruh teman kelasnya,

Oh God! Today it's gonna be a long day.

"Valea!" Suara keras Gita menyambutnya. Gadis itu bahkan melambaikan tangan agar Valea segera duduk di bangkunya.

Disana, Valea bisa melihat Alga duduk di meja-nya dengan senyum lebar.

"Sekolah disini tu berasa jadi artis ya, Ya? Apa-apa di gosipin, ada berita dikit di viralin." Alga menyeletuk.

"Husst diem lo! Gue mau nginterogasi Valea dulu," Gita memotong dengan cepat.

Valea menarik nafas panjang. "Apaan sih, Git? Lo mau ngikut anak-anak ngehujat gue?"

Alga tertawa mendengarnya.

"Aish sembarangan aja lo! Gue tuh cuma pengen tau, sebenernya yang di omongin anak-anak itu bener gak sih?"

"Berita kalo gue putus sama Alga demi pak Zayyan?"

Gita mengangguk.

"Ini ada Alga, kenapa gak nanya anaknya sendiri?" Balas Valea dengan malas.

Gita memutar mata jengah, "tadi gue nanya Alga, dia nyuruh gue nanya elo. Sekarang gue nanya elo, lo suruh gue nanya ke Alga. Lama-lama pusing pala gue, Le!"

"Gue nggak mau salah ngomong aja yakan," Alga menimpali.

Gita merengut sambil menatap Valea. "Sebagai teman sebangku lo selama tiga tahun, gue merasa bego banget karena nggak tau apa-apa!"

"Sorry. Yaudah biar gue jelasin. Jadi dulu gue sama Alga enggak pacaran, kita cuma TTM-an. Waktu itu gue dalam masa move on sama pak Zayyan, tapi waktu gue jalan sama Alga, pak Zayyan—"

"Cemburu?" Tebak Gita mulai tertarik dengan cerita Valea.

"Ya gitulah pokoknya. Setelah itu gue sama Alga memutuskan buat temenan aja, dan... Lo tau sendiri kan gimana cerita selanjutnya?"

"Lo milih kembali sama pak Zayyan lagi, ya?"

Valea mengangguk kikuk. Ia sempat melirik wajah Alga sekilas, laki-laki itu terlihat biasa saja. Tapi entah kalau dalam hatinya berkata lain.

"Jadi, lo jalan sama Alga buat mancing reaksinya pak Zayyan?"

"Enggak gitu!" Sahut Valea dengan cepat. Ia tidak mau membuat Alga salah paham dengan pemikiran Gita.
"Waktu itu gue emang pengen move on dari pak Zayyan, dan Alga nawarin bantuan. Gue nggak akan manfaatin sahabat gue sendiri, oke? Gue nggak sejahat itu."

My Obsession is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang