p a r t -16-

2.8K 31 0
                                    

******

Valea tidak pernah menyangka kalau ia bisa sedekat ini dengan pak Zayyan. Setelah puas bermain di pantai, pak Zayyan mengajaknya dinner di pinggir pantai sambil menikmati indahnya sunset.

Valea tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Yang pasti ia sangat bahagia, setelah hampir tiga tahun mengejar cinta pak Zayyan, akhirnya laki-laki itu meliriknya juga. Ia merasa perjuangannya selama ini tidak sia-sia.

"Kenapa?" Zayyan menangkap basah Valea yang sedang menatapnya.

Valea buru-buru menggeleng, "enggak papa kok."

"Kenapa?" Tanya Zayyan lagi. Kali ini lebih menuntut.

"Eum kita kan udah... Jadian. Aku mau nanya sesuatu sama kamu boleh?"

"Sure."

"Apa kamu pernah pacaran sebelumnya?"

"Pernah."

Valea mengangguk. "Aku penasaran, kenapa kamu marah waktu aku pakai baju perempuan yang ada dikamar kamu. Memangnya, itu punya siapa?"

"Bukan punya siapa-siapa." Jawab Zayyan singkat. "Aku emang nggak suka ada orang masuk ke kamarku sembarangan. Itu privasi."

Valea menunduk. "Maaf,"

Zayyan mengangkat dagu Valea agar wajah cantik gadis itu bisa menatapnya,

"Tapi itu dulu, sebelum kamu jadi pacarku. Kalau sekarang beda lagi ceritanya. Nggak ada privasi privasian, aku pengen kita saling terbuka."

"Eum iya..."

"Dan soal baju itu, kamu gak usah khawatir. Itu bukan punya siapa-siapa, gak penting juga."

Jawaban itu sudah lebih dari cukup untuk Valea. Valea tidak mau kepo atau bertanya-tanya lebih dalam lagi, biarkan pak Zayyan bercerita padanya tanpa paksaan.

"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Valea.

"Pulang. Nanti mamah kamu khawatir kalau kita pulang kemaleman."

Sebenarnya Valea belum ikhlas untuk pulang. Ia masih ingin berlama-lama dengan pak Zayyan, tapi mau bagaimana lagi? Pak Zayyan benar, mamahnya pasti khawatir kalau ia pulang terlalu malam.

*****

Mobil yang dikendarai Zayyan berhenti di pelataran rumah Valea. Tak hanya mengantarkan Valea pulang tetapi Zayyan juga mengantar Valea hingga masuk kedalam rumahnya,

Kedatangan Zayyan disambut hangat oleh Valeria, mamah Valea. Wanita itu bahkan meminta Zayyan untuk mampir terlebih dahulu.

"Biar aku buatin minum ya,"

"Gak usah Valea, kamu istirahat aja. Kamu pasti capek banget,"

Valea menggeleng, "enggak kok. Tunggu bentar ya jangan pulang dulu!"

Zayyan hanya bisa mengangguk pasrah.

Setelah Valea pergi, Zayyan memberikan tatapan 'tidak enak' pada mamah Valea.

"Maaf tante, saya jadi ngerepotin."

Valeria tersenyum kecil, "enggak samasekali kok nak Zayyan, makasih ya udah nganter Valea pulang."

Zayyan mengangguk. "Maaf ya tante, saya mulangin Valea terlalu malam."

Valeria mengibaskan tangannya. "Ah nggak papa, saya percaya kamu bisa jaga Valea."
"Nak Zayyan, boleh saya minta satu hal sama kamu?"

Raut wajah Zayyan berubah jadi serius. "Apa itu, tante?"

"Kamu tau cerita soal ayahnya Valea yang udah meninggal?"

My Obsession is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang