Ini masih terlalu pagi. Namun Alga dan Gita sudah datang kerumah Valea sambil membawa kue super besar berbentuk karakter kartun favoritnya. Doraemon. Tak hanya mereka berdua, mamahnya serta beberapa asisten rumah tangga juga ikut andil di dalamnya.
"Happy birthday Valea! Happy birthday happy birthday. Happy birthday Valea!!!" Alga bernyanyi dengan semangat menggebu. Meski suaranya sangat tidak enak di dengar telinga, namun laki-laki itu tetap percaya diri menyanyikan lagu ulangtahun untuk Valea.
Valeria memeluk Valea dengan erat. "Selamat ulangtahun ya sayang. Semua doa terbaik dari mamah untuk kamu,"
"Makasih mah." Valea membalas pelukan Valeria tak kalah erat.
"Sebenarnya mamah udah janjian sama temen-temen kamu buat ngerayain ulangtahun kamu. Tapi kayaknya kita kalah cepet ya, mamah liat ada kue ulangtahun di kulkas. Itu dari Zayyan kan?" Valeria menggoda putrinya,
"Mamah ah!" Valea salah tingkah. Gadis itu mengalihkan wajahnya agar semua orang tidak menyadari kalau dia sedang blushing.
"Yaudah, Ya. Lo tiup lilin gih habis itu potong kue." Ucap Alga.
Valea mengangguk. Gadis itu sempat terkikik geli melihat kue ulangtahunnya,
"Ini lucu. Sayang kalau dipotong."
Semua orang tertawa.
"Jangan lupa make a wish, Le!" Kali ini Gita yang mengingatkan.
Valea mengangguk. Gadis yang baru genap berusia delapan belas tahun itu memejamkan mata dan mulai mengucapkan harapannya dalam hati.
Doa Valea tidak berubah, tetap sama seperti semalam saat ia membuat harapan bersama pak Zayyan.
"Udah." Valea bernafas lega,
Setelah itu Valea memotong kue ulangtahunnya. Potongan pertama ia berikan untuk mamahnya, lalu kedua untuk Alga dan Gita, dan setelah itu ia membagi-bagikan kuenya pada asisten rumah tangga dan supir pribadinya.
Setelah acara potong kue selesai, mereka bertiga duduk bersantai di kolam renang Valea. Ketiganya duduk sambil menikmati makanan di piring masing-masing,
"Lo gak pengen buka kado dari kita, Ya?" Celetuk Alga.
Valea melirik dua kotak kado yang di bungkus cantik di sebelahnya. "Sayang ah, kertas kadonya gambar doraemon."
Alga dan Gita memutar mata malas.
"Ayo cepet buka. Gue pengen tau Alga ngasih apa ke lo." Ucap Gita.
"Dih ngapain jadi lo yang kepo?"
"Ya terserah gue lah."
Valea menatap dua temannya dengan jengah. "Nggak disini nggak di sekolah tetep aja suka ribut kalian ya!"
Gita tersenyum lebar. "Makanya buka dong kadonya, lo gak penasaran kado dari gue apaan?"
"Yaudah iya ini gue buka. Ribet ah kalian berdua!" Valea mencibir.
Valea membuka kado dari Gita terlebih dahulu.
"Pffttt." Alga menyemburkan tawanya ketika melihat kado dari Gita.
"Kado dari lo gak bermutu baget sih Git? Itu gelang lo beli di pasar?" Tanya Alga.Gita menjitak kepala Alga. "Sembarangan aja mulut lo! Jadi gue beli gelang itu di Bali, nitip kakak gue sih. Dan gelang itu udah di doain sama pendeta disana gitu, katanya sih gelang itu membawa keberuntungan. Menurut kepercayaan yang makai akan selalu diberi perlindungan."
Valea mendengarkan penuturan Gita dengan seksama. Gadis itu hanya mengangguk saja, ia harus menghormati kepercayaan oranglain juga bukan?
"Makasih ya Git." Ucap Valea dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession is You
Teen FictionValea, seorang gadis SMA yang terobsesi pada seseorang. Umur yang terpaut jauh tidak membuatnya menyerah. Sepeti api yang terus membara. Meski terkena air pun akan membangkang. Valea ingin memilikinya. Memiliki seorang Zayyan, guru olahraganya yang...