p a r t -27-

2K 32 0
                                    

Valea menghela nafas lega karena berhasil menjawab soal terakhir dengan mata pelajaran kimia di lembar jawabannya tersebut.

Alga dan Gita sudah menunggunya di depan kelas ketika Valea keluar.

"Kok lo lama banget sih, Ya?" Tanya Alga.

Valea memutar mata bosan, "ya gue kan ngerjainnya pake otak, Ga. Jadi wajar kalau lama."

Alga hanya mendumel.

"Udah udah! Inikan hari terkahir kita UN! Gimana kalau pulang sekolah nanti kita nongkrong," ucap Gita,

"Kemana?" Tanya Alga.

"Starbucks aja gimana?"

"Ayuklah!"

Valea melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "kayaknya gue gakbisa ikut deh. Gue ada janji sama pak Zayyan. Kalian berdua aja deh yang pergi."

"Yahh kok gitu?"

"Sorry ya."

Gita menarik nafas pelan. "Yaudah gak papa."

"Nanti gue nebeng ya, Ga!" Gita menoleh kearah Alga.

"Gak mau ah!"

"Ihh kok gitu?!" Gita mencubit pinggang Alga hingga laki-laki itu berlari melarikan diri, setelah itu mereka berdua saling kejar-kejaran dan meninggalkan Valea sendirian dengan kernyitan di dahinya.

Lalu senyuman tipis muncul di bibir Valea,

Mereka cocok.

Sesampainya dirumah, Valea dikejutkan dengan keberadaan sebuket bunga mawar segar yang tertata apik di atas meja riasnya.

Pasti bik Santi yang naruh disitu. Pikirnya,

Valea mengambil notes yang ada di dalam dan membacanya.

-To: my princess
Don't forget about dinner to our favourite restaurant tonight.
Dandan yang cantik ya:)
-From: your prince

Valea tertawa membaca notes tersebut. Memang, mereka belum bertemu samasekali karena kesibukan pak Zayyan. Tapi saat ia ujian, pak Zayyan selalu mengirimkan bunga bunga cantik dan notes berisi semangat untuknya.

Valea tersenyum lebar. Akhirnya malam ini ia akan bertemu pak Zayyan juga.

*****

Valea sudah duduk manis di kursi restoran tempat janjiannya bersama pak Zayyan.

Valea sangat bersemangat karena akhirnya hari ini ia bertemu dengan pak Zayyan. Kalau boleh jujur, ia sangat merindukan pak Zayyan. Tapi apa boleh buat, pak Zayyan memiliki pekerjaan penting dan sebagai pacar yang baik Valea tidak boleh egois.

Valea harus membuktikan kalau ia adalah pacar yang pengertian dan tidak kekanak-kanakan.

"Permisi. Mau pesan apa kak?" Waiters mendatangi meja Valea,

"Eum orange jus aja satu."

"Makanannya enggak sekalian?"

"Eum saya masih nunggu pacar mbak. Nanti saya pesen kalau dia udah dateng aja,"

"Baik. Permisi."

Setelah waiters pergi, Valea mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi pak Zayyan.

Namun sayang, ponsel pak Zayyan tidak aktif. Valea mencoba menghubungi beberapa kali namun hasilnya tetap,

Valea melihat jam di ponselnya. Harusnya pak Zayyan sudah datang, kan?

Sudah tiga puluh menit menunggu. Orange jus di gelasnya juga sudah hampir habis, namun pak Zayyan masih belum datang juga.

"Eum mbak!" Valea memanggil waiters yang kebetulan sedang membersihkan meja di sebelahnya,

My Obsession is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang