Sekarang Valea dilanda kebingungan. Tadi sore, mama mertuanya— ehem maksudnya tante Kiran mengiriminya pesan, wanita itu mengajaknya makan malam. Sebenarnya Valea ingin menolak, tapi dia tidak enak hati dengan wanita yang sudah terlampau baik padanya itu.
Valea berulang kali membaca chatnya dan tante Kiran dengan gusar,
Datang nggak ya?
Sebenarnya dia bukannya tidak mau makan malam bersama tante Kiran. Tapi— disana juga ada pak Zayyan. Valea sedang dalam mode move on dari laki-laki itu. Yah walaupun di sekolah masih sesekali bertemu, tapi Valea tetap berusaha menghindari laki-laki itu sebisa mungkin.
Waktu pelajaran olahraga saja Valea berusaha keras untuk tidak menatap mata pak Zayyan. Ia berusaha bersikap biasa meskipun dalam hati menjerit tidak rela.
Valea ingat dengan janji Alga yang ingin membantunya melupakan pak Zayyan, dan Valea tidak mau membuat Alga kecewa. Masa baru beberapa hari move on dari pak Zayyan sudah menyerah? Kan enggak lucu. Nanti yang ada dia masuk akun gosip lambe turah lagi kalau hal itu sampai terjadi.
Setelah menarik nafas dalam, Valea memutuskan pergi kerumah tante Kiran. Kalaupun ia bertemu dengan pak Zayyan disana, Valea tidak boleh terpengaruh. Lagipula Valea yakin seratus persen kalau laki-laki itu akan bersikap dingin seperti biasa. Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan, kan?
*****
"Eh calon menantu udah dateng, sini sayang!" Kiran menyambut kedatangan Valea dengan ramah.
"Bi Ningsih, tolong buatin Valea minuman ya." Pinta Kiran sebelum asisten rumah tangganya pergi,Ningsih mengangguk dan pergi ke dapur.
"Lama gak ketemu, kamu kok tambah cantik aja sih sayang?"
Valea tersenyum malu, "ih tante bisa aja."
Kiran tertawa lebar. "Tante kangen banget tau sama kamu. Biasanya kamu sering main-main kesini, eh sekarang udah jarang. Mentang-mentang gak ada Zayyan nih ya?"
Valea terdiam. Ngomong-ngomong soal pak Zayyan... Dimana laki-laki itu? Valea tidak melihatnya sedari tadi.
Inget Valea. Move on!
"Uhm tan, pak Zayyan kemana?" Ah mulut sialan. Kenapa malah itu yang ia tanyakan?!
"Zayyan lagi otw kesini. Tapi kamu tenang aja, tante tadi udah suruh dia buat cepet-cepet kok." Kiran tersenyum mengerti.
Valea hanya mengangguk.
Tak lama kemudian ponsel Kiran berbunyi. Wanita itu segera mengecek ponselnya. Kiran mendesah kecewa saat melihat pesan dari putranya yang mengatakan kalau ia akan datang terlambat.
"Valea... Maafin tante ya, kayaknya kita harus makan malem duluan tanpa nunggu Zayyan. Ban mobilnya Zayyan bocor, mungkin dia datangnya sedikit terlambat."
Ada rasa sedih dan lega di hati Valea. Yah setidaknya ia bisa menyelesaikan makan malam dengan cepat agar tidak bertemu pak Zayyan.
"Gapapa kok tan."
"Non, ini minumnya." Ningsih datang membawa segelas jus.
"Makasih ya bik." Valea tersenyum.
"Bik, bawa jusnya ke meja makan sekalian aja." Pinta Kiran.
"Loh, nggak jadi nunggu den Zayyan dulu toh bu?"
Kiran menggeleng, "kita makan malam duluan bik, Zayyan ada sedikit kendala di jalan, mungkin dia agak telat datangnya."
"Oh baik bu."
Valea mengusap bahu tante Kiran dengan lembut, "tante gak perlu murung gini, Valea kesini murni buat tante. Bukan mengharap yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession is You
Fiksi RemajaValea, seorang gadis SMA yang terobsesi pada seseorang. Umur yang terpaut jauh tidak membuatnya menyerah. Sepeti api yang terus membara. Meski terkena air pun akan membangkang. Valea ingin memilikinya. Memiliki seorang Zayyan, guru olahraganya yang...