Page 05

1.7K 289 35
                                    


~ Jeon Jungkook POV ~

Kenapa hatiku terasa sakit?

Apa karena melihat gadis kampung itu menangis?

Rasanya tidak mungkin. Aku tidak percaya dan menggelengkan kepala beberapa kali.

Balik lagi, aku tidak harus merasa bersalah. Salahnya yang terlalu cengeng. Dia juga yang lebih dulu memukul kepalaku. Aku pun tidak pernah memaksanya untuk mengajariku.

Intinya, aku hanya bercanda.

Walaupun dia melepaskan bajunya, aku tidak akan tertarik padanya. Sebaliknya, aku pasti muntah. Aku yakin itu!

Lagipula, dia bukanlah tipikal gadis idaman. Seharusnya aku membantu menghentikan dirinya yang terlalu tinggi memandang dirinya sendiri.

Dia sungguh tidak menarik!

Namun, kenapa tangisnya membuat perasaanku lara?

Mengusap wajahku, aku berusaha menyadarkan diriku. Sedang berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa aku memang tidak bersalah.

Tidak mungkin juga dia bunuh diri hanya karena ucapanku.

Tidak mungkin, 'kan?

Memikirkan itu, entah kenapa aku menjadi ragu.

Sial!

Aku segera berlari; mengejar keberadaannya. Mungkin saja aku berlebihan, tapi bagaimana kalau pikiran bodohku ini benar-benar terjadi?

Bisa saja, 'kan?

Aku terus berlari layaknya orang gila. Tiba di ujung jalan, aku merasa lega karena bisa menemukannya. Gadis itu—So Hyun—berjalan lebih unggul—di depanku. Aku berhenti dan menarik napas yang tersengal-sengal.

Aku masih bisa melihat ia berjalan dengan kepala tertunduk. Melihatnya seperti itu, mau tidak mau, aku memutuskan untuk mengikutinya.

Tak terburu-buru, sengaja langkahku diperlambat; membuat jarak sedikit lebih jauh.

Sebut saja aku bodoh, tapi aku harus memastikan bahwa dia tidak akan melakukan perbuatan lebih bodoh dariku.

Terus terang aku tak mengerti ia akan bergerak ke mana. Tempa apa yang jadi tujuannya. Hingga akhinya ia tetap berjalan menuju suatu tempat yang membuatku merinding.

Pemakaman.

Apa yang mau dia lakukan di pemakaman? Jangan bilang pikiranku tepat.

Gadis itu mau bunuh diri?

Langkahnya terhenti. Sama denganku yang bersembunyi di balik pohon besar yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Beberapa menit ia habiskan dengan menatap batu nisan di depannya.

"Maakan aku, Ayah ... Ibu ... hiks ...."

Dia menangis. Bisa kupastikan dengan jelas kalau ia terisak. Gadis itu berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lutut yang tertekuk.

Sepertinya ia terus menangis di depan batu nisan yang kuduga adalah nisan kedua orang tuanya.

Hatiku terenyuh. Aku baru saja mengetahui bahwa dia adalah gadis malang—yatim piatu. Aku jadi merasa bersalah karena selama ini sudah bersikap kasar padanya.

"Aku sepertinya tidak mungkin diterima di Universitas Seoul. Padahal sebelumnya aku kira itu mungkin. Semua ini karena ulah Jeon Jungkook, pria brengsek yang tidak tahu malu, bodoh dan selalu menjadi biang kerok. Bagaimana bisa manusia sepertinya bisa hidup di dunia ini? Aku membencinya! Dia orang paling brengsek yang pernah kutemui."

Stay As You Are [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang