Page 24

1.2K 216 12
                                    

Masih pagi dan suasana riuh di kantor begitu menyita perhatian. Termasuk untuk kedua gadis yang baru saja memasuki kantor pagi ini. Semua tampak berbisik-bisik seraya melirik kedatangan So Hyun.

Yoojung yang masih merangkul tangan So Hyun, saling melempar pandang sesaat manik -manik itu tak jenuh mengikuti pergerakan mereka.

"Apa kau merasakan sesuatu yang berbeda hari ini?"

"Eoh," sahut So Hyun singkat.

Bukan hanya Yoojung, dirinya juga merasa diperhatikan saat ini. Meski tak jelas hal apa yang menjadi perdebatan kali ini. Seingatnya, ia tidak ada melakukan hal ganjil semalam, atau beberapa hari sebelumnya.

"Kim So Hyun?"

Langkah kaki kedua gadis tersebut—Yoojung dan So Hyun—berhenti bersamaan. Dimulai dari Yoojung yang perlahan mengendurkan rangkulannya, hingga akhinya benar terlepas dari sahabatnya, So Hyun.

Untuk keduanya kalinya ia berjumpa dengan wanita paruh baya yang sudah berdiri di depan keduanya. Tampak tengah melempar senyum.

Beberapa derap terlihat anggun, wanita yang masih diingat So Hyun sebagai ibu dari Jungkook, datang dan mendekatinya. So Hyun hanya memasang wajah datarnya.

Mungkinkah karena ini dia menjadi bahan pembicaraan pagi ini?

"Selamat pagi, Nyonya Jeon."

So Hyun membungkuk sopan. Diikuti Yoojung yang juga bergerak; meng-copy paste hal yang sama.

"Bukankah sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu," imbuh wanita tersebut begitu lembut. Terdengar kikuk untuk So Hyun yang memaksakan diri 'tuk tersenyum.

"Apa kau keponakan Kim Bum?"

Pertanyaan lain yang ditujukan pada Yoojung. Terjawab melalui anggukkan sopan.

"Kalian benar-benar gadis yang cantik," puji wanita itu lagi dan tak lantas membuat mencair. Semua iris masih terpaku pada mereka. Terlihat tak sabar untuk bergunjing.

"Bisa aku bicara denganmu, Kim So Hyun~ssi?"

Kedua alis So Hyun berjungkit. Sementara Yoojung mengangkat bahunya tatkala So Hyun mencoba berbagi pikirannya.

Maunya ia ingin menolak permintaan nyonya besar pemilik perusahaan. Terlebih saat ini tatapan penasaran dari banyak orang membuatnya jengah. Sayup mulai terdengar bisikkan yang mengatakan bahwa ini pertama kalinya Nyonya Jeon datang bukan untuk menemui sang putra, melainkan untuk menemui anak magang sepertinya.

Apa mungkin ada kesalahan berat yang sudah ia lakukan?

.

.

.

.

.

.

Walau tak begitu mengerti arah tujuan pertemuan ini, pada akhirnya So Hyun tetap mengiyakan permintaan wanita anggun yang sesekali menyeruput teh yang dipersiapkan untuknya. Agak tegang dikarenakan hanya ada dirinya dan Nyonya Jeon—berdua. Tidak jelas apa So Hyun terlihat pantas untuk membuka percakapan lebih dulu. Ataukah tetap menunggu Ibu Jungkook yang membuka suaranya.

"So Hyun~ah ... bisakah aku memanggilmu seperti itu?"

Pertanyaan sederhana yang membuat So Hyun tersenyum dan mengangguk.

"Menurutmu kenapa aku ingin berbicara denganmu?"

Pertanyaan berikutnya, inilah yang menjadi inti pertemuan. So Hyun masih belum mengerti. Jadi wajar kalau saat ini ia menjawab dengan gelengan pasrah. Jawaban polos untuknya yang memang sama sekali tidak memiliki petunjuk.

Stay As You Are [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang