Page 19

1.1K 238 9
                                    

Caution :

Engga dosa lho yang namanya ninggalin jejak

Klik ⭐️ atau comment, tetap ditunggu

Happy reading ♥️♥️

**

Teramat kesal, untuk kesekian kalinya, So Hyun kembali menghela napas.

Inginnya begitu kuat untuk bertahan, tapi sepertinya usahanya sia-sia. Satu pun, tidak ada yang berhasil.

"Aku tak kuat! Aku tidak akan pernah bisa bekerja dengannya!"

So Hyun mendengus kesal. Begitu kentara sedang memainkan lidah di dalam mulutnya. Kekesalan yang membuncah pada kebodohan Yerin.

Ya ... seorang Jung Yerin. Sosok yang tiba-tiba muncul tanpa diundang dan teramat sadar menawarkan dirinya sendiri untuk membantu So Hyun.

Kenapa Yerin?

Pertanyaan itu tadinya sempat melintas sebagai tanda tanya besar dalam benak So Hyun. Ditambah fakta bahwa gadis Jung itu terlihat begitu leluasa keluar-masuk di dalam perusahaan seelit ini.

Siapa dia sebenarnya? Apa hubungannya dengan Jungkook.

Tapi semuanya terjawab sudah. Tidak lain tidak bukan, karena orang tua Yerin merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan yang dipimpin Jungkook. Walau tidak memiliki jumlah saham sebesar Ayah Jungkook, tetap saja keluarga Jung memiliki 'hak' di perusahaan tersebut.

Tanpa perlu magang pun, Yerin bisa dengan mudah membujuk sang ayah untuk menjadikannya sebagai menjadi pekerja di sana.

Tapi apa ini?

Bantuan yang tadinya ia tawarkan bukanlah bantuan. Melainkan sebuah malapetaka.

Masih berdesis sinis, So Hyun bisa menggambarkan betapa betapa beruntungnya Yerin masih memiliki orang tua yang mampu menutupi segala kekurangannya.

"Aku menyerah, Tuan Kim Bum. Dan juga ... Tuan Jeon."

Amat jelas So Hyun tengah menyindir Jungkook di akhir kalimat yang ia ucapkan.

Menurutnya—So Hyun—, ia tak perlu lagi berpura-pura. Pada akhirnya, pria Jeon itu memanglah seorang pimpinan.

Sementara So Hyun?

Ia tak lebih dari seorang peserta magang.

"Yak, Kim Sohyun! Kau kira aku juga senang membantumu? Aku hanya kasihan padamu dan juga tak sudi melihat Jungkook yang menolongmu!" seru Yerin tanpa ragu.

Memanggutkan kepalanya, So Hyun lantas menampilkan senyum tersungging sinis di parasnya. Sungguh, ia menilai keduanya sangat serasi. Baik itu Yerin maupun Jungkook.

Ia—So Hyun—sama sekali tidak tertarik terlibat dengan kedua orang itu. Termasuk dengan Jungkook. Ia terlanjur menaruh kekecewaan.

"Kalau kau benar-benar kasihan padaku, setidaknya cobalah mengingat nama benda yang kuajarkan padamu. Pipet tetes itu berbeda dengan sedotan yang kau gunakan untuk minum. Bagaimana lagi aku harus mengajarimu? Kau tidak tertolong lagi, Jung Yerin."

Yerin memajukan bibirnya mendengar cibiran So Hyun yang membabi buta padanya. Pembelaan dalam hatinya tetap tidak akan mengubah pandangan Jungkook dan Kim Bum secepat itu.

Bukankah kekikukkannya dapat dimaklumi, mengingat Yerin mengambil Jurusan Kecantikan. Ilmu yang ia pelajari sudah jelas tidak sama dengan ilmunya yang diterapkan di Jurusan Kimia. Itu pun dia tidak pernah ambil peduli pada kandungan kimia yang ada di hairspray atau pada bedak yang kerap digunakannya. Yang lebih penting adalah alat-alat itu sanggup menyulapnya tampil lebih cantik.

Stay As You Are [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang