Page 21

1.2K 243 22
                                    

Caution :

Engga dosa lho yang namanya ninggalin jejak

Klik ⭐️ atau comment, tetap ditunggu

Happy reading ♥️♥️

**

Balutan perban itu kini benar-benar bisa dibuka, setelah beberapa hari lalu So Hyun kesulitan bekerja dengan satu tangannya. Belum lagi kehadiran Yerin yang dibilang sama sekali tidak menolongnya. Yang ada ia hanya menjadi beban. Membuat kerjaan So Hyun bertambah berat dua kali lipat; cek sample dan menjagai bayi besar seperti Yerin.

Belum lagi dengan rengekkan manja yang hampir setiap menit menusuk ke telinga. Suara yang sedikit melengking, mudah sekali menebak bahwa gadis itu hanya berpura-pura. Sesungguhnya, tujuannya menawarkan bantuan tak lebih hanya untuk menarik perhatian Jungkook.

Dan melihat keduanya—So Hyun dan Yerin—belakangan ini terasa melelahkan.

"Syukurlah. Tanganmu sekarang sudah pulih."

So Hyun tersenyum pada pria yang selalu memberi perhatian padanya, Ong Seungwoo.

"Gomawo, Oppa. Kau sudah mengantarku. Padahal kuyakin pekerjaanmu pasti masih banyak."

Tebakkan So Hyun teranulir seiring Seungwoo menggelengkan kepalanya. Masih menyisakan senyum di paras tegasnya, Seungwoo merasa sudah menjadi tugasnya menjaga gadis yang merupakan kekasihnya. Mengantarkannya ke rumah sakit sekedar melepaskan perban, itu terbilang tugas yang tak seberapa.

"Tapi kalau kau merasa berhutang budi padaku, bagaimana kalau kau berkencan denganku malam ini?"

Seungwoo tersenyum kala So Hyun merasa tak yakin untuk menerima ajakannya. Namun, sulit membuat wajah tampan itu untuk kecewa.

"Baiklah. Aku mau."

.

.

.

.

.

.

Jungkook menundukkan kepalanya yang terpangku oleh jemarinya yang menyatu. Pikirannya bercabang; masih belum bisa menerima permintaan sang ibu ataupun saudari perempuanya yang tiba-tiba mendatangi kantornya—siang ini.

"Adeul ... bukankah kau juga sudah lama mengenal Yerin?" bujuk sang ibu.

Jungkook menggelengkan kepalanya. Ini bukan masalah sudah lama kenal atau tidak. Melaikan karena pernikahan adalah suatu hal yang besar. Tidak cukup sekedar kenal untuk memastikan orang itu benar tepat menjadi pendamping hidupmu kelak.


"Ibu ... kenapa mendadak memintaku segera menikah? Aku bahkan belum lulus kuliah," tolak Jungkook masih mengedepankan nada pelan.

Bersikap keras pada ibunya yang terlalu lembut, mungkin bukan cara yang tepat. Apalagi setelah sepeninggalan sang ayah, ibunya bertambah tirus dan terus bertahan dalam kondisi lemah.

Bukan sekali, tapi sudah cukup sering ibunya mengeluh sakit kepala dan tiba-tiba pingsan. Penyakit darah rendah sang ibu pun sering kambuh. Karena itu pula Jungkook sangat berhati-hati; menjaga sang ibu untuk tidak membuatnya terbebani. Selama masih bisa ditanggungnya sendiri, maka Jungkook akan bertahan sendiri.


"Bertunanganlah dengan Yerin kalau begitu. Kalian bisa menikah setelah kalian sama-sama lulus." Masih suara sang ibu yang terdengar membujuk.

Stay As You Are [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang