Caution :
Engga dosa lho yang namanya ninggalin jejak
Klik ⭐️ atau comment, tetap ditunggu
Happy reading ♥️♥️
**
Rintik hujan seakan turun menemani hati hampa So Hyun. Berada sendirian di dalam rumah, ia sadar tidak memiliki siapa pun untuk berbagi. Atau sekedar diajak bicara.
Tidak pada Yoojung, sahabatnya sendiri. Atau pun Seungwoo, kekasihnya.
.Sohyun~ah ... apa kau menyukainya?
Pertanyaan Seungwoo begitu kuat membekas di ingatannya.
Pria tenang Ong, pastinya senyum itu hanya menutupi kegusaran yang berlabuh di benaknya. Ingin tetap memperlihatkan sisi dewasanya. Tapi So Hyun yakin, bahkan teramat yakin, Seungwoo juga merasa cemas.
Seungwoo, dia hanya tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya di depan mata So Hyun. Dan itu sangat menyakitkan, melihat pria itu menahan rasa ingin tahunya selama ini.
"Oppa—"
"Jangan jawab kalau kau memang tidak bisa menjawabnya sekarang."
Secepat itu pula Seungwoo membukam mulut So Hyun dengan senyumnya. Entah karena ia yang memang belum siap menerima jawaban So Hyun, atau karena ia sudah tahu jawaban yang sebenarnya.
Beruntung mobil Seungwoo sudah tiba di depan rumah Sohyun, sehingga ia—Seungwoo—tidak perlu menyambung pembicaraan itu lebih panjang. Begitu pula dengan So Hyun yang merasa lega. Keraguan menggiring ia ketidakpastian. Seperti halnya dengan jawaban yang masih tergantung.
"Yak, Kim So Hyun! Apa kau sudah gila? Sebenarnya kenapa kau ragu? Seungwoo sudah begitu baik padamu. Apa lagi yang membuat pikiranmu mendua?"
So Hyun bermonolog di tengah hampanya suasana rumah. Tampak sedang menasihati diri sendiri.
"Hah ... sepertinya aku lebih baik menemui Ayah dan Ibu," ucapnya lagi setelah menghela napas panjang.
Menyelimuti tubuhnya dengan cardigan panjang bewarna cream, ditambah sebuah tas kecil, ia terlihat siap menuju makam kedua orang tuanya.
.
.
.
.
.
.
~ Kim Sohyun POV ~
Hari libur seiyanya adalah hari berharga. Bagaikan mendapatkan emas dan membuatmu ingin menyimpannya dengan berhati-hati.
Begitu juga dengan hari libur kali ini, aku ingin menggunakannya sebaik mungkin. Memastikan waktu akan berjalan dengan sesuatu yang bermanfaat.
Tadinya sempat kuberpikir untuk berdiam di rumah. Melupakan hal-hal yang membebani pikiranku beberapa hari ini. Tapi ternyata, diam hanya membuat pikiranku terbagi.
Salah satu yang cara yang bermanfaat menurutku adalah mengunjungi makam kedua orang tuaku. Walau pada kenyataannya aku sudah sendiri, tapi kebiasaanku memang seperti ini. Berbicara di nisan mereka, terkadang membuat perasaanku jauh lebih lega.
Tidak ada yang akan menghakimiku; hanya ingin didengar.
Derap terakhir membawaku tiba di anak tangga terakhir. Yang menjadi kejutan adalah aku melihat sosok asing yang sedang berdiri di depan makam Ayah dan Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay As You Are [END]
Fanfiction#rank 21 ~ #Kimsohyun (05/08/2018) Cerita sederhana layaknya kisah cinta pada umumnya. Diawali dengan pertemuan yang tidak terlalu baik, membuat keduanya tidak menemukan kesamaan. Meski keduanya saling membutuhkan. Bukan hanya ketidakcocokkan. Pada...