.
.
.My love,
leave yourself behind,
Beat inside me,
leave you blind...
My love,
you have found peace,
You were searching for relief...
.
.
.Renjun tersenyum kecil, mengusap lembut dan penuh hati-hati pada perutnya yang kini sudah membesar. Jika dihitung kembali, maka ia harus bertahan selama dua bulan lagi dan setelah itu ia bisa menatap anaknya dengan jeno nanti.
"Uhuk!" Sebelah tangannya terangkat untuk menutupi mulutnya, sudah beberapa hari ini ia terus terbatuk.
Dan batuknya pun bukan sebuah hal yang wajar, ada darah yang keluar begitu ia mulai terbatuk.
Dengan segera renjun meraih saputangan diatas nakas disamping tempat tidurnya dan mengusapkan itu disekitar mulut juga telapak tangannya yang ternoda darahnya sendiri.
Cklek!
Renjun mengalihkan pandangannya pada pintu kamarnya yang terbuka, menampilkan sosok daehwi yang sudah beberapa bulan berada disini untuk merawat dirinya.
Melihat bercak darah disaputangan yang dipegang renjun, dengan segera kakinya melangkah cepat mendekat. "Kau tidak apa-apa hyung? Apa ada yang sakit?" Ucap daehwi dengan raut wajah khawatir.
Renjun tersenyum manis. "Kau itu mengatakan apa sih? Tentu saja aku baik-baik saja. Malahan aku sangat bahagia sekarang." Ucap renjun kembali mengusap sayang perutnya.
Daehwi menatap getir pada renjun yang kini berbaring menyandar pada kepala ranjang dihadapannya, senyuman bahagia diatas pucatnya kulit yang dulunya selalu merona itu terlihat sangat kontras dimatanya. Demi anaknya, renjun rela bertahan hingga selama ini. Bahkan dirinya sendiri yang notabene adalah seorang keturunan vampire murni, takjub pada gigihnya istri dari sang calon lord mempertahankan buah hatinya hingga selama ini. Jika itu manusia biasa, maka sudah ia pastikan manusia itu akan meninggal akibat sang janin. Begitupun janin itu akan meninggal juga saat tak mendapat asupan darah lagi.
Tetapi sekali lagi renjun berbeda, tekadnya seakan membuat semangat dari dalam dirinya tumbuh lebih besar ketimbang rasa ingin menyerahnya.
"Ah ya ada apa kemari? Seingatku hari ini tidak ada jadwal pengecekan bukan?" Tanya renjun. Daehwi tersadar dari lamunannya dan tersenyum.
"Iya sih, tapi begitu aku mendengar suara batukmu tadi aku langsung datang kemari. Aku hanya khawatir ada yang terjadi." Balas daehwi.
Cklek!
Untuk kedua kalinya bagi renjun, atensinya beralih lagi pada pintu kamarnya. "Apa aku mengganggu?" Ucapan dari gadis cantik bermata merah dengan wajah layaknya boneka itu membuat kedua orang yang berada didalam kamar menggelengkan kepalanya.
"Ada apa lami?" Tanya renjun.
Lami membuka pintu kamar renjun lebih lebar hingga menampilkan orang lain yang berada dibelakangnya. "Ada yang mau bertemu dengan oppa. Mark oppa bilang jika dia sudah diizinkan dengan Jeno oppa." Ucap lami.
"Bagaimana keadaanmu, renjun?" Ucap pria itu sembari tersenyum.
"Lord haknyeon? Ah baik. Aku baik-baik saja." Balas renjun.
Haknyeon menatap daehwi juga kami secara bergantian dengan penuh makna, hingga akhirnya kedua orang itu menghembuskan nafas dan mengangguk secara bersamaan saat mengerti maksud sang lord para werewolf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero : after war sequel (End)
Fiksi Penggemarwe through many things in our live. and we know that is not the end of our story.