18'th

2.9K 529 21
                                    

"Karena melahirkan dirimu, ibumu yang manusia itu mati."

Begitukah? Jadi benar mama kehilangan nyawanya sepuluh tahun lalu karena ku?

"Judy kau tak apa?" Ucapan dari sang lord werewolf menyadarkan lamunan gadis bersurai hitam panjang itu.

"Aku... Baik-baik saja," ucap Judy. "Paman turunkan saja aku. Aku hanya menghambat paman," lanjut gadis itu.

"Mana bisa seperti itu. Justru ini adalah tugas- argh!"

"Paman!"

Haknyeon melompat mundur dengan lengan yang sobek akibat menangkis serangan vampire dihadapannya. "Aku tak apa, aku ini seorang werewolf. Luka seperti ini akan langsung teregenerasi," ucap sang lord.

"Hei hei jangan mengobrol santai seperti itu kalau sedang melawanku. Aku bisa saja memutuskan kepalamu itu dalam sekejap, kau tau."

Sang lord werewolf dalam wujud seorang pemuda dua puluh tahunan itu menyeringai kecil. "Oh? Aku tak tau kau bisa memutuskan kepalaku semudah yang kau katakan itu, kalau begitu cobalah."

Wanita itu menggeram kesal, dengan gesit ia melontarkan serangan bertubi-tubi kepada sang lord werewolf.

"Selemah inikah lord bangsamu saat ini?" Ucap nancy dengan nada penuh ejekan.

"Tsk."

Aku tak bisa mengeluarkan segala kekuatanku, jika aku melakukannya maka Judy juga akan terluka. Pikir haknyeon.

"Paman turunkan saja aku. Aku tidak akan terluka," bisik Judy.

"Jangan bicara begitu, aku tak bisa-"

"Jika terus begini maka kita akan terus tersudut karena paman tak bisa mengeluarkan seluruh kekuatan paman," ucap Judy memotong ucapan haknyeon.

Haknyeon terdiam, menatap lurus pada obsidian hazel yang mengingatkannya akan renjun tersebut lalu pada akhirnya menghela nafas.

"Berjanjilah agar selalu ada di dekatku dan tidak terluka seinchipun," ucap haknyeon. Dengan sedikit berat hati dirinya menurunkan Judy dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap vampire wanita yang saat ini bisa saja kapanpun menyerang gadis cantik itu.

"Wah wah, apa pada akhirnya kau menyerah untuk melindungi gadis pembuat masalah itu?" Ucap wanita bersurai hijau tersebut.

'tetap disini'

Judy mengangguk sebagai jawaban atas perintah haknyeon lewat telepatinya.

"Yah~ hei nenek dengar ya." haknyeon berbalik menghadap wanita tersebut, sebuah seringai muncul di wajah tampannya dengan satu tangan yang terulur seolah tengah menjadi tameng bagi gadis dibelakangnya. "aku tak pernah sekalipun menyerah untuk melindungi Judy!" Seru haknyeon bersamaan dengan dirinya yang kembali menjadi werewolf dan menyerang cepat kearah wanita tersebut.

                •••AFTER WAR•••

"Jaemin kau baik-baik saja?" Ucap Mark. Saat ini dirinya tengah berdiri dengan jaemin dibelakang punggungnya yang juga dalam mode siaga.

Jaemin terkekeh kecil sembari mengangkat dua bilah pedang pendek di masing-masing tangannya. "Memangnya aku kenapa? Jangan terlalu khawatir Hyung," ucap jaemin.

"Dasar kau ini." Namun diam-diam Mark tersenyum tipis, hanya dengan mendengar suara tawa kecil jaemin saja cukup membuktikan bahwa istrinya itu tidak terluka se-inchi pun.

"Kalau begitu sampai ketemu nanti, mereka ini sepertinya sulit sekali di musnahkan."

Mark mengangguk kecil, kemudian dirinya kembali memposisikan senjata berupa pedang panjang mirip excalibur Jeno dan bergerak cepat kearah wanita bersurai pendek dengan pandangan kosong, berbeda dengan beberapa vampire yang di bangkitkan masih dengan kesadaran aslinya tadi.

Hero : after war sequel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang