20

3.1K 500 29
                                    

"Bagaimana bisa?" Haknyeon memandang gadis dihadapannya dengan pandangan tak percaya.

Namun satu hal yang ia sadari, gadis itu tak sepenuhnya sadar tentang apa yang ia lakukan.

Excalibur... Bukankah harusnya Jeno yang masih memegang pedang itu? Kenapa ada ditangan Judy?

Dengan sigap haknyeon menangkap tubuh gadis itu yang tiba-tiba saja terhuyung dan hampir jatuh. Judy rozaria Lee kehilangan kesadarannya.

Sang lord kembali merengkuh tubuh gadis yang saat ini tak sadarkan diri kedalam gendongannya, ia terdiam sejenak.

"Apakah membawamu menjauh adalah pilihan yang tepat?" Ucapnya bermonolog.

"Paman?" Panggilan parau dari Judy membuatnya mengalihkan pandangan.

"Bisa berikan aku panah saja? Aku tak bisa mengendalikan pedang itu," ucap Judy pelan.

Haknyeon mencoba mencerna segalanya, disamping itu dirinya tersenyum teduh mencoba menenangkan gadis dalam gendongannya itu.

"Cobalah berdamai dengannya," ucap haknyeon.

Judy membulatkan matanya, namun sedetik kemudian segalanya menjadi normal dan ia mencoba ikut tersenyum. Ia baru mengingat bahwa orang dihadapannya adalah seorang lord, mustahil bagi seseorang dengan jabatan setinggi itu tak tau apa yang tengah terjadi pada dirinya.

"Jadi paman bisa kita kembali kesana?" Pinta Judy.

"Kau yakin?"

Gadis itu mengangguk, meyakinkan haknyeon pada permintaannya. Sebuah desahan panjang lolos dari bibir haknyeon.

"Hah~ baiklah. Aku juga tak punya opsi untuk menolak kan? Mungkin setelah ini papamu itu akan mencoba untuk membunuhku," ucap haknyeon sembari menurunkan Judy dan kembali pada wujud werewolf nya.

"Papa tidak akan membunuh paman," balas Judy diiringi tawa kecil dari bibir tipis yang diwariskan dari kedua orang tuanya itu.

                       AFTER WAR

Dengan gerakan gesit Jeno mencekal kedua tangan renjun, mengambil alih pedang dari tangan kurus itu dan membuangnya jauh. Kemudian sang lord vampire tersebut membuat lelaki yang dicintainya itu tak sadarkan diri.

"Wah wah kau ingin bermain aman huh?" Ucap guanlin sembari menyeka darah yang mengalir di pipinya akibat serangan Jeno beberapa saat lalu sebelum sang lord itu mengunci renjun.

Jeno tak langsung menjawab, dirinya melingkarkan ujung excalibur miliknya dibawah tanah yang dipijaki renjun, dan sesaat setelahnya sebuah lingkaran pelindung biru melingkupi tubuh tak sadarkan diri renjun.

"Hei kau ingin mencurinya ya?" Ucap guanlin sedikit tak terima.

"Aku hanya mengambil kembali apa yang dicuri dariku," ucap Jeno. Kini pandangannya kembali terfokuskan pada guanlin.

Setidaknya saat ini dirinya tak perlu khawatir akan melukai renjun, dan tentunya ia bisa memusatkan seluruh kekuatannya pada guanlin.

"Benarkah? Kalau begitu coba saja kau lindungi apa yang kau ambil lagi."

Tanah tempat jeno berpijak bergerak kuat, membuat dirinya hampir kehilangan keseimbangan jika saja ia tak memusatkan kekuatannya pada tanah yang ia pijaki saat itu juga. Ia berdecak pelan, sedetik kemudian dirinya menyeret exaliburnya dan bergerak cepat ke tempat dimana guanlin berdiri.

Denting memekakkan dari dua pedang yang beradu terdengar untuk beberapa saat. Guanlin menyeringai  dengan masih menangkis seluruh serangan yang jeno berikan lewat excalibur milik sang lord tersebut.

Hero : after war sequel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang