.
.
.Angin berhembus lembut menerbangkan surai hitam panjang milik gadis cantik yang kini masih berada dipunggung sang lord werewolf.
Netra hazel yang diturunkan dari sang ibu tak henti-hentinya menatap sesosok pria berkulit pucat yang tak menatapnya sama sekali.
"Mama..." Panggilnya pelan pada sosok sang ibu yang bahkan tak mengenali dirinya sama sekali.
Hingga angin kencang menerpa permukaan kulitnya, bersamaan dengan datangnya sang lord sekaligus ayahnya tersebut.
"Kenapa kau bawa Judy kesini?" Ucap Jeno dengan nada datarnya.
"Papa, apa itu mama? Aku yang memaksa untuk ikut kemari," ucap Judy.
Jeno menghela nafas kecil dan memberikan perhatian sepenuhnya pada gadis kecilnya, tangan yang terbalut sarung tangan putih itu mengusap surai halus putrinya. "Itu mama, tapi dia sedang tidak sadar. Judy jangan mendekat pada mama mengerti?" Ucap Jeno lembut.
"Wah wah pemandangan yang mengharukan sekali ya. Halo nona rozaria, kau benar-benar tumbuh dengan cantik. Tidak mau datang kemari dan memeluk ibu mu?" Ucap guanlin.
Jeno melirik tajam pada guanlin yang balas tersenyum tenang padanya.
"Oh? Apakah lord saat ini sangat lemah hingga membutuhkan banyak bantuan untuk melawanku?" Ucap guanlin begitu Mark datang.
Mark melebarkan matanya begitu tau siapa yang tengah berdiri diseberang sana. "Lai guanlin," ucap Mark dengan sedikit tak percaya.
"Kita telah menghabiskan banyak waktu," ucap guanlin.
Satu tangan milik guanlin terangkat diudara, bersamaan dengan hal itu permukaan tanah disekitar tempatnya berdiri berguncang hebat dengan angin yang hampir menumbangkan beberapa pohon.
"Itu-" ucapan Mark menggantung seiring dengan dirinya yang menatap tak percaya sekali lagi dengan apa yang ada dihadapannya.
"-kekuatan pembangkit, mustahil..." Ucap mark sembari masih mengangkat sebelah tangannya untuk menahan angin yang berhembus kuat.
"Agar ini menjadi adil, aku akan memberikan kalian semua satu lawan yang pantas. Ini adalah hasil kerja kerasku selama puluhan tahun, aku akan membalas apa yang kaum kalian lakukan pada klan ku puluhan tahun lalu," ucap guanlin.
Jeno memandang beberapa tubuh yang ia yakini sudah menghilang berpuluh atau bahkan ratusan tahun lalu yang kini berada disekitar guanlin, ia yakin pada satu hal.
Dengan kekuatan milik klannya tersebut ditambah lagi kekuatan yang ia terima dari tubuh Jinyoung, guanlin telah tumbuh menjadi sangat kuat hingga bisa membangkitkan para pendahulunya yang telah lama menghilang dari silsilah kaum vampire.
Ini tak akan menjadi mudah untuknya atau bahkan para kaum bangsawan sekalipun. Bahkan yang menjadi masalah terbesar adalah, kekuatan spesial dari klan lai tidak hanya sekedar membangkitkan suatu tubuh yang telah mati, tetapi memanggil kembali jiwa mereka untuk kembali pada tubuhnya dengan tanpa ingatan yang tersisa pada sipemilik tubuh.
Sebuah kekuatan yang mengerikan sekaligus menyalahi aturan alam.
Kini pandangan Jeno beralih pada renjun yang masih berada di seberangnya, namja manisnya itu sudah dapat ia pastikan tak memiliki secuil ingatan pun.
Kemudian perhatiannya beralih pada putrinya. "Haknyeon, tolong bawa Judy menjauh dari sini secepat mungkin. Aku merasakan sebuah firasat aneh, tolong jaga dia," ucap Jeno.
"Judy, papa akan menjemputmu nanti. Sekarang kau harus pergi sejauh mungkin dari tempat ini," ucap Jeno pada putrinya.
Judy menoleh sejenak pada ibunya yang masih berdiri dengan kondisi tak sadar diseberang sana, kemudian pandangannya beralih kembali pada sang ayah dan mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/129216731-288-k507786.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero : after war sequel (End)
Fanfictionwe through many things in our live. and we know that is not the end of our story.