7'th

4.7K 747 50
                                    

"Kau tak apa kan kutinggal beberapa hari? Hanya beberapa hari" ucap jeno, renjun tersenyum manis dan mengusap pipi jeno.

"Aku sudah berkali kali bilang, aku tak apa. Lagipula ada jaemin juga mark hyung yang nanti akan menemani kan? Kau jaga dirimu sendiri mengerti?" ucap renjun, jeno mengangguk dan selanjutnya dirinya merengkuh tubuh kecil renjun erat

"Aku pergi" ucap jeno, renjun mengangguk dan setelah jeno mengecup bibirnya sekilas, namja itu benar benar pergi dari hadapannya.

Mark juga jaemin baru akan datang sebentar lagi dan itu artinya dirinya sendirian di rumah sebesar ini.

Renjun mengusap perut datarnya sekilas lalu melangkah masuk kedalam rumahnya, memilih untuk menunggu jaemin juga mark didalam karena ia tau udara malam sangatlah tak sehat, bukan untuk dirinya tapi untuk calon anaknya dan jeno nanti.

Bahkan dirinya belum berani untuk mengatakan pada jeno yang sesungguhnya. Mark dan jaemin pun belum tau.

Ia hanya masih takut untuk mengatakannya.

Hingga ketukan di pintu membuyarkan lamunannya dan membuatnya berdiri untuk membuka pintu Depannya.

"Maaf ya baru datang, ah jeno sudah pergi?" ucap jaemin setelah renjun mempersilahkan keduanya masuk. Renjun mengangguk menjawab pertanyaan jaemin

"Baru saja pergi. ah ya kalian sudah makan malam?" ucap renjun, dan baik mark ataupun jaemin mengangguk.

"Tak usah merepotkan diri seperti itu, lebih baik kita disini dan bercerita beberapa hal saja" ajak jaemin yang kini menarik pelan lengan renjun agar duduk disebelahnya, sedangkan mark permisi untuk masuk kedalam.

"Bagaimana keadaanmu?" ucap jaemin, renjun terkekeh pelan.

"kau baru saja pulang dari sini beberapa waktu lalu jaemin" ucap renjun, jaemin ikut terkekeh.

"Haha iya juga ya, haah mau membahas apa ya?" ucap jaemin lalu meletakkan telunjuknya di kening.

"Jaem" jaemin menoleh pada renjun saat namja manis itu memanggilnya.

"Kau sudah jadi vampire, kau punya kekuatan?" tanya renjun sedikit hati hati, namun dirinya menghela nafas lega saat melihat ekspresi jaemin.

"Iya, mau lihat?" ucap jaemin, renjun mengangguk mengiyakan dan saat itu juga jaemin meraih kedua tangan renjun dan menggenggamnya.

"Aku bisa membuat ilusi sesuai dengan apa yang paling kau ingin Kan" ucap jaemin saat dirinya memulai ilusi pada renjun

Dan kemudian dirinya melebarkan mata menatap renjun yang ilusi yang di buat renjun sendiri lewat pikirannya.

Bayangan Renjun yang tengah tersenyum menggendong seorang bayi, juga jeno yang tersenyum berdiri disampingnya. Terlihat seperti keluarga yang benar benar bahagia.

Jaemin melirik sekilas pada renjun didepannya yang juga menatap kagum pada ilusi itu, dengan tanpa sadar sebelah tangannya yang tak digenggam jaemin tergerak mengusap perutnya.

Dan dengan segera jaemin melepaskan kontak fisiknya dengan renjun dan menatap serius sahabatnya itu.

"Renjun kau-" renjun sedikit menunduk, menyadari apa yang akan di tanyakan jaemin setelah ini.

"hamil?" dan selanjutnya dirinya hanya dapat menghela nafas kecil dan mengangguk.

.
.
.
.

Jeno menatap keatas langit sejenak, bulan sedang dalam keadaan bulat sempurna juga bersinar terang tanpa gangguan dari awan.

Dan ini yang ditakutkannya, jika keadaan bulan seperti ini biasanya para werewolf yang nomaden akan dalam mode wolf nya dan berkeliaran mencari makanannya. Juga vampire seperti dirinya yang mungkin sebagian kecil yang belum dapat mengatasi kekuatannya akan kehilangan kendali.

Hero : after war sequel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang