.
.
.chigau hibi wo ikiteru you ni
Hari-hari yang kujalani tetap terasa berbeda
hokori ha yuki no you ni furitsumu
Bagai debu yang menumpuk seperti salju
matteru ki ga shita
Kurasakan ia telah menunggu
yonderu ki ga shitan da
Kudengar ia telah berseru
furuedasu ima kono toki ga
Kini, waktu tersebut bergetar
mitsuketa ki ga shita
Kurasa telah menemukannya
ushinawareta kioku ga yobisamashita
Kenangan yang hilang telah bangkit
monogatari
Inilah kisahku
eien no
Yang abadi
-my soul, your beats-
.
.
.10 years later ...
"Fokus pada titik pusat! Seimbangkan dirimu, Lee Judy!" Seruan demi seruan yang keluar dari chanhee membuat gadis cantik yang kini berusia sepuluh tahun itu semakin memfokuskan dirinya pada ujung anak panah dibusur yang ia pegang.
"Ah gagal lagi, paman aku lelah." Ucap Judy, ia menyeka keningnya yang basah oleh keringat. Kira-kira sudah sekitar tiga jam ia berada di area lapang dengan terik matahari yang panas menyengat kulit.
Chanhee yang berdiri tak jauh dari tempat gadis cilik itu berdiri menghembuskan nafas, segurat senyum tercetak diwajah tampannya selagi kakinya melangkah mendekat pada putri sang lord kini.
Iya, Lee Jeno sudah resmi menjadi seorang lord disaat ayahnya memilih mengundurkan diri lima tahun lalu dan mark tidak bersedia menggantikan.
Chanhee mengambil alih busur ditangan gadis secantik boneka yang juga adalah keponakannya. "Ayo kita pulang, latihan hari ini sudah cukup. Ayahmu tak akan membiarkan paman jika tau paman mengajarimu bertarung lagi." Ucap chanhee sembari menuntun langkah gadis yang hanya setinggi sikunya itu.
Judy mengangguk dan mengikuti langkah sang paman menyusuri hutan kembali menuju rumahnya. Sesekali keduanya bertemu dengan beberapa vampire yang tengah berburu hewan untuk diambil darahnya yang langsung membungkuk memberi sapa pada putri sang lord.
Judy menarik ujung lengan chanhee hingga perhatian chanhee teralih padanya. "Paman, kenapa orang-orang itu menatapku dengan pandangan tidak suka?" Ucap Judy polos.
Chanhee menghentikan langkahnya dan berlutut, menyamakan tingginya dengan sang keponakan lalu mengusap surai hitam panjang itu dengan penuh perhatian. "Mereka tidak menatapmu seperti itu, mungkin hanya perasaanmu. Jangan bersedih." Ucap chanhee.
Tentu saja ia tau yang sebenarnya, Judy memang benar tentang beberapa golongan vampire murni yang menatap tak suka pada dirinya disaat dibelakang. Tapi chanhee juga tau, Judy masih sangat muda untuk mengetahui sebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero : after war sequel (End)
Fanfictionwe through many things in our live. and we know that is not the end of our story.