19. I'm Moving On

7 1 4
                                    

Yah sekarang Ailin sedang dalam perjalanan menuju pemotretan di Paris. Mingyu? Ia sudah menikah dengan Wendy. Dan kabarnya Wendy akan melahirkan anak keduanya.

Waktu memang cepat berlalu. Semenjak Ailin pergi, Mingyu menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana. Waktu itu, ia tidak mengejar Ailin. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk 'move on' dari Ailin.

Kini Ailin tengah menyiapkan dirinya untuk pemotretan suatu brand ternama di Paris. Ailin nampak cantik dengan balutan dress biru dengan hiasan bunga.

Ia pun menuruni mobil yang.ditumpanginya tadi dan menghampiri fotografernya. Ailin memang akrab dengan rekan kerjanya. Namun, kini ia diabaikan karena sang fotografer sedang berbicara dengan seseorang.

"Taehyung-ah! Sampai kapan aku akan berdiam di sini?" Tanya Ailin pada sang fotografer kesayangannya.

Taehyung menoleh kepadanya dan tertawa. Ia sempat berbincang sebentar dengan rekan kerjanya tadi dan menghampiri Ailin.

"Hi Sunshine! Ngomel mulu daritadi! Bentar elah! Ini tuh gue ketemu ama temen gue! Lu mau kenalan gak? Kali jodoh kan?" Ujar Taehyung yang mendapat tamparan di pipinya.

"Goblok! Gue tuh gak murahan kayak lu ya! Gue bilangin abang gue nih!" Balas Ailin sambil menyilangkan tangannya.

"Janganlah! Baper amat lu jadi cewek! Jangan ngadu ke abang lu! Gue takut ama die semenjak kejadiannya si Jahe. Yaudah kenalan aja! Dia yang ngesponsorin pemotretan kita." Ujar Taehyung yang ditanggapi anggukan oleh Ailin.

Ailin pun datang menghampiri orang yang memberi sponsor terhadapnya. Ia pun memberanikan diri untuk mengajaknya berkenalan.

"Permisi! Bolehkah saya minta waktunya untuk berkenalan?" Ujar Ailin kepada lelaki itu.

Ia pun berbalik dan tersenyum kepada Ailin.

"Hi sunshine! Apa kabar?" Tanya lelaki tersebut. Ia nampak begitu senang melihat Ailin yang berbalut dress biru dengan hiasan bunga.

***

Chanyeol kini nampak gagah dan tampan. Walaupun begitu, di mata Ailin ia tetap seorang kakak yang cerewet. Iya cerewet sama dengan teman seperkadalannya. Byun Baekhyun. Chanyeol nampak rindu dengan temannya itu. Ditambah dengan Ailin yang tidak berada dalam jangkauannya.

~So baby don't cry~ tonight!~

Ringtone handphone Chanyeol berbunyi. Tumben sekali ada yang menelponnya di malam hari. Ia pun mengangkatnya.

"Halo? Ada apa?"

"Ada apa? Hei! Kau tidak rindu padaku?"

"Iyaa rindu! Sudah."

"Hih kebiasaan! Btw, adek lu masih ori kan?"

"Heh! Byun bacon! Jaga mulut lu ya! Licin amat ngomongin adek gue! Gue tembak lu dari korea!"

"Santai kali bos! Gue juga kan tanya! Adek lu belum nikah kan? Soalnya gue suka!"

"Hah? Gimana bisa suka? Kan lu gak sama adek gue!"

"Kata siapa? Ini adek lu di samping gue. Boleh yah? Gue udah suka banget ama dia."

"Serah adek gue sih, soalnya dia lagi gamon! Udah jangan goda adek gue! Anter dia pulang! Kasihan dia capek! Salamin juga buat dia dari gue! Bye!"

Tut

Setidaknya itulah percakapan tidak berfaedah mereka. Ya, dasarnya Chanyeol protektif mau gimana lagi? Apalagi adiknya yang sedang didekati teman seperkadusannya. Ia pun segera menyewa mata-mata untuk mengawasi adeknya.

"Tolong jaga adik saya, Ailin! Jika baekhyun berulah, tembak aja tytydnya biar mampus!"

***

"Mama! Aku mau makan!"

"Mama adek ngompol!"

"Mama baju kakak mana?"

"Mama kakak mau sekolah!"

"Mama!?"

Wendy yang mendengarnya pun mulai kesal.

"Iyaaa iyaa udah sana! Cari sendiri! Capek ini mama! Tanya papa sana! Ribet amat jadi anak!" Bentak Wendy pada anaknya yang bernama Somi.

"Mama jahat! Mama marahin Somi!" Teriak Somi pada Wendy dan pergi menghampiri Mingyu.

"Papa!" Panggil Somi pada ayahnya.

Mingyu menoleh dan segera memangku anaknya. Ia pun merapikan rambut anaknya dan mengusap air matanya.

"Ada apa? Kok Somi nangis?" Tanya Mingyu pada Somi.

"Adek ngompol! Terus Somi cari baju buat sekolah! Terus Somi ngadu ke mama! Terus Somi dimarahin! Terus Somi disuruh ke Papa! Gausah disuruh sih Somi pasti ke Papa!" Ujar Somi pada Mingyu. Ayahnya tertawa dan mengelus puncak kepala Somi.

"Yaudah, Somi mandi terus nanti Papa siapin bajunya terus meluncur ke sekolah!" Ujar Mingyu yang diangguki oleh Somi.

Senyuman tadi berubah menjadi tatapan suram dan datar. Ia pun menghampiri istrinya. Melihat keadaan istrinya yang setiap hari disibukkan oleh belanja dan belanja.

"Wen, kamu gabisa gini terus! Kasihan Somi! Dia masih kecil! Apalagi Jisung! Dia masih bayi dan kamu enaknya di sini baca majalah sampah itu!" Omel Mingyu pada Wendy.

"Itu kan anak kamu! Urus dia dong! Kamu juga gaada waktu buat mereka ngapain ngomel! Dan ya! Don't forget about this! Kamu itu cuma kerja dan selalu mikirin Ailin! Gak pernah ada kata yang merujuk nama Aku! AKU!" Bentak Wendy pada Mingyu dan pergi mengemasi pakaiannya.

"Kalo kamu emang suka Ailin, kita cerai! Bawa aja anak kamu! Nyusahin!" Ujar Wendy lalu pergi dan membanting pintu rumah.

Mingyu terjatuh ke lantai. Ia sangat terkejut dengan pernyataan istrinya. Ya, hatinya memang masih tersisa untuk Ailin. Ini memang takdir Tuhan. Dengan begitu, Mingyu bisa tahu sifat asli Wendy. Ia pun segera mengantar Somi dan pergi mengurus surat perceraiannya dengan Wendy.

Maafin aku Ailin. Aku emang egois dan bodoh. - Mingyu

Tbc

~~~

Bulet lagi bulet, besok kotak, besok segitiga, terus besok segilima, terus jadi goa.g

Vomment Juseyo

-salam dari jodohnya hanbin profil mingyu

Hi Sunshine!! || Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang