04

6.8K 1.2K 90
                                    


"Mengapa hanya untuk berdampingan denganmu saja rasanya sesakit ini."

〰️

Sudah dua hari setelah kejadian dimana Baejin dan Hyunjin berkelahi didepan rumah Alena, tapi sakitnya Ale belum juga sembuh, iya Alena sakit setelah kejadian itu. Sebenernya tidak semuanya karna kejadian itu, tapi karna memang tubuh Alena yang sedang drop dan ditambah kejadian waktu itu, yasudah Ale menjadi tambah sakit.

Oh bukan hanya fisik Ale yang sakit tapi hatinya jauh lebih sakit.

Setelah malam itu, malam dimana Hyunjin bilang kalau Ale adalah cewek murahan, mereka sudah tak pernah kontakan. Bahkan untuk sekedar menanyakan kabar Alena yang sedang sakit pun Hyunjin tak melakukan itu. Dia malah sok sibuk mengurus Ryujin yang juga belum pulang dari rumah sakit.

Kalau kalian bertanya kenapa Alena masih bertahan sama Hyunjin, dia punya satu alasan.

Yaitu cinta.

Dia terlalu mencintai Hyunjin sampai dia dibutakan oleh rasa itu sendiri.

Dan kalau kalian bilang Ale bodoh, iya dia mengakui bahwa dia memang bodoh. Bahwa dia buta sampai mau-maunya bertahan dengan cowok macam Hyunjin yang sudah jelas-jelas tak ada rasa sedikitpun padanya.

Tapi bukankah sejatinya cinta itu memang buta? Dia tak bisa melihat mana yang tulus mana yang tidak. Cinta tidak bisa membedakan yang baik dengan yang tidak, sampai Alena sendiri susah untuk mencari jalan keluar dari cintanya karna dia buta.

Gelap.

Matanya gelap untuk sekedar mencari jalan keluar.

Dia tak bisa.

Karna apa?

Ya karna dia terlalu cinta.

Ada pepatah mengatakan, orang yang paling kita cinta adalah orang yang bikin kita jadi royal air mata.

That's right! Itu terbukti pada diri Alena.

"Le? Aleee," Alena kaget tiba-tiba Ibunya sudah ada di depan dia dengan nampan yang berisi makanan.

"E-eh iya bu kenapa? Haduh Ale sampe kaget," ucap Alena sambil mengelus pelan dadanya.

"Kamu nih jangan bengong aja makanya, sampe gak sadar kalo Ibu masuk ke kamarmu. Nih makan ibu masakin sup ayam, kamu belum makan tuh dari pagi," kata Ibunya, lalu dia naruh nampan dimeja dekat tempat tidur Alena.

Alena yang masih lemas hanya menjawab iya-iya saja, mendengarkan apa yang Sinta bilang.

"Abis makan kamu minum obat, kalo ada perlu apa-apa bilang ke si bibi. Ibu mau balik kerumah sakit jagain Ryujin dulu, nanti kalo Hyunjin udah pulang sekolah digantiin sama dia ibu baru bisa pulang," jelas Sinta.

Alena mengangguk tanda mengerti "Iya bu Ibu santai aja, Alena bisa jaga diri baik-baik kok," balas Alena seadanya, Sinta mengangguk lalu beranjak dari kamar Alena. Siap-siap untuk kerumah sakit lagi.

Alena melirik makanan yang tadi dibawa Ibu tirinya itu.

Jujur, sebenernya Alena sama sekali tak mempunyai selera makan dari kemarin. Tapi karna tekadnya ingin sembuh dan harus minum obat akhirnya dia pun terpaksa untuk makan meski hanya beberapa suap.

Lagipula, Alena sakit juga tidak ada yang peduli. Papanya? Papanya sibuk mengurus perusahaan keluarga dan hanya bisa menjaga Alena sebentar di rumah, lalu kembali ke rumah sakit setelah itu pergi lagi untuk bekerja.

Hyunjin? Jangan bermimpi, cowok itu tidak akan peduli apa yang terjadi pada Alena, dia hanya peduli pada Ryujin.

Oh mungkin ada, para sahabatnya.


MALADE [HHJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang