Vomentnya jangan dilupakan. Btw nih ada yg belum baca ceritaku yg Bangsat Boyfriend? Baca dong baca ehe.
Double up nih hwhw
〰️
Terlihat Sinta yang baru memasuki kamar rawat Ryujin. Dia mendesah lega ketika melihat Ryujin yang sudah agak tenang. Sinta menaruh kantung plastik berisi pakaian bersih dan ditaruh disofa.Dia melihat Hyunjin yang sedang duduk disamping anaknya.
"Tadi Alena kesini ya?" Adalah kata pertama yang keluar dari mulut Sinta.
Hyunjin dan Ryujin menoleh pada Sinta "Hah? Nggak kok tan."
Sinta mengerutkan keningnya, "perasaan bener deh, tadi tante papasan sama dia loh dikoridor, dia bilang dia abis dari sini," jelas Sinta yang membuat kedua remaja yang ada didepannya terheran.
"Tapi dari tadi gak ada yang kesini," ucap Ryujin.
"Aku pamit keluar sebentar tan, Ryu." setelah mengelus pucuk kepala Ryujin, Hyunjin pun segera keluar untuk mengejar Alena yang mungkin masih ada di area rumah sakit.
Hyunjin terus berlari untuk mengejar Alena. Langkahnya tiba-tiba terhenti di koridor sepi ketika melihat Alena yang sedang berpelukan oleh seorang cowok. Oh! Itu Jinyoung ketua kelasnya Alena yang beberapa hari ini tak dilihatnya.
Dia teringat akan percakapannya dengan Ryujin tadi.
"Aku mau kakak yang tunangan sama kak Alena," Ryujin mengulangi ucapannya setelah dilihat Hyunjin tak merespon ucapannya.
"Tapi kenapa?" Tanyanya sambil menatap mata gadis itu.
Ryujin mengalihkan pandangannya kemana pun asal tak menatap mata itu, "karna aku tau dari awal kakak cintanya sama kak Ale."
Hyunjin membulatkan matanya, "Kamu tau?" Cicitnya pelan.
Ryujin mengangguk, "sejak awal aku tau, aku juga tau kalo kakak selama ini cuma menganggap aku adik. Adik yang lemah dan harus selalu dijaga oleh kakaknya." Ryujin mengusap air mata yang keluar dipipinya.
"Aku egois kan kak? Selama ini aku udah nyusahin kakak, nyakitin kak Alena. Jahat banget aku." ucap Ryujin, Hyunjin menggeleng lalu menggenggam kedua tangan gadis itu.
"Kamu gak jahat Ryu—"
"Kak, berhenti bohong cuma karna biar aku seneng. Udah cukup kakak ngelakuin itu semua selama ini buat aku."
"Tapi rasa sayangku bukan sebuah kebohongan." cicit Hyunjin.
"Sayang sebagai adik." ralat Ryujin.
Hyunjin menghela nafasnya, "terus kamu maunya aku gimana?"
Ryujin menggigit bibirnya kencang, "Aku mau kakak perjuangin kak Alena, aku mau kakak bahagia sebelum aku bener-bener pergi dari dunia ini. Dan itu sebagai permintaan maaf aku untuk kak Ale."
"Kamu gak boleh ngomong gitu! Kamu pasti bisa sembuh Ryu. Aku yakin."
Ryujin terkekeh miris, "semoga."
Hyunjin melangkahkan kakinya untuk mendekat pada Alena dan Jinyoung.
"Ekhem," dia berdehem setelah sampai didepan mereka.
Alena lantas melepas pelukan Jinyoung, sedangkan Hyunjin menatap tajam Jinyoung yang sama sekali tak menghiraukan kehadirannya. Oh, cowok itu terlihat sedang kacau.
"H-Hyunjin?"
"Kamu kenapa tadi gak jadi jengukin Ryujin?" Tanya Hyunjin langsung pada Alena.
"A-ah t-tadi aku mau jengukin Ryujin tapi gak jadi setelah liat Jinyoung sendiri di sini." jelas Alena, dia mengalihkan pandangannya kemana pun asalkan bukan menatap mata Hyunjin.
Saat ini mereka hanya berdua, sedangkan Jinyoung sudah lebih dulu pamit untuk menjaga Ibunya yang sedang dirawat disini.
"Harus gitu pelukan di koridor sama Jinyoung?" Nada Hyunjin agak sedikit sensi?
Alena mengerjapkan matanya, "Tadi pas aku lewat eh ngeliat Jinyoung nangis di sini, aku coba nenangin dia. Lagi pula itu kan bukan urusan kamu." celetuk Alena yang membuat Hyunjin menegang seketika.
Lantas, dia pun menarik tangan Alena, "Aku anter pulang" ucapnya.
Alena mendesah sambil mencoba melepaskan cekalan Hyunjin pada tangannya, "Lepas." ucapnya.
Namun Hyunjin tak menghiraukan dan terus terjalan menuju parkiran.
"Hyunjin lepas!" Pinta Alena, lagi-lagi Hyunjin tak menuruti perkataan Alena dan lebih memilih membukakan pintu untuk cewek itu, cuaca sedang mendung dan mungkin sebentar lagi hujan deras.
"Masuk," titahnya, "Aku anter pulang."
Mau tidak mau Alena pun menurut pada Hyunjin, dia menggeram kesal. Apa maksudnya cowok yang ada disampingnya ini.
15 menit berlalu, tapi tidak ada yang berbicara satu sama lain. Hanya ada suara Hujan yang terdengar. Alena yang sibuk memandang hujan diluar sana, sedangkan Hyunjin tengah fokus menyetir.
Drrttt.
Getaran yang berasal dari hp Alena membuat cewek itu buru-buru mengangkat panggilan yang masuk.
"Halo nyoung, kenapa?" Mendengar nama Jinyoung, Hyunjin lantas menengok pada gadis disebelahnya.
'Ngapain tuh cowok nelpon-nelpon.'
"Oh udah sadar? Alhamdulillah deh kalo gitu."
"Iya sama-sama, santai aja kali haha."
Hyunjin melirik Alena yang fokus pada obrolannya lewat telepon.
"Yaudah gue tutup ya, lo banyakin istirahat jangan terlalu mikirin Ibu lo. Gue yakin tante pasti baik-baik aja."
Alena pun menutup telponnya, dia terheran ketika melihat jalan yang mereka lewati bukan jalan menuju rumah Somi.
"Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Alena panik, tanpa sadar dia telah mengucapkan kata lo-gue pada Hyunjin.
"Pulang," ucap Hyunjin tenang.
Alena mengernyitkan alisnya, ini bukan jalan pulang kerumah Somi, lalu kemana Hyunjin akan membawanya.
"Ini bukan jalan kerumah Somi, Jin." kata Alena, dia menatap kesal Hyunjin.
"Emang bukan," Alena berdecak, sebenarnya Hyunjin mau bawa dia kemana sih.
"Jin, jangan ngada-ngada deh," panik Alena, dia takut Hyunjin membawanya ke hutan lalu mendorongnya ke dasar jurang.
Oke-oke itu tidak mungkin.
"Pulang ke rumahku Le," ucap Hyunjin setelah melihat kepanikan Alena.
Bukannya mereda Alena justru semakin panik, apasih maunya cowok ini.
"Ngapain?!" Tanpa sadar Alena berteriak.
"Rumahku lebih deket dibanding rumah Somi, dan sekarang lagi hujan deras, lagipula ini udah malem. Gak enak juga kamu pulang malem gini pasti mereka udah tidur kan, dari pada ganggu mending nginep di rumahku. Papa mama juga gak ada, jadi gak bakal ada yang marahin."
Hah, apa maksudnya? Jadi mereka cuma berdua dirumah Hyunjin?
Dalam hati Hyunjin terkekeh geli melihat kepanikan Alena, "tenang aja, nanti kamu tidur di kamarku, aku bisa tidur di kamar tamu." ungkap Hyunjin.
"Kenapa gak aku aja yg di kamar tamu sih?" Tanya Alena, dia tidak ingin terus menerus mencium bau parfum Hyunjin jika tidur di kamar pemuda itu, membuatnya gagal moveon saja.
"Yakin mau dikamar tamu? Disana banyak tikus loh Le," mendengar ucapan Hyunjin, detik itu juga Alena menggeleng keras. Membuat Hyunjin tersenyum geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALADE [HHJ]
FanfictionIni adalah definisi sakit, tapi tak berdarah yang sesungguhnya. Starting; May 31, 2018 ✔ Story by @putrisl_