"Aku bersikap layaknya aku bahagia tanpamu, nyatanya tidak sama sekali."
〰️
"Ayo pulang." Hyunjin menarik tangan Alena yang sedang berjalan bersama teman-temannya.
Alena yang dibuat kaget pun menatap malas ke arah Hyunjin, lalu melepaskan tarikan Hyunjin di tangannya.
"Apaan sih, orang lagi main juga," ucapnya, lalu berjalan bersama kedua temannya meninggalkan Hyunjin sendiri.
Lagi-lagi Hyunjin menarik tangan Alena, membuat cewek itu menghentikan langkahnya. "Ini udah jam 9 malam dan kamu belum niat mau pulang? Ayah sama Ibu khawatir sama kamu le, makanya aku disuruh nyusul kesini," jelas Hyunjin langsung pada inti.
"Ck, ribet banget sih. Nanti juga gue pulang, lo kalo keberatan sama suruhan Ayah kenapa mau aja sih nurutin? Lagian ada hp juga kenapa gak lewat telpon aja. Segala nyuru-nyuru."
Bukan hanya Hyunjin yang kaget, namun Somi dan Heejin juga kaget mendengar Alena berani berucap hal seperti itu pada Hyunjin.
Hyunjin menatap Alena, bukan. Ini bukan Alena nya, Alena yang dia kenal tidak sekasar ini.
"Udah sana pulang, bilang sama mereka kalo gue nginep di rumah Somi, gak usah nyari. Lagian tumben banget peduli sama gue, biasanya juga lebih peduli sama anak kesayangannya ."
Hyunjin marah mendengar penuturan Alena, tanpa pikir panjang dia menarik kasar tangan Alena lalu dibawanya menuju parkiran mall.
Somi dan Heejin yang berniat menolong Alena pun mengurungkan niatnya ketika melihat tatapan tajam Hyunjin.
Sepanjang perjalanan Alena mencoba melepaskan cengkraman tangan Hyunjin di lengannya. Namun nihil, Hyunjin mencengkram lengannya terlalu erat hingga Alena sesekali meringis sakit
"Lepas!" Ucap Alena untuk yang ke sekian kalinya, namun Hyunjin tetap mengabaikan dan terus menarik Alena hingga sampai ke parkiran.
"Sakit," ringis Alena ketika Hyunjin melepaskan cengkramannya, dia mengusap lengannya yang memerah. Hyunjin yang melihat itu merasa bersalah lalu mencoba meraih tangan Alena.
"Le, maaf. Aku gak niat nyakitin kamu." Alena menepis pelan tangan Hyunjin lalu menoleh kesamping tak berniat menatap wajah Hyunjin .
"Mau lo apa sih?" Ketus Alena.
Hyunjin menghela nafas melihat tingkah Alena yang berbeda sekali dari biasanya, "Kamu kenapa beda banget sih?"
"Beda gimana?" Sebenarnya Alena mengerti apa yang Hyunjin katakan, namun dia memilih berpura-pura tidak mengerti.
"Ya kamu beda, kamu jadi kasar gini. Bukan Alena yang kemarin-kemarin." jelas Hyunjin.
Alena mendengus mencoba menampilkan wajah tak peduli meskipun hatinya tak tega.
Mencoba mengabaikan pertanyaan Hyunjin, dia buru-buru membuka pintu mobil Hyunjin, "katanya suruh pulang. Ayo!" Serunya.
Hyunjin lalu memasuki mobilnya lalu menjalankan menuju rumah Alena.
"Loh Alena tidur?" Tanya Ayah Alena ketika melihat Hyunjin yang menggendong Alena keluar dari mobil.
Hyunjin mengangguk, lalu matanya sedikit melirik Ryujin yang duduk di sofa, bisa dia rasakan kalau Ryujin melirik sinis ke arah Alena yang tertidur.
"Taruh di kamar tamu aja Jin, kasian kamu kalo harus bawa Alena ke kamar atas," suruh Richard, Hyunjin menurut lalu meletakan Alena di kasur.
Setelah tugasnya selesai Hyunjin tidak buru-buru pergi melainkan memandang wajah Alena yang tertidur."Aku gak tau apa alasan kamu berubah kaya gini le, tapi. Kalo itu karena aku, aku bener-bener minta maaf, dan aku janji aku bakal menebus kesalahanku sama kamu. " lalu Hyunjin mengecup lama dahi Alena sebelum benar-benar keluar kamar.
"Maaf." gumamnya, lalu berjalan meninggalkan Alena.
Setelah Hyunjin keluar dari kamar tidak lama kemudian Alena membuka matanya, tangannya meraba dahinya yang bekas kecupan Hyunjin.
Lalu tak lama air matanya mengalir deras, "Gimana aku mau ngelupain kamu kalo kamu nya bersikap kaya gini ke aku?"
~~~
"Semalem lo gak di apa-apain Hyunjin kan?" Tanya Somi pada Alena yang sedang menyantap sarapannya. Saat ini mereka sedang berada di kantin.
Alena menggeleng, "Semalem dia narik paksa gue, abis itu kita pulang. Terus gue gak inget sih soalnya tidur dan bangun-bangun udah di kamar tamu," Jelas Alena.
Kedua temannya mengangguk, "Syukur deh kalo gitu."
"Eh btw, gue masih heran sama sikap lo yang semalem. Lo, beda banget." ucap Heejin hati-hati.
Alena meletakan sendok makannya, "Gue cuma gak mau tersakiti untuk yang kesekian kalinya. Gue mau buktiin sama mereka, kalo gue juga bisa marah, mereka selama ini selalu mikir kalo gue bisa ngelakuin apa aja sendiri sedangkan Ryujin nggak. Mereka selalu mentingin Ryujin dibanding gue, makanya, gue muak." Jelasnya, mendesah lirih.
Lalu pandangannya terarah pada Hyunjin dan Ryujin yang baru memasuki Area kantin.
Alena mendecih ketika melihat Ryujin yang bergelayut manja pada lengan Hyunjin.
"Dan gue bakal buktiin kalo gue bisa hidup bahagia tanpa Hyunjin, meskipun kenyataannya semua itu bohong. Tapi, gak ada salahnya kan mencoba?" Tanya Alena, kedua temannya mengangguk.
"Kita yakin, lama kelamaan lo pasti bisa ngelupain Hyunjin sepenuhnya. Percaya sama gue." Kata Heejin sambil menepuk pundak Alena.
Nyatanya, gue sendiri ragu bisa ngelupain Hyunjin secepat yang gue mau.
Sejenak pandangan Hyunjin dan Alena bertemu, namun Alena lebih dulu memutuskan.
"Gue udah selesai, ayo ke kelas. Disini panas," celetuk Alena.
"Ayo." ajak Somi yang juga telah selesai dan diikuti Heejin.
Mereka berjalan melewati Hyunjin dan Ryujin. Alena pura-pura tidak melihat ke arah Hyunjin yang sedari tadi tidak melepaskan tatapan padanya dan Ryujin yang menatapnya sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALADE [HHJ]
FanfictionIni adalah definisi sakit, tapi tak berdarah yang sesungguhnya. Starting; May 31, 2018 ✔ Story by @putrisl_