13

6.6K 1.1K 37
                                    

"Tidak selamanya kamu harus terus berpura-pura tegar di depan orang banyak, bercerita lah sesekali, lalu menangis. Itu akan sedikit mengurangi rasa sesak di hatimu."

〰️

"Katanya Alena putus sama Hyunjin gegara orang ketiga ya?"

"Yang gue denger sih gitu, dan yang lebih parahnya lagi pelakornya adeknya sendiri."

"Si Ryujin? Itumah adek tiri kali."

"Ya sama aja adeknya ler, ga nyangka ya gue ternyata si Ryujin setega itu."

"Iya ih, padahal kan yang gue tau Alena itu baik banget sama dia."

"Ah gue rasa sih Hyunjin nya juga lebih milih Ryujin, makanya Alena ngalah."

"Kasian juga ya."

Sepanjang perjalanan di koridor Alena bisa mendengar bisik-bisik para siswi yang memang mengenal dirinya. Alena hanya berjalan sambil menunduk, ternyata berita putusnya dia dan Hyunjin sudah menyebar. Padahal kan mereka putusnya sudah lumayan lama.

Entah, mungkin karena memang mereka yang jarang kelihatan bareng jadi meskipun putus pun nggak nyiriin banget.

"ALE!" tiba-tiba ada yang ngerangkul baru Alena dari belakang, Alena kaget kan eh pas diliat sama dia ternyata Jinyoung alis Baejin.

"Ngagetin aja sih anjirr."

Jinyoung cuma nyengir lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Alena, "Gak usah didengerin omongan mereka kalo itu malah bikin lo sakit." bisik Jinyoung.

Alena menghela nafas, "Emang gue kenapa? Gue gak apa-apa kok. Liat, buktinya gue biasa aja."

Jinyoung menatap Alena dalam, jauh di lubuk hatinya ada perasaan sakit ketika melihat Alena mencoba tegar seperti ini.

"Lo gak bisa terus-terusan sok tegar disaat kenyataannya hati lo bener-bener rapuh, kadang lo harus ngeluarin unek-unek dengan cara nangis atau cerita ke temen, emang sering nangis itu keliatan cengeng. Tapi sesekali nangis juga butuh, untuk sedikit nenangin hati lo. Lo ga bisa terus-terusan mendem semua masalah sendiri le," ucap Jinyoung panjang lebar, tbh sebenarnya mereka ngobrol sambil berjalan menuju ke kelasnya.

Alena yang terharu mendengar nasihat Jinyoung pun meneteskan air matanya, dan buru-buru dia seka sebelum keluar terlalu banyak.

"Nah gitu dong nangis!" Celetuk Jinyoung.

Alena memukul keras lengan Jinyoung.

"Aaaaaa sakiiiiitttt!" Teriak Jinyoung.

"Lebay." cibir Alena, lalu berjalan meninggalkan Jinyoung yang tengah terkekeh.

Entah, dia lebih memilih dipukul Alena dari pada harus melihat orang yang disukainya murung hanya karna cowo brengsek macam Hyunjin, menurutnya cewek sebaik Alena tak pernah pantas untuk cowok se brengsek Hyunjin.

Cowok yang bahkan tidak pernah menghargai perasaan orang yang dia sayangi.

Dan dia benci itu.



~~~

"Hyunjin mau tunangan sama Ryujin."

Somi yang sedang sibuk dengan ponsel dan Heejin yang sedang sibuk menghapalkan rumus fisika pun tiba-tiba dibuat kaget oleh ucapan Alena.

Mereka saat ini lagi berada di taman belakang sekolah.

"Lo gak bercanda kan le?" Tanya Somi dengan nada tajam.

"Ngapain sih gue bercanda soal hal yang bikin sakit hati."

Oke, somi sedikit menyesal karena sudah nanya gitu ke Alena "Lo tau?" Tanya Somi lagi, kali ini dengan nada pelan.

Sedangkan Heejin hanya menyimak dari tadi, dia juga agak sedikit kaget mendengar berita ini.

"Semalem keluarga Hwang kerumah Ayah, gue pikir cuma makan malam biasa eh ternyata mau ngomongin masalah tunangan haha, gue salah sangka." Alena berujar sambil terkekeh kecil.

Heejin dan Somi menatap Alena iba, jujur mereka ikut sakit melihat sahabatnya seperti ini.

"L-lo pasti ga baik-baik aja."

"Gak baik gimana sih Hee? Liat dong gue baik bahkan sangat baik, kenapa semua orang mikir kalo gue itu lemah sih?"

Somi menggeleng, "Ga usah terus pura-pura tegar, gue tau lo sakit."

Mereka terdiam beberapa saat.

Tidak lama kemudian mereka bisa mendengar suara isakan tangis Alena, Heejin buru-buru memeluk Alena yang duduk disampingnya, untung suasana taman saat ini sedang sepi karena sebagian murid lagi pada jajan di kantin, jadi tak akan yang memperhatikan mereka bertiga.

"G-gue hiks,,,,,, gue gak tau harus gimana lagi. Gue udah nyoba buat ngelupain Hyunjin, t-tapi gimana mau lupa kalo setiap hari bertatap muka sama dia hiks..."

"Dua minggu kemarin gue pikir gue udah terbiasa tanpa Hyunjin, tapi setelah semalam mendengar berita itu kenapa hati gue sakit banget hiks, g-gue—"

"Ssstt,,, udah gak usah diterusin kalo itu bikin lo makin sakit." potong Somi.

Heejin mengangguk sambil mengelus-elus pundak Alena.

"Gak semua bentuk cinta itu harus memiliki dan gak semua yang namanya cinta itu bisa bersatu, kadang kita emang harus bisa ngeliat dia sama orang lain, bukan karna kita rela dia bahagia sama yang lain. Tapi itu bentuk kedewasaan yang melatih diri kita untuk berpikir bahwa kebahagiaan kita nggak berpatok sama dia, dia bisa bahagia sama yang lain kenapa kita nggak?" Ucap Heejin.

Kaya rasa gue ke felix contoh nya.

"Gue yakin perlahan lo pasti bisa terbiasa tanpa Hyunjin le, toh selama ini kalian kan emang jarang bareng kan? Lagi pula ada Jinyoung yang siap menghibur lo kapanpun haha."

"A-apaan sih lo Som anjir!" ucap Alena yang kemudian menyeka air matanya yang sudah keluar terlalu banyak.

"Aduh Le, lo tuh gak pekaan banget sih, udah gue bilang kalo si Jinyoung itu suka sama lo." ungkap Somi menggebu yang juga diangguki oleh Heejin.

Sejujurnya mereka itu lebih setuju kalau Alena berhubungan sama cowo sebaik Jinyoung dibanding harus bersama cowo sebrengsek Hyunjin.

"Udah lega kan sekarang?" Tanya Heejin yang dibalas anggukan Alena.

"Sesekali lo harus ngeluarin unek-unek ke orang lain, jangan terus dipendem sendiri. Gue tau lo gak setegar itu." nasehat Heejin.

Alena mengangguk lalu sedikit senyum, jujur setelah menangis dia merasa bahwa hatinya agak sedikit lega. Ya meskipun tidak sepenuhnya tapi tetap saja dia menjadi lebih baik dari sebelumnya setelah menangis.

"Makasih banget buat kalian berdua, yang selalu ada buat gue. Emang cuma kalian yang paling pengertian sama keadaan gue." kekeh Alena, kemudian mereka bertiga pelukan macam teletubies?

"Gue itu pengennya lo kaya gini le, cerita tanpa harus kita suruh. Kadang kita bukannya gak peduli tapi karena gak peka sama masalah lo, dan mulai sekarang lo gak boleh mendem-mendem semua masalah lo sendiri oke, kita semua harus cerita satu sama lain kalo ada masalah!" Ucap Somi.

Tanpa mereka sadari ada Hyunjin di balik pohon besar di belakang mereka, Niatnya dia ingin ke toilet yang melewati taman, tapi karena melihat Alena seperti menangis di pelukan Heejin, maka Hyunjin mengurungkan niatnya dan memilih untung menguping pembicaraan mereka.

Dan dia mendengar semuanya.

"Maafin aku yang udah nyakitin kamu selama ini Le, tapi aku janji aku gak akan ngelepasin kamu kali ini. Aku akan menebus semua kesalahan aku yang kemarin."

Dangdut banget ga sih?😂

MALADE [HHJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang