CHAPTER 15

3K 184 0
                                    

Shaloom PoV

Persetan dengan apa yang akan terjadi saat aku kedinginan, aku masih ingin melihat bunda sama eyang diatas sana, bodoh memang kalo misalnya aku benar-benar percaya saat orang sudah meninggal akan menjadi bintang. Tapi hanya cara itu, hanya itu yang menjadi semangat ku untuk terus maju, aku mulai bisa merasakan badanku keram dan darah akan segera keluar dari hidung ku. Ah, aku tidak bawa obat. Mungkin hanya ini jalan agar aku bisa bersama dengan eyang dan bunda.

"SHALOOM AH!!" Teriak seorang namja, aku melihatnya berlari kearahku, dan seketika semua gelap. Darah mengalir deras menodai kemeja putih garis-garis yang aku kenakan dan membuat bercak di tengah lapangan. Aku merasakan seorang namja memelukku dan membawaku pergi.

"Jangan tinggalin aku sendiri lagi, hajimaa." Kataku ke namja itu dan sekarang semua benar-benar gelap.

-

Bangtan PoV

Kami berpencar mencari Shaloom dan pergi meninggalkan Jimin, karena jika Shaloom sampe Jimin bisa memberitahu kami untuk segera balik, Namjoon dan Yoongi mencari ke daerah luar hotel, Jin mencari di sekitar lobby, Jungkook di dekat kolam renang, Taehyung dan Hoseok di tempat gym. Hampir 15 menit mereka mencari Shaloom tapi tidak membuahkan hasil, Jin yang mencari di daerah lobby bertanya kepada receptionist tentang tempat-tempat yang ada di hotel. Dan ada satu tempat yang belum tersentuh, lapangan basket.

"Kamu dimana sih Shal?" -Jungkook

"Shal, cepet pulang kita khawatir." -Jimin

'Aku harus cari tau tentang Shaloom dan apa yang sebenernya dia tutupin." Pikir Yoongi dalam hati nya.

-

Jin PoV

Aku berlari ke arah lapangan basket yang ada di belakang hotel, dan aku melihat seserorang yang duduk dilapangan dan sedang menatap langit penuh bintang. Aku mulai mendekatinya, dan aku terlebih dulu mengabari dongsaeng-dongsaeng ku bahwa aku sudah menemukannya dan menyuruh mereka kembali ke kamar hotel. Saat aku selesai memberitau mereka, aku melihat bahwa yeoja yang kita cari-cari seperti kesakitan dan mulai hilang kesadaran.

"SHALOOM AH!!" Teriakku begitu dia hampir jatuh ke tanah, aku berlari dan menangkapnya. Tubuhnya sangat dingin, sedingin eskrim yang ada di etalase. Aku segera membawa Shaloom untuk balik ke kamar dengan cepat.

"Jangan tinggalin aku sendiri lagi, hajimaa." Kata Shaloom yang membuatku menengok kepada yeoja yang ada digendonganku, baju putih nya sudah terdapat noda darah segar yang terus mengalir dari hidungnya, aku mempercepat langkah ku dan segera membawanya ke suits kami.

"I won't Shaloom ah, bertahanlah sayang." Aku tidak yakin Shaloom mendengar ucapan ku, mungkin sekarang ia sudah benar-benar pingsan.

-

Shaloom PoV

Aku terbangun di kasurku dengan ke7 abang baru ku disana, Jeon oppa duduk di samping kanan ku, Jinnie oppa duduk di samping kiri, Taeng dan Minji oppa duduk sejajar di dekat pinggang ku, Joon oppa dan Hoos oppa duduk di bagian kanan kiri dekat kaki dan Yoong-yoong oppa berdiri tepat di depanku. Aku bisa melihat kekhawatiran mereka, aku masih belum sadar secara penuh dan memilih untuk tetap menutup mataku dan mendengarkan obrolan mereka, apa mereka benar-benar menyayangi ku seperti ini? Dari yang aku dengar tentang aku bagi mereka, mungkin mereka bisa menjadi alasan agar aku bertahan dan mengikuti tes kesehatan yang Dave sarankan sehingga aku bisa bertahan agar terus bersama mereka. Apakah aku harus memceritakan semua nya? Mengapa aku bisa sampai kesini, mereka ingin tau banyak tentang ku tapi aku selalu menutup-nutupinya.

EVERYTHING [BTS FANFICT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang