Author PoV
Semua member BTS sudah berkumpul di kamar Shaloom, Shaloom mulai menceritakan kepada ke7 oppa nya tentang masa lalu nya, bunda yang udah meninggal semenjak dia berumur 5 tahun, dia yang cidera berat saat membela Indonesia, konflik nya sama ayah, Reuben yang main belakang, sampai eyang meninggal. Kata-kata terus mengalir dari mulut kecil Shaloom, ke7 oppa nya mendengarkan dengan penuh perhatian. Jungkook sekali-kali mengusap wajahnya kasar tidak percaya bahwa yeodongsaengnya menanggung beban yang cukup berat bagi anak seusianya. Air mata Shaloom pun tak dapat lagi ditahan, tapi namanya Shaloom, ia tetap tersenyum walaupun matanya menahan tangis. Jimin yang ada di sampingnya terus mengusap-usap bahu Shaloom untuk memberinya kekuatan.
"Shal, kamu jangan ngerasa sendiri lagi ya, kita ada buat kamu." -Taehyung
Shaloom hanya mengangguk dan memeluk Jimin yang ada disampingnya, Jin masih terdiam mengetahui Shaloom serapuh ini.
"Shal, kita sayang banget sama kamu, banget. Kalo ada apa-apa cerita ya sayang? okay?" -Namjoon dengan lesung pipitnya. Lagi-lagi Shaloom tersenyum, senyumnya yang sangat hangat membuat semua orang yang melihatnya meleleh, termasuk Min Yoongi sekali pun.
"Group hug!!!" Teriak Hoseok dan semua langsung memeluk Shaloom dan cukup membuat Shaloom sesak. Cukup lama mereka berpelukan dan mereka melanjutkan aktifitasnya masing-masing, Jin dan Shaloom yang sedang asik menonton masterchef, Namjoon, Taehyung, dan Jungkook yang sedang bermain nitendo switch, Hoseok dan Jimin yang sedang bermain handphone mereka dan yang terakhir, Yoongi yang asik tidur di kasur Shaloom.
Drrtttt
DrrrrrtttttHandphone Shaloom berbunyi menandakan ada seseorang yang menelfonnya menggunakan aplikasi LINE miliknya, Shaloom yang asik nonton masterchef ga sadar kalo handphone nya bunyi dari tadi.
"Shal, itu kamu ada yang telfonn." -Jungkook
"Dari siapa Jeon oppa?" Tanya Shaloom tanpa melihat kearahnya.
"Coach agung?" Jawab Jungkook dengan cukup susah menyebut namanya.
Deg,
Shaloom meninggalkan Jin mengambil handphonenya dan ijin untuk mengangkatnya di balkon. Hari sudah gelap, waktu menunjukan pukul 21.00 KST. Angin tentu sangat dingin tapi Shaloom menghiraukannya, kini ia mulai gemetar dan ragu untuk mengangkat telfon tersebut. Cukup lama Shaloom terdiam dan akhirnya memutuskan untuk mengangkatnya. Ke7 oppa nya cukup kebingungan melihat Shaloom terdiam di balkon, mereka mulai khawatir sama Shaloom karena yang menelfonnya bernama 'coach' sama Shaloom.
"Hallo," Sapa Shaloom dengan suara gemetar.
"Hai Shal, apa kabar?" Suara disebrang sana menyapanya, suara itu masih sama dengan suara yang berteriak disamping lapangan dengan menggunakan kemeja putih dan blazer hitamnya. Yap! itu coach timnas Indonesia dan merupakan coach Shaloom selama 4 tahun kebelakang.
"Baik coach, kenapa coach telfon?"
"Coach mau tau keadaan kamu sekarang gimana, kamu udah ga di Indonesia?"
"Iya coach, aku udah ga di Indo."
"Shal, kamu mau ga main lagi buat Indonesia? Coach disuruh ketua PERBASI buat ajak kamu gabung lagi, buat jadi kapten lagi buat asian games taun depan. Urusan lutut kamu, kamu tenang aja, coach bakal siapin tim medis buat kamu. Kamu mau kan?"
Shaloom terdiam, ia sangat ingin posisi itu kembali. Tapi ia udah nyaman ada disini, dengan ke7 oppa barunya yang sangat sayang sama dia, Shaloom kembali meneteskan air matanya, potongan memori muncul kembali. Saat namanya menggelegar di Hall A Lapangan Basket Senayan, saat ia menembak asal dari ujung lapangan dan masuk di 0.51 detik terakhir, yang membawa Indonesia menjadi juara dengan skor 65-64 melawan Thailand. Semua oppa nya termasuk Yoongi yang baru bangun dari tidurnya tanpa sadar terus mendengarkan obrolan Shaloom dengan laki-laki diujung telfon sana, mereka tidak mengerti apa yang dibicarakan tapi dari nada Shaloom seperti ada kebimbangan yang ia alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING [BTS FANFICT]
أدب الهواةSeorang wanita berumur 17 tahun pergi ke Korea sendirian?! gaada tujuan yang paling penting ga di Indonesia. Dengan tabungannya yang cukup banyak dan penguasaan Bahasa Korea yang pas-pasan mungkin ia akan bertahan, mungkin. Kalau masalah ini tidak t...