Part 14

5.8K 215 2
                                    

Author POV

Nick melajukan mobilnya membelah jalan dikota Seoul ini dengan kecepatan yang sedang. Dia tidak mau Irene berteriak dan marah-marah karena ia melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata.

Lagian dengan kecepatan sedang ini, mereka berdua juga bisa menikmati keindahan kota Seoul di malam hari.
Irene ingin cepat-cepat pulang ke dormnya, karena ia merindukan para dongsaeng nya itu.

Irene menikmati indahnya Seoul di malam hari sampai-sampai ia tidak menyadari jika mobil yang dikendarai Nick sudah sampai di depan dorm Red Velvet.
"Anu....apa anda ingin mampir?" Tanya Irene.
"Jika kau izinkan maka aku menerimanya." Jawab Nick.

"Aku mengijinkannya kok." Jawab Irene mempersilakan.
Nick keluar dari mobilnya, sama halnya dengan Irene.
Irene menekan bel di gerbang dorm RV dan seseorang menyahutinya.

"Nee...sabar, sabar." Seru seseorang dari dalam. Itu suara mak lampir, Wendy.

Ceklek....

"OMO! UNNIEEEEE!!!!" Teriak Wendy dan menghambur ketubuh Irene.
Irene sempat kehilangan keseimbangan tubuhnya dan untung saja, dengan cepat dia mendapatkan kembali keseimbangan tubuhnya itu.

"Yak! Wendy-ah! Jangan seperti ini, aku bukannya tidak akan kembali lagi." Protes Irene dan kemudian terkekeh dengan sifat Wendy yang kadang nyebelin tapi ngangenin.

"Siapa ini? Apa ini adalah orang yang membawa Irene unnie pergi semalam? Dan tidak mengembalikannya kepada kami?" Tanya Wendy sinis.
'Mengembalikannya? Emang kalian pikir aku ini barang?' Tanya Irene dalam hati.

Fixs! Wendy sudah lupa dengan siapa dia berbicara sekarang. Wendy bisa saja kehilangan pekerjaannya saat ini juga. Tapi, tanggapan presdir SM ini benar-benar diluar dugaan.
"Maafkan aku nona, aku bukannya membawa pergi unnie mu. Aku hanya membantu kalian menjaganya saja." Balas Nick disertai senyum manisnya.

Walaupun hanya sebuah senyum kecil, senyuman itu sukses membuat Wendy dan Irene yang melihatnya blushing seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun hanya sebuah senyum kecil, senyuman itu sukses membuat Wendy dan Irene yang melihatnya blushing seketika.
"O-oke, silakan ma-masuk." Ucap Wendy gugup dan mempersilakan Nick untuk masuk.

Irene hanya menundukkan kepalanya, untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Mereka berjalan menuju pintu dorm RV. Seulgi, Joy, dan Yeri yang berada diruang tamu sambil menonton drama tidak menyadari kehadiran mereka bertiga.

Joy duduk berselenjoran dibawah sambil mencomoti cemilan di meja, Seulgi mengroll poninya dan menggunting kukunya, dan Yeri mengroll poninya sama dengan Seulgi dan memainkan hpnya.
Posisi mereka sekarang adalah membelakangi pintu masuk, yang berarti juga membelakangi mereka bertiga.

"Kalian belum tidur?" Tanya Irene yang melihat keadaan mereka yang masih melek, padalah sudah jam 9 malam.
Joy yang sedang mengunyah cemilan sekatika menghentikan aktifitasnya, Seulgi yang menggunting kuku juga melakukan hal yang sama, dan Yeri langsung menghentikan chatnya entah dengan siapa.

"Bukannya itu suara Irene unnie?" Tanya Joy, masih membelakangi Wendy, Irene, dan Nick.
"Mungkin kita hanya kangen dengan Irene unnie, makanya suara unnie ada disini sekarang?" Ucap Yeri.
"Unnie ada dipikiran kita sekarang. Sungguh, aku sangat kangen dengan unnie." Ucap Seulgi dan melanjutkan aktifitasnya.

"Aku senang kalau kalian kangen denganku." Ucap Irene dan menahan tawanya, ketika melihat membernya ini.
"Ini beneran unnie bodoh." Ucap Wendy lagi. Seketika mereka bertiga (Seulgi, Joy, dan Yeri) memutar kepala mereka dan membelakkan mata mereka.

"UNNIEEEE!!!" Teriak mereka bersamaan dan menghambur memeluk Irene.
"Unnie, kau kemana saja?" Tanya Seulgi.
"Unnie, kau tidak apa-apakan?" Tanya Yeri.
"Unnie, kau tahu? Kami ini kangen denganmu?" Tanya Joy.

"Sabar, sabar. Aku baru saja menginjakkan kakiku disini, kalian sudah memberondongiku dengan pertanyaan kalian?" Tanya Irene dan mengerucutkan bibirnya, pura-pura ngambek.
"Mianhae, unnie. Kami kelewat kangen." Ucap Seulgi.

"Ini....?" Yeri menggantung kalimatnya sambil menunjuk Nick.
Nick memberikan senyuman kecilnya.

Hari ini entah sudah berapa korban yang blushing gara-gara melihat senyuman dari seorang Nick Bateman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini entah sudah berapa korban yang blushing gara-gara melihat senyuman dari seorang Nick Bateman.
"Kenapa?" Tanya Nick melihat perubahan diwajah para member RV didepannya ini.

'Sial, kenapa manis banget sih?' Tanya Wendy dalam hati.
'Kalau dari dulu kek ginikan aku gak bakal bilang dia menakutkan?' Ucap Yeri dalam hati.
'Sekali dingin kayak kutub utara, tapi sekali manis bikin diabetes.' Ucap Joy dalam hati.
'Harus minum obat diabetes nih.' Batin Seulgi.
'Kalau dia dari dulu kek gini, aku gak bakal manggil dia tembok dan dispenser.' Batin Irene.

Nick menaikkan sebelah alisnya dan menatap member RV bingung. Bagaimana tidak? Mereka tiba-tiba diam dan wajah mereka memerah semua.
'Emangnya panas ya?' Batin Nick.
'Kurasa enggak? Orang ini AC nya 16° kok?' Batin Nick lagi.

Seketika member RV tersadar kembali dan mempersilakan Nick untuk duduk. Nick duduk ditempat yang disediakan dan menyeruput teh hangat yang tadi sempat dibikin Yeri.
'Ya Tuhan, anak orang bisa diabetes kalo minum teh ini.' Batin Nick.

Teh yang dibikin Yeri terlampau manis. Nick mengerutkan keningnya, karena Nick tidak terlalu suka dengan sesuatu yang manis. Apalagi teh yang mungkin ada 5 sendok makan gula didalamnya.

Irene merasa ada yang aneh dengan ekspresi Nick ketika meminum teh buatan Yeri pun merebut gelas teh dari tangan Nick. Masa bodo dengan sikapnya yang kurang ajar, orang Nick juga gak keberatan kok keknya.
Irene mengambil sendok dan menyuapkan teh itu kemulutnya.

Irene yang merasakan manis luar biasa itu langsung mengerutkan keningnya. Sama halnya dengan Nick tadi.
"Yerim-ah, apa kau ingin orang diabetes karena meminum minuman buatanmu?" Tanya Irene setelah bersusah payah menelan teh itu.

"Apa itu manis?" Tanya Yeri dengan polosnya.
"Bukan manis lagi ini namanya, tapi terlampai manis." Sindir Irene.
"Sudahlah, aku ada membawa PS4 kesini. Siapa yang mau main?" Tanya Nick kemudian.

"Saya!" Teriak Yeri bersemangat.
"Gurrae, ayo kita main." Ajak Nick dan mengambil PS4 dibagasi mobilnya.
Well, Nick memang selalu membawa PS4 itu kemana-mana. Alasannya agar ia juga mendapat hiburan ditengah-tengah kesibukannya.

#sorry kalo ada yang typo😅
Part kali ini lumayan panjang dari biasanya.
Yang awalnya 700 lebih kata sekarang menjadi 800 lebih kata😉
Semoga kalian tidak bosan membaca cerita author😉

See you all😆

Thanks for readers who has followed the author story untill now😊

My Beloved CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang